Beberapa Tujuan Komunikasi
Komunikasi sering terjadi bergitu saja. Bahkan kadang tak kita sadari. Aksi diam dan tak berkata sepatah kata juga termasuk kegiatan komunikasi. Dan hal itu dapat berarti banyak dalam proses interaksi. Untuk itu akan menarik mengetahui tujuan komunikasi dalam diri manusia. Baik itu tujuan komunikasi dari diri kita maupun orang lain.
Mengapa ada Tujuan Komunikasi?
Komunikasi memang gampang-gampang susah. Banyak orang beranggapan komunikasi tak usah dipelajari. Toh, semua orang mampu berkomunikasi. Namun banyak nan tak menyangka, kesalahan komunikasi sering terjadi dan dapat berakibat buruk. Untuk itu, perlu diketahui apa saja tujuan komunikasi nan sering kita lalukan.
Komunikasi terkadang dianggap remeh. Padahal sering berakibat buruk. Salah menerjemahkan atau menyampaikan pesan dapat berujung pada interaksi nan buruk. Bahkan dapat merembet ke hal lain. Misalnya tugas nan seharusnya dikerjakan bersama, jadi terbengkalai. Untuk itu, keahlian komunikasi sering menjadi syarat nan harus dimiliki agar berhasil dalam karir. Nah, buat mengembangkannya maka paling tak harus mengetahui motof kita dalam berkomunikasi.
Beberapa Tujuan Komunikasi
Komunikasi tentu saja menyampaikan pesan kepada orang lain. Namun tentu ada tujuan eksklusif dalam penyampaian pesan tersebut. Tujuan ini dapat juga berarti motif kita melakukan komunikasi. Terkadang tujuan ini merupakan hal nan tak disadari oleh komunikator.
Tujuan komunikasi juga dapat dikenali dengan mudah, namun kadang juga lebih susah buat dikenali. Tujuan komunikasi ini juga tak selalu diinformasikan secara terbuka. Bahkan sering kali tujuan komunikasi ini bersifat tersembunyi.
Meskipun begitu, rata-rata tujuan komunikasi manusia masih dalam lingkup nan sama. Artinya tak berubah seperti perkembangan teknologi komunikasi. Beberapa tujuan komunikasi, antara lain sebagai berikut.
• Menemukan
Orang melakukan komunikasi buat menemukan diri. Dalam pertukaran pesan, kita bisa lebih mengenal diri sendiri maupun orang lain. Proses komunikasi memberikan kita kesempatan buat melakukan persepsi. Baik persepsi kepada orang lain dan juga persepsi terhadap diri sendiri. Kita akan lebih paham mengapa orang lain bersikap seperti itu, bukannya begini, dan mengapa serta bagaimana kita menyikapi sikap itu. Hal ini sering dijumpai dalam komunikasi antarpribadi.
Ketika melakukan komunikasi antar pribadi, kita akan melakukan pertukaran pesan. Umpan balik dari orang lain dapat berarti banyak. Dari umpan balik itu kita dapat mengetahui sifat pesan kita nan telah disampaikan. Kita akan merasa wajar atau tak dalam menyikapi pesan dan umpan balik nan terjadi dalam proses komunikasi. Kadang kita juga ada perasaan bahwa kita itu sama dengan orang lain, sebagai suatu persona nan normal.
Komunikasi juga bisa terjadi dalam bentuk perbandingan sosial. Kita dapat membandingkan kemampuan atau kelemahan kita dengan orang lain lewat komunikasi. Dari sini kita dapat melakukan proses penilaian terhadap cara hayati kita. Otomatis juga telah melakukan evaluasi dan sosialisasi terhadap diri sendiri.
Lewat komunikasi, kita akan mendapat informasi nan membuat kita lebih mengenal diri sendiri dan orang lain. Dengan komunikasi juga kita dapat melihat informasi nan membuat kita semakin mengenal global luar. Apalagi di era informasi sekarang ini. Hampir sepanjang hari kita diterpa oleh media. Secara tak langsung juga kita dipaksa mengolah informasi nan masuk.
Informasi nan masuk ini kita olah dan menimbulkan persepsi sendiri. Informasi ini juga akan membuat kita lebih intens melakukan komunikasi intra persona. Dengan ini, kita lebih dapat mengenal diri sendiri. Berdasarkan informasi nan telah diserap ini juga kita akan dapat memperoleh bahan buat mendiskusikan sesuatu dengan orang lain.
Proses diskusi tentang hal nan kita inginkan, juga akan menambah informasi tentang diri kita atau orang lain. Sering kali sosialisasi ini berlangsng secara tak sadar. Namun efeknya akan jelas sebab akan memengaruhi pola berpikir dan bertindak seseorang.
