Peninggalan Bersejarah di Gunung Arjuna

Peninggalan Bersejarah di Gunung Arjuna

Gunung Arjuna atau Gunung Arjuno nan terletak di sebelah barat Batu, Malang-Jawa Timur, ternyata bukanlah loka wisata biasa. Ada berbagai macam area wisata nan ditawarkan oleh gunung ini, air terjun yang memukau, peninggalan bersejarah, sampai perkebunan apel.

Jika Anda penikmat wisata alam, berikut ini estetika alam Gunung Arjuna nan bisa Anda jadikan surat keterangan berwisata bersama keluarga atau teman.



Legenda Gunung Arjuna

Sebagaimana tempat-tempat lain di Indonesia, Gunung Arjuna pun memiliki legenda. Keberadaan legenda pada gunung ini membuatnya menjadi lebih menarik dan hidup. Nama gunung ini diambil dari nama salah satu Pandawa dalam kisah Mahabharata, yakni Arjuna.

Masyarakat Jawa meyakini bahwa kisah pewayangan ialah kisah konkret nan benar-benar terjadi di tanah mereka. Mereka juga percaya bahwa para dewa bersemayam di puncak gunung-gunung tinggi. Gunung Arjuna juga merupakan gunung nan tinggi. Namun menurut cerita rakyat, dahulu gunung ini jauh lebih tinggi dari sekarang; ketinggiannya nyaris menyentuh langit. Adalah Arjuna dan perbuatannya nan menyebabkan gunung ini menjadi pendek.

Sebagai seorang Pandawa, syahdan Arjuna getol bertapa buat mendapatkan kesadaran dan kesaktian nan bisa membantunya memenangkan perang Baratayudha. Di gunung inilah ia bertapa dengan tekun sampai berbulan-bulan lamanya. Saking tekunnya, tubuh Arjuna memancarkan sinar nan luar biasa terang.

Hal ini menimbulkan kegegeran di khayangan Suralaya, loka tinggal para dewa. Sinar dari tubuh Arjuna menyebabkan Kaldera Candradimuka mendidih dan memuntahkan lahar. Di siang bolong nan tenang petir menggelegar dan gunung loka Arjuna bertapa terangkat ke langit.

Kekhawatiran dewa-dewa memuncak. Mereka lantas berkumpul dan bersidang di bawah pimpinan Batara Guru. Hasil sidang memutuskan bahwa Batara Narada-lah nan harus menyelesaikan masalah ini. Pasalnya, Arjuna tidak akan bangun dari tapanya walaupun para dewa mengutus bidadari-bidadari cantik.

Kemudian Batara Narada turun ke bumi buat mencari sumber permasalahan. Saat sedang terbang berputar di langit, ia meyaksikan Arjuna bertapa di puncak gunung. Batara Narada membangunkannya dengan lembut, “Arjuna, cucuku, bangunlah dari pertapaanmu. Semua manusia dan dewa akan dilanda celaka jika kau tidak berhenti bertapa.”

Arjuna mendengar Batara Narada memanggilnya, tetapi ia tidak mau bangun. Keangkuhannya membuatnya semakin tekun bertapa. Pikirnya, jika ia tidak bangun maka para dewa akan kebingungan dan mencoba membujuknya dengan memberi banyak kesaktian dan senjata.

Alhasil, Batara Narada gagal. Ia pulang ke khayangan. Para dewa kemudian mengutus Batara Ismaya. Ia menjelma menjadi Semar, dan dengan donasi Togog ia membangunkan tapa Arjuna. Dengan kesaktian, keduanya memperbesar diri dan mengeruk bagian bawah gunung dengan cepat lalu memotongnya. Potongan tersebut dilemparkan ke loka lain.

Ini membuat Arjuna terbangun. Kemudian Semar menasihatinya bahwa ia telah melakukan tindakan nan salah. Gunung loka Arjuna bertapa disebut Gunung Arjuna. Sementara itu potongan bagian bawah Gunung Arjuna dinamai Gunung Wukir.



Air Terjun Kakek Bodo Gunung Arjuna

Jika Anda mendaki Gunung Arjuna nan memiliki ketinggian 3.339 m dpl, di salah satu jalur pendakian, Anda akan menemukan air terjun Kakek Bodo. Sebenarnya, gunung ini memiliki banyak air terjun nan masih alami. Namun, para wisatawan lebih menyukai air terjun Kakek Bodo dibanding nan lainnya.

Berbeda dengan air terjun lain, air terjun Kakek Bodo tak hanya menawarkan pemandangan nan indah, tetapi dilengkapi dengan wahana wisata. Jadi, tak heran jika kemudian air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan.



Peninggalan Bersejarah di Gunung Arjuna

Di lereng Gunung Arjuna, terdapat sekitar 52 situs purbakala nan tersebar di kawasan lereng gunung tersebut. Bahkan, Anda bisa menemukan pemandangan ini di sepanjang rute pendakian. Misalnya, Anda memilih rute pendakian wilayah timur, yaitu melalui Dusun Tambak Watu, Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.

Jika melangkah naik, Anda akan menemukan Goa Onto Boego. Beberapa masyarakat nan masih kolot meyakini loka ini memiliki kekuatan supranatural. Jika ingin melangkah naik lagi, Anda akan menemukan Komplek Tampuono.

Di kompleks ini, Anda bisa melepas lelah sebab di sini terdapat pendopo dan beberapa gubuk warga nan menjual makanan dan minuman. Di area ini juga, banyak ditemui makam sesepuh desa, seperti makam Eyang Abiyoso, Eyang Sekutrem, Goa Nogo Gini, Sendang Dewi Kunti sebagai loka air, dan lain-lain.

Peninggalan sejarah masih bisa ditemui jika Anda melangkah naik lagi. Masih ada beberapa peninggalan budaya, air terjun nan masih alami dan goa. Misalnya, Anda akan menemukan beberapa situs budaya di Komplek Candi Jawadipa, Komplek Eyang Semar, Sepilar, dan Mahkutoromo.

Di kaki Arjuna, Anda akan menemukan karya budaya masyarakat setempat, seperti sendrawatri wayang, tari ujung, karawitan, ancakan desa, dan lain-lain.



Perkebunan Apel Gunung Arjuna

Gunung Arjuna tak hanya menawarkan air terjun dan situs peninggalan budaya, tetapi perkebunan apel. Area ini terletak di bagian selatan kawasan Gunung Arjuna atau tepatnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu.

Di desa ini, umumnya, mata pencaraharian penduduknya ialah bertani sayur mayur dan buah apel. Selain itu, usaha lain nan ditekuni penduduk Desa Tulungrejo ialah usaha sapi perah buat produksi susu. Namun, potensi nan paling menonjol di daerah ini ialah perkebunan apelnya.

Perkebunan apel di Desa Tulungrejo ini berada di atas huma seluas 80 hektar dengan ketinggian 1.500 - 1600 meter di atas permukaan bahari (mdpl). Di perkebunan ini, para wisatawan bebas memetik apel semau mereka, tetapi apel-apel tersebut harus dihabiskan disana (tidak boleh dibawa pulang).

Ada berbagai macam apel nan ditanam di perkebunan. Antara lain, apel manalagi, wanglin, anna dan romebeauty. Tiap-tiap apel memiliki karakteristik khusus. Sebagai contoh, apel romebeauty memiliki rona hijau dengan semburat merah, rasanya lebih asam dibanding jenis lainnya.

Sementara itu apel manalagi, warnanya cenderung hijau kekuningan dengan rasa nan manis. Apel anna lain lagi. Apel ini memiliki kandungan air nan banyak sehingga terasa segar, warnanya kuning dengan semburat merah, sedangkan apel wanglin warnanya merah merata.



Jalur Pendakian Gunung Arjuna melalui Lawang

Ada beberapa jalur pendakian gunung ini, salah satunya ialah melalui Lawang. Jika Anda memilih jalur pendakian ini, dari Malang Anda dapat menggunakan bus menuju Lawang sedangkan dari Surabaya Anda dapat menggunakan bus jurusan Malang lalu turun di Lawang.

Di pasar Lawang Anda dapat menumpang kendaraan bak terbuka ke Wonorejo atau Kebun Teh Wonosari. Di sinilah Anda mempersiapkan pendakian. Siapkan persediaan air nan banyak dan pastikan Anda melapor serta meminta izin pendakian kepada petugas di sana.

Anda dapat mulai mendaki melewati kebun teh Wonosari selama 1 jam dan setelah itu Anda akan tiba di kawasan hutan pinus dan lamtoro. Medan di sini cukup sulit sebab Anda harus berhati-hati dengan akar pepohonan nan menonjol. Setelah kurang lebih 1 jam, Anda akan tiba di sebuah padang rumput. Di ujung padang rumput terdapat pondok-pondok rusak nan dapat dijadikan loka berteduh.

Selanjutnya Anda akan melewati hutan kecil nan lebat. Ada sungai kecil nan harus Anda seberangi. Namun sungai ini biasanya mengering di musim kemarau. Setelah itu Anda akan tiba lagi di padang rumput terjal dengan batu-batu besar lalu kembali memasuki punggung bukit nan dipenuhi pohon pinus.

3 jam kemudian Anda akan menemukan sebuah pondok nan dapat Anda gunakan buat beristirahat sejenak. Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke padang rumput nan semakin terjal nan di ujungnya terdapat pondok.

Selanjutnya Anda akan memasuki hutan tropis nan memiliki banyak monyet hitam dengan ekor panjang. Dari sana Anda akan tiba di hutan pinus nan tebal. Di sini banyak batu besar sehingga Anda harus hati-hati. Dua jam dari sana Anda akan tiba di persimpangan jalur Lawang dan jalur Purwosari. Ini juga berarti Anda sudah mendekati puncak gunung.

Selanjutnya Anda akan tiba di padang rumput terjal nan dipenuhi kembang edelweis. Di sini perjalanan terasa berat tetapi sedikit lagi Anda sampai ke puncak. Dalam waktu 30 menit Anda akan mencapai puncak Gunung Arjuna.

Di puncak Gunung Arjuna, Anda bisa menyaksikan indahnya alam. Gunung Semeru, Gunung Kawi, dan Gunung Anjasmoro terlihat jelas dari puncak.