Harus Membeli
Rasionalitas Membeli Blackberry
Blackberry baru kian canggih dengan tampilan nan semakin menawan. Layar sentuh dan berbagai fitur membuat air liur para peminat BB mengalir tidak henti dari celah bibir. Ada nan hanya menelan liur itu tetapi ada nan rela antri demi mendapatkan BB terbaru dengan harga nan telah didiskon. Luar biasa sekali. Uang jutaan rupiah seolah tiada artinya bagi sebagian orang. Yang terpenting ialah prestise. Sebenarnya buat menunjang aktivitasnya, tak perlu menggunakan BB nan sangat canggih.
Jenis Bellagio nan masuk dalam kategori BB kelas menengah saja telah cukup menunjang semua kegiatan. Email, BBM, bahkan facebook, twitter, dapat digunakan asalkan pulsa mencukupi. Tetapi topik ini membicarakan orang Indonesia nan sudah mempunyai kemampuan finasial luar biasa. Entah dari mana mendapatkan uangnya, nan niscaya ialah gaya hayati mereka agak menakutkan. Tidak sporadis mereka berkorban begitu banyak demi mendapatkan kehidupan nan begitu mewah.
Utang kartu kredit nan menumpuk ialah salh satu pengorbanan nan dilakukan demi dapat menjalani hayati nan sangat mewah. Penghasilan 10 juta per bulan, sudah tentu tak dapat mencukupi buat biaya semua nan diinginkannya. Belum lagi pembayaran kredit rumah nan berada di perumahan mewah di daerahnya. Kalau hal ini dibiarkan, maka orang-orang seperti ini akan dikendalikan oleh uangnya. Mereka kalah dalam pertarungan melawan dunia.
Teknologi akan semakin canggih. Lalu apakah setiap hal nan baru itu harus diikuti? Jangan sampai menjadi korban teknologi. Yang harus dilihat ialah apakah memang membutuhkan teknologi tersebut. Kalau memang sangat mendesak dan sangat membutuhkan teknologi terbaru, maka berapapun harganya harus dibeli. Tetapi kalau pertimbangannya hanya buat gaya dan buat pamer saja. Hal ini bukan suatu rasionalitas nan patut diikuti. Itulah emosi. Membeli suatu barang mahal sebab emosi hanya akan membuat penyakit mental nan parah.
Penyakit mental ini akan mendorong penderitanya membeli lagi dan lagi berabgai teknologi terbaru. Ia tak akan pernah merasa puas. Hidupnya akan sangat sibuk oleh mencari informasi tentang teknologi terbaru itu. Dunianya sangat sibuk sehingga ia lupa dengan akhirat. Tidak ada rasa ‘cukup’ dalam hatinya. Ia menjadi sangat lalai. Ia lupa mensyukuri semua nikmat dalam hidupnya. Ia mengira bahwa hidupnya di global ini bukan bagaikan mengontrak rumah melainkan bagaikan seorang pemilik rumah.
Sungguh orang-orang seperti ini sangat merugi. Seharusnya waktu nan ada dimanfaatkan buat lebih memikirkan akhirat sehingga ketika mempunyai uang nan lebih, nan terpikirkan bukan buat membeli barang terbagus dan tercanggih, melainkan ke mana akan menyumbangkan uang itu. Apa nan inheren ke dirinya disyukuri sebagai sesuatu nan tidak harus diganti bila masih dapat digunakan. Orang-orang seperti ini niscaya akan terlihat lebih berbahagia dan lebih tenang. Ia tahu ke mana akhir hayatnya.
Ingatlah bahwa ketika ada BB baru, pikirkanlah bahwa sebenarnya tak akan terlalu banyak berbeda dengan ponsel BB lama nan telah mempunyai teknologi menengah. Tidak perlu malu dengan apa nan dimiliki kalau barang itu dibeli dengan cara dan dari uang nan halal. Belum tentu BB baru akan memberikan keberkahan hayati nan lebih baik. Keberkahan hayati ini ialah satu faktor nan sangat krusial agar hati dan jiwa menjadi tenang dan damai.
BB Freak
Kalau pikiran dan jiwa tenang dan damai, semua aktivitas akan berjalan lancar dan tak ada rasa nan mengganjal. Bukankah mempunyai BB itu terkadang malah membuat hati terlena. Waktu nan seharusnya digunakan buat beribadah, menjadi berkurang sebab ingin menjawab pertanyaan tak krusial dari teman nan hanya iseng. Ini mungkin dapat dikatakan sebagai bentuk dari ‘BB freak’. Berhati-hatilah jangan sampai termasuk ke dalam kategori ‘BB Freak’.
Ciri-ciri ‘BB Freak’ ialah ketika bangun tidur, nan dicari ialah BB-nya. Ia tak berpikir buat minum air putih segelas lalu mengambil wudhu dan berdoa dengan wirid nan agak panjang sesudah sholat. Menggunakan waktu dipagi hari lebih dari satu jam hanya buat melihat apa nan terjadi di daftar teman BB-nya. Kapanpun dan di manapun, BB ialah teman nan paling dekat. Bahkan pasangan sendiri pun dibiarkan berjalan sendiri sebab ingin merespon apapun nan ada di BBM. Sepertinya BBM ialah sahabat sejati.
Padahal apa nan terjadi di BBM itu mungkin bukan sesuatu nan konkret dan hanya buakan semata. Setiap ada BB baru, nan ada di otaknya ialah membelinya. Selain itu, seseorang nan termasuk golongan BB freak akan mengganti gambar profilnya hampir 3 kali sehari dengan berbagai latar belakang nan menunjukkan betapa hebat dan makmurnya dirinya. Suka pamer ialah penyakit hati para BB freak. Apakah mau hayati seperti ini? Sangat tak menyenangkan mempunyai pasangan nan BB freak.
Harus Membeli
Anggapan bahwa Blackberry hanya buat orang kaya atau kalangan menengah-atas secara perlahan sudah mulai tergusur sebab kenyataannya banyak masyarakat kelas menengah bahkan hampir bawahpun nan sudah memiliki Blackberry ini. BB baru memang banyak menjadi pilihan dibandingkan Blackberry second nan sudah dipakai orang lain. Mengapa? Anggapan bahwa menggunakan hape mahal terlebih Blackberry nan tergolong banyak fitur kurang afdhol kalau bukan nan pertama sebagai penggunanya.
Penggunaan Blackberry sendiri sudah makin terdiferensiasi ke berbagai kalangan, pebisnis, akademisi, ibu rumah tangga, sampai anak sekolah berjamaah menggunakan handphone nan juga menjadi kesayangan Barack Obama ini. Diketahui bahwa selama masa kampanye (menjadi instrumen), ia juga ternyata menggunakan jasa Blackberry buat meraih dukungan massa pendukungnya.
Memang banyak benarnya asumsi apapun barang baru lebih safety jika dibandingkan barang bekas nan sudah digunakan orang. BB baru nan masih “hangat” keluar dari pabrikan lebih mempunyai taraf safety nan tinggi, plus masih melekatnya garansi sehingga jika terjadi sesuatu hal nan tidak diinginkan maka dapat segera melakukan komplain kepada distributornya langsung.
Berbeda dengan Blackberry second nan sangat riskan unsafety, bahkan mungkin juga sudah tidak ada garansinya, nan jika terjadi segala hal nan tidak diinginkan Anda sebagai pembeli nan akan menanggung risiko. Tak sedikit orang nan membeli Blackberry second malah mengeluarkan biaya hampir sama bahkan lebih sebab trouble nan tentunya membutuhkan biaya nan tidak sedikit buat service sebab biasanya suku cadangnya harus serba asli.
Langkah-langkah
Sebelum membeli Blackberry baru ada beberapa hal nan patut Anda perhatikan supaya tidak terkecoh dan merugikan Anda. Langkah-langkah dibawah ini akan sangat membantu bagi Anda, terutama nan masih tergolong awam ihwal Blackberry.
* Jika memungkinkan, Anda perlu kiranya mempertimbangkan buat membeli Blackberry langsung di operator resminya. Dapat dipastikan harganya (kalawpun ada perbedaan) tidak jauh beda dengan nan dijual di sembarang outlet. Pertimbagannya jelas soal garansi nan apabila membeli di loka resmi, jika suatu ketika Blackberry Anda ngadat dan masa garansi masih ada tinggal melakuakn komplain ke distributor resmi tersebut.
* Periksalah secara teliti kotak kemasan dan alat kelengkapan lainnya seperti headset, charger, buku pedoman penggunaan, USB, dsb. Kotak Blackberry juga biasanya seragam dihampir setiap toko sebab dipasok dari pemasok nan sama. Jika Anda membeli Blackberry kepunyaan operator luar negeri (AT & T) memiliki rona box kuning, dan chargeran nan memakai konektor pipih dan tiga kaki.
* Periksa juga IMEI nan ada dalam box dengan Blackberry harus sama persis. Untuk mengeceknya, Anda tinggal baca IMEI nan ada di box dan dibalik Blackberry nan dibeli, lalu samakan. Jika sama, maka tidak ada masalah.
* Tanyakan juga secara detil mengenai agunan dan garansi sebagai langkah antisipasi jika Blackberry Anda ternyata ada problem.
* Lakukan pengecekan fisik dan keypad.
Itulah beberapa tips buat Anda nan akan membeli Blackberry baru supaya tidak merasa dirugikan.