• Untuk Berhubungan
Komunikasi juga bertujuan buat menjalin interaksi dengan orang lain. Dapat juga buat memelihara interaksi nan telah ada. Hal ini lumrah sebab manusia ialah makhluk sosial. Kita akan cenderung lebih bahagia buat disukai dan menyukai orang lain. Bahkan banyak orang nan memperoleh kenikmatan eksklusif dalam interaksi sosial. Hal ini ditunjukkan di era modern dengan menjamurnya media sosial. Jika kita membuat status di media sosial, tentu agar dibaca oleh orang lain.
Kita juga ingin melihat informasi dari orang lain. Bahkan kita sering berkomentar dalam hati mengenai keluh kesah mitra kita di media sosial. Manusia tak lepas dari interaksi sosial dengan sesama. Kita berkomunikasi sering juga memang hanya buat berhubungan dengan orang lain.
Basa-basi merupakan jenis percakapan nan memang tanpa makna kecuali menjalin interaksi baik dengan orang lain. Komunikasi tak hanya dapat menjalin atau memelihara hubungan, tetapi dapat juga merusak interaksi nan ada.
• Untuk Meyakinkan
Kita berkomunikasi sering bertujuan buat meyakinkan orang lain. Meyakinkan orang lain agar paham atau setuju dengan maksud kita. Hal ini bahkan menjadi prinsip dari media massa atau media iklan. Mereka malah tak hanya meyakinkan seseorang buat sepakat, tetapi juga bergerak buat melakukan sesuatu nan menguntungkan mereka. Kita memang secara tak sadar terpengaruh oleh persuasi ini.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering berusaha meyakinkan orang lain. Kita ingin pesan kita diterima dengan baik, bahkan berharap respon nan baik atas pesan itu. Kita bahkan sering meyakinkan orang lain agar sepakat dengan selera kita. Misalnya selera berbusana, musik, film, atau olahraga.
Tidak sporadis kita menjadi "korban" dari persuasi ini. Persuasi ini akan lebih mudah dilakukan dalam komunikasi antarpribadi. Jadi, tak heran kita sering makin teguh pendirian atau berubah pikiran setelah berbincang dengan orang lain.
Dalam komunikasi intrapersona, bahkan kita harus meyakinkan diri sendiri atas suatu sikap atau pemikiran. Jika kita menggemari Justin Bieber, maka kita akan sering meyakinkan diri buat suka penyanyi itu. Bahkan akan lebih nyaman agar orang dekat kita menyukai Bieber. Jika berjumpa orang nan tak suka bahkan membenci Bieber, kadang kita akan menjelma menjadi pasukan berani wafat buat meyakinkan bahwa dia layak disukai.
• Bermain
Komunikasi sering dilakukan buat tujuan menghibur. Entah itu buat menghibur diri sendiri atau menghibur orang lain. Bahkan kita sering membayar buat informasi nan sifatnya hiburan. Bahkan informasi nan serius sekalipun akhirnya menjadi hiburan bagi kita. Misalnya warta perang, musibah, atau warta politik.
Sebenarnya tak ada imbas langsung dari informasi tersebut kepada diri kita atau keluarga. Namun tetap saja kita membayar dan menyempatkan waktu buat menikmatinya. Seandainya ada warta perang antara Amerika Perkumpulan melawan Alien dari bulan, sering kita menyikapinya sebagai hiburan.
Bukan suatu hal nan urgen sehingga kita tak merasa harus membeli AK-47 atau sepeti granat. Bahkan ironisnya, musibah juga menjadi hiburan bagi kita. Bukan berarti hiburan nan membuat kita senang. Namun hiburan seperti melihat tayangan film. Kita ikut bersimpati, ngeri, bahkan sedih. Walau sebenarnya tak ada interaksi seujung rambut apapun dari musibah tersebut dengan kehidupan kita.
Bahkan kita sering melakukan komunikasi buat menghibur, padahal kurang etis. Misalnya, menggunjing orang lain. Kita memperoleh kenikmatan dari situ, namun sayangnya hal itu bukanlah suatu hal nan etis. Kita melakukan komunikasi antarpribadi buat mendapatkan informasi nan menghibur kita, namun mungkin tak penting.
Kita juga melakukan komunikasi intra persona dengan tujuan serupa. Contohnya mungkin saat kita membayangkan menjadi Sekjen PBB atau jadi versus main Tom Cruise di film Mission Imposible VIII. Tidak penting, tetapi menghibur.
Tujuan komunikasi memang masih banyak, tetapi hal-hal tersebut bisa mewakili tujuan utama. Sekarang ialah bagaimana kita menyikapi hal-hal tersebut agar bisa mencapai komunikasi nan efektif. Komunikasi nan kita lakukan sendiri sering berisi kombinasi dari hal-hal di atas. Selain itu, hal tersebut juga akan mengingatkan bahwa komunikasi itu dapat berbahaya.