Tips Permainan di Keranjang Berjalan
Ragam Keranjang Untuk Belanja
Orang Indonesia telah mengenal keranjang buat belanja sejak lama. Ada nan berupa anyaman bambu atau plastik. Sebelum penggunaan plastik sedahsyat saat ini, ibu-ibu nan akan ke pasar selalu membawa keranjang. Besarnya keranjang biasanya cukup buat sekali belanja. Isi belanjaan biasanya sayur, lauk pauk, dan makanan buat anak-anaknya. Lain loka bentuk keranjang ini dapat berbeda.
Di pedalaman Papua hingga kini para wanita nan ke pasar tak menggunakan keranjang tetapi homogen loka nan terbuat dari serat kayu dan dibawa dengan bertumpu pada kepala. Di daerah Sumatera Selatan, masyarakat mengenal kata ambung. Ambung ini ada nan kecil dan ada nan besar. Ambung terbuat dari bambu. Bentuknya seperti wadah air ukuran besar. Saat ini pun ambung masih sering dipakai buat ke kebun atau ke sawah. Orang tua masih menggunakannya. Tidak anak-anak muda.
Anak muda lebih memilih kantong plastik. Seiring dengan adanya gerakan ‘go green’, ada juga supermarket nan tak menyediakan kantong plastik. Tetapi tak banyak supermarket nan seperti ini. Kantong plastik itu telah begitu menginvasi kehidupan modern. Jangan heran kalau begitu banyak sampah plastik bertebaran di mana-mana. Sampah plastik ini tak akan mampu diurai oleh bumi dalam waktu nan lama. Walaupun kini mulai ada kantong plastik nan terbuat dari bahan alami, ternyata keberadaan tak terlalu terlihat.
Biaya pembuatan nan alami dengan menggunakan tepung ini cukup mahal. Sedangkan kebutuhan kantong platik terus meningkat. Manusia sekarang tidak mau repot memikirkan hal-hal nan rumit. Bagi mereka, kalau ada nan mudah mengapa harus menggunakan nan susah. Konsep serba ingin cepat dan tak mau repot ini telah menumbuhkan sikap nan tak simpatik kepada bumi. Akhirnya bumi pun mengamuk dengan membalas kecuekan manusia itu dengan banjir, tanah longsor, dan berbagai bala alam lainnya.
Bagaimanakah cara manusia agar dapat terlepas dari plastik? Penggunaan keranjang buat belanja harus dikembalikan kepada pada saat zaman dahulu. Semua rumah mempunyai keranjang ini dan mengurangi penggunaan kantong plastik. Supermarket dan loka belanja lain harus ikut mendidik masyarakat agar tak bergantung pada penggunaan plastik. Mungkin sine qua non gerakan serantak agar semua orang menyadari dampak kalau menggunakan plastik tidak terkendali.
Bagaimanakah sebenarnya sejarah inovasi keranjang buat belanja ini? Berikut ini sejarah singkat sebuah troli atau keranjang buat belanja nan sering digunakan di supermarket cukup besar, seperti Giant, Hero, Hypermart, Lotte, dan lain-lain.
Sejarah Keranjang Berjalan
Keranjang berjalan pertama diciptakan oleh Sylvan Goldman pada tahun 1937. Sylvan Goldman memiliki sebuah jaringan supermarket di Oklahoma, dan ia melihat pelanggannya kewalahan membawa belanjaan dengan menggunakan keranjang tangan. Selain berat juga akhirnya orang malas buat membeli barang dalam jumlah nan banyak. Kalau ada troli atau keranjang berjalan, orang akan tergoda buat membeli barang dalam jumlah nan banyak.
Dengan donasi seorang mekanik bernama Fred Young, Sylvan pun kemudian menciptakan prototipe keranjang belanja berjalan pertama. Prototipe ini terbuat dari kursi lipat, roda, dan sepasang keranjang kawat. Keranjang berjalan ini tak serta merta sukses. Saat itu, masyarakat menganggap bahwa pria dengan mendorong sebuah keranjang ialah banci. Sementara kaum wanita berpendapat bahwa keranjang berjalan itu seperti mendorong kereta bayi dan terkesan kuno.
Namun belakangan, masyarakat pun menyadari kegunaan keranjang berjalan ini. Pada tahun 1940, popularitas keranjang berjalan pun memuncak, sampai-sampai para toko nan ingin membelinya harus menunggu selama tujuh tahun! Inilah bukti sesuatu nan kegunaan tak selalu langsung diterima. Pada tahun 1947, Goldman menyempurnakan rancangan keranjang berjalan ini. Tak hanya itu, ia juga memperbesar ukuran keranjang belanja, dengan anggapan keranjang belanja nan lebih besar akan meningkatkan pembelian barang.
Tips Permainan di Keranjang Berjalan
Agar anak-anak betah saat diajak belanja di supermarket, Anda dapat menciptakan permainan seru buat mereka. Alatnya juga mudah, hanya satu keranjang belanja berjalan. Apa sajakah itu?
* Apa daftar belanjamu, Nak?
Permainan ini melibatkan anak secara langsung saat Anda berbelanja. Sebelum berangkat ke supermarket, diskusikan dengan anak tentang menu makanan selama seminggu, lalu ajak anak buat membuat daftar belanja sendiri. Di supermarket, sambil menyusuri daftar belanja, Anda juga dapat menjelaskan mengenai asal-muasal kuliner dan bahan-bahan pembuatnya. Jangan lupa buat libatkan anak juga saat tengah memasak bahan-bahan nan telah dibeli.
* Ngebut tanpa benjut!
Bagi anak nan lebih kecil, Anda dapat berpura-pura ngebut dengan keranjang berjalan. Saat ia mulai bosan, Anda dapat berujar “Ayo, kita ngebut sampai kios ayam dan daging!” lalu sedikit mempercepat laju keranjang belanja Anda. Tapi eits, jangan kencang-kencang, ya!
Selamatkan Bumi dengan Memakai Keranjang
Anda niscaya sering melakukan aktivitas belanja, entah itu belanja online atau belanja secara langsung. Biasanya ketika belanja online kita akan melihat ada sebuah gambar keranjang kecil nan biasanya terletak di sudut halaman atas. Itulah nan disebut dengan keranjang ala pasar online.
Ketika kita belanja online akan muncul juga gambar keranjang belanja di bawah produk nan dijual. Ketika Anda klik gambar itu berarti Anda sudah memasukkan produk itu ke dalam keranjang belanja dan siap buat dibeli. Tetapi bagaimana bila Anda belanja secara offline atau berjumpa secara langsung dengan penjual? Semisal di pasar dan di supermarket, apakah Anda menggunakan keranjang belanja?
Ketika Anda belanja di supermarket atau minimarket maka jawabannya ialah Iya. Keranjang belanja pun disediakan oleh pihak penjual tetapi ketika sudah sampai di kasir, keranjang pun dikembalikan ke posisi semula. Kemudian kasir akan memasukkan semua belanjaan Anda ke dalam kantong plastik. Begitu juga ketika
Anda belanja di pasar tradisional, kebanyakan dari kita selalu belanja dengan tangan kosong dan pulang membawa berplastik-plastik berisi sayur mayur, buah atau daging. Lantas mengapa Anda dan kita semua tak menggunakan keranjang buat menggantikan fungsi plastik?
Mengapa Kita Harus Menggunakan Keranjang ketika Belanja?
Bumi sudah semakin panas. Pemanasan dunia sudah membuat lapisan ozon menjadi bolong dan pembakaran plastik bisa membantu merusak bumi. Plastik ialah benda nan hampir sehari-hari ada di dalam kehidupan kita dan posisinya sangat susah digantikan dengan keranjang.
Karena sulit didaur ulang itulah nan menyebabkan penggunaan plastik nan melampaui batas bisa merusak lingkungan. Butuh waktu puluhan tahun buat tanah bisa mencerna sebuah kantong plastik. Oleh sebab itu mulailah membiasakan diri buat belanja dengan memakai keranjang.
Bila membeli makanan ringan, sebaiknya membawa kotak makan sendiri. Karena makanan nan dimasukkan ke dalam kantong plastik bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh bahkan bisa memicu penyakit kanker. Jadi mulailah buat membeli beberapa keranjang belanja dengan berbagai macam ukuran buat berbagai keperluan belanja Anda.
Dahulu, Ibu-ibu kita selalu menggunakan keranjang saat berbelanja di pasar tradisional. Perhatikan saja sekarang, kebanyakan pembeli nan menggunakan keranjang saat ke pasar ialah nenek-nenek atau Ibu-ibu setengah baya. Penggunaan plastik sudah menjadi trend sendiri. Apalagi bila plastik nan didapat ialah plastik dari sebuah toko dengan tulisan merk terkenal dan di desain bagus. Maka dengan menjinjing plastik tersebut Anda mempunyai kebanggaan tersendiri ketimbang menjinjing keranjang.
Kini ubahlah sedikit pola pikir Anda. Pikirkan tentang masa depan lingkungan dengan melakukan hal-hal kecil seperti mengganti kantong plastik menjadi keranjang. Padahal sekarang, sudah banyak sekali diproduksi keranjang buat belanja dengan model-model unik dan enak dipandang. Motif dan bahan keranjang belanja pun bermacam-macam. Ada nan terbuat dari rotan, dari bambu, dari akar-akar, dan lain sebagainya.
Jadi sekarang beralihlah memakai keranjang buat belanja. Selamatkan bumi kita buat anak kita di masa depan.