Faktor nan Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham ialah nilai atau jumlah uang nan dibutuhkan buat membeli satu lembar saham tertentu. Di Indonesia, transaksi pembelian saham dilakukan dalam satuan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar saham. Jadi, jika harga saham sebuah perusahaan ialah Rp2.000 per lembar saham, Anda akan membutuhkan 500 x Rp2.000 = Rp1.000.000 buat membeli satu lot saham perusahaan tersebut.
Dua Harga Saham, Bid dan Offer
Ketika pertama kali melihat harga saham, mungkin Anda bