Contoh Kasus Korupsi Nasional
Korupsi itu ialah salah satu kepanjangan dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Artinya berdekatan. Korupsi itu mengambil suatu hal nan telah dipercayakan kepada kita buat menjaganya, namun buat melanggarnya itu bukan hak kita. Arti singkat korupsi yaitu menyelewengkan kewajiban nan bukan hak kita atau melanggar atau menyogok dan sebagainya.
Contoh korupsi ialah mengajar tak sinkron dengan waktu nan telah ditentukan bagi seorang guru. Kolusi ialah perbuatan nan tak jujur, misalnya memberikan uang pelicin agar kerja mereka lancar, namun memberikan uangnya secara sembunyi-sembunyi.
Sedangkan nepotisme ialah mendahulukan orang dalam atau keluarga dalam menempati suatu jabatan misalnya. Nepotisme sifatya tak adil, sebab belum tentu kualitas orang dalam lebih baik dari pada kualitas orang baru. Dari kepanjangan KKN tersebut, sebuah kata nan paling sering disebut-sebut ialah korupsi. Korupsi itu mungkin hal nan paling nampak di antara arti nan lainnya.
Berikut Lima Contoh Korupsi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Nyogok Duit Agar Lulus PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Hal nan demikian ini merupakan contoh kasus korupsi nan paling sering terjadi setiap tahunnya. Mereka itu lebih baik menjual sawah, ladang, kebun, rumah sekalian hanya buat menyogok agar dirinya atau keluarganya dapat lulus PNS.
Namun sayang, sudah begitu, PNS juga tak menerimanya. Akhirnya uang tidak kembali dan nangis Bombay, kelenger sekalian. Sungguh, orang-orang nan masih berpaham primitif nan mau melakukan hal semacam ini. Kasus penyogokan agar diterima menjadi PNS ini memang sangat merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Tidak sadar bahwa gajinya itu ialah dari uangnya sendiri, lalu semua itu menjadi haram. Ingat, haram!
Tidak apa-apa kita blak-blakan saja bahwa kasus semacam ini HARAM. Makanannya haram. Minumannya haram, hal-hal nan dibelikan dari hasil uang gaji si PNS nan melakukan korupsi ini. Ingat juga, uang haram itu bagi tubuh kita halal, HALAL buat neraka.
2. Ongkos Bus Dilebih-lebihkan Melebihi Ongkos Tarif Standar
Contoh kasus korupsi semacam ini juga sangat mengkhawatirkan. Namun, hal ini menandakan bahwa bangsa kita masih bodoh dan miskin, juga kering akan nilai-nilai ruhani. Jiwa mereka kering.
Ingat, jangan pernah memberikan uang bus nan menggunakan karcis, namun kita tak menerima karcis hak kita, karena nanti kita bisa-bisa ditipi ketika kita dioper atau dipindakan ke bus lain di jalan atau di terminal. Kasus ini sering juga terjadi. Saya sendiri mengalaminya di daerah Jawah Tengah. Padahal saat itu Indonesia sedang tertimpa musibah gunung merapi nan termin awas. Namun, masih ada nan belum bertaubat.
3. Curang terhadap Timbangan dalam Transaksi Jual Beli
Kasus ini hal nan biasa juga terjadi di pasar-pasar. Namun, ingatlah Allah sudah menasihati kita dalam Al-Quran tentang orang-orang nan suka mengurangi timbangan. Hal ini sangat merugikan kedua belah pihak, pembeli rugi, pedagang rugi karena telah berdosa menzalimi pembeli.
4. Bolos Sekolah atau Bolos Mengajar Atas Alasan nan Tidak Syar'i
Ternyata ada dosen atau guru nan bolos tak mengajar dengan alasan nan dibuat-buat. Hal ini sudah dialami oleh ibu saya. Alasannya diada-adakan. Entahlah, mungkin dia sedang stress jadi tak dapat diganggu. Begitu juga dengan para pembolos sekolah. Mereka seperti belum paham tentang arti disiplin.
5. Makan Uang Amanah
Uang amanah contohnya ialah uang zakat, infak masjid, dan sebagainya nan dititipkan kepada kita. Namun, ternyata masih juga ada nan menyelewengkannya.
Itulah beberapa contoh kasus korupsi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus menyadarinya. Ingat wafat agar kita cerdas, karena orang cerdas ialah orang nan mengingat mati.
Contoh Kasus Korupsi Nasional
Banyak sekali kasus korupsi nan telah terjadi di negara kita. Semakin hari seakan tidak ada hal nan bukan mengenai warta masalah korupsi. Karena memang korupsi seakan telah menjadi budaya dan selalu dilakukan oleh para pejabat negara ataupun penguasa kita.
Publik banyak tersentak dengan semakin maraknya kasus korupsi nan terjadi. Bahkan kebanyakan dari para pemimpin daerah seperti wali kota dan bupati terjerat kasus korupsi ini.
Selain itu, secara taraf nasional juga ada kasus korupsi nan sayangnya upaya pengusutannya sering mendapatkan jalan buntu. Banyak hal nan menyebabkan hal ini misalnya ialah sebab memang tindak korupsi nan dilakukan tersebut menyeret banyak nama tokoh krusial sehingga menyulitkan dalam tindak penanganannya.
Contoh kasus korupsi nan paling besar beberapa waktu nan lalu ialah mengenai kasus bank Century. Berapa banyak uang rakyat nan dinilai telah diselewengkan oleh para pembuat keputusan nan ada?
Sejatinya bank Century ialah bank nan tidak begitu memiliki ukuran nan terlalu besar dalam global ekonomi negara kita. Namun pada saat itu harus dilakukan upaya penyelamatan bank Century dengan nilai rupiah nan begitu tinggi setara dengan beberapa triliyun rupiah,
Banyak pihak nan meragukan mengenai hal ini. apakah memang tindakan nan dilakukan ialah sebuah hal nan tepat? Apakah memang uang nan telah digunakan ialah hal nan efektif dan memang harus dilakukan? Apakah memang jika tak dilakukan upaya penyelamatan bank Century ini maka akan sangat memberikan pengaruh nan besar bagi kegiatan dan kondisi ekonomi nan ada di Indonesia pada saat itu?
Itulah beberapa pertanyaan nan banyak sekali muncul di publik. Dan pemerintah seakan tetap merasa begitu nyaman dengan apa nan sudah mereka lakukan dan tetap melenggang dengan tenang.
Kebanyakan tokoh nan terjerat kasus hukum ini tetap tidak bergeming. Telah dilakukan usaha pengusutan sampai dibuatlah Panitia Spesifik mengenai kasus bank century ini oleh pihak DPR.
Namun hasil nan dikeluarkan pun juga sungguh aneh. Hasil tersebut mengatakan apakah memang terjadi keanehan dalam kasus bank Century ini nan mengindikasikan adanya tindak korupsi atau tak dilakukan pengambilan keputusan melalui pemungutan suara antar fraksi nan ada di DPR.
Sungguh aneh bukan? Sejatinya penyelesaikan masalah kasus korupsi ini haruslah dengan pengusutan dan tindakan penelitian nan menyeluruh dari pihak nan terkait. Bukan dilakukan dengan cara pemungutan suara di DPR nan tentu saja diwarnai dengan adanya kepentingan dari setiap pihak atau fraksi nan ada.
Nama tokoh nan terkena kasus korupsi ini bisa bebas dan pergi dari Indonesia dengan mudah. Nama menteri Keuangan pada saat itu yaitu Sri Mulyani bisa lepas dari semua tindakan pengusutan. Bahkan ia telah pergi dan memegang posisi sebagai kepala Bank Global saat ini. sehingga bisa lepas dari upaya pengusutan.
Nama wakil Presiden kitapun masih sangat sulit buat dipegang. Padahal nan memegang posisi sebagai Menteri Keuangan pada saat keputusan penyelamatan bank Century terjadi ialah wakil presiden ini. tentunya ia akan memiliki banyak pengetahun mengenai hal ini.
Beberapa saat nan lalu, publik disentak dengan pernyataan ketua KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad nan menyatakan bahwa dirinya dan pihak KPK siap buat mengusut kasus Bank Century ini kembali, juga memerikasa semua nama nan terkait termasuk orang nan memiliki jabatan tinggi di pemerintahan.
Kita sebagai publik hanya bisa menunggu dan melihat apa nan akan terjadi dengan banyaknya kasus korupsi nan terjadi di Indonesia beberapa waktu ini. jelaslah kasus korupsi nan terjadi tidak akan membawa laba dan kemaslahatan bagi rakyat. Justru hanya akan membuat rakyat semakin sengsara. Karena memang uang mereka nan seharusnya digunakan buat upaya peningkatan kesejahteraan mereka harus masuk ke kantong pribadi dan hanya buat kepentingan pribadi atau golongan saja.
Padahal para pelaku tindak korupsi ini sejatinya ialah orang nan memegang amanah rakyat buat bisa mengurusi segala urusan mereka. Tidak salah jika ada nan mengatakan bahwa para pejabat dan pemimpin nan ada di negeri ini ialah orang nan tidak amanah dan tidak bisa buat menjalankan kepercayaan rakyat kepada mereka.
Sehingga apa nan mereka lalukan bukanlah buat kesejahteraan ataupun kepentingan rakyat. Namun hanya buat sebatas kepentingan mereka sendiri ataupun kelompok mereka. Dengan mengesampingkan kepentingan rakyat.
Itulah nan banyak terjadi di negara kita tercinta ini. kasus korupsi menjadi suatu hal nan biasa. Itulah nan bisa kita lihat dari beberapa contoh korupsi nan dijelaskan di atas, baik dari skala nan kecil sampai skala nan lebih besar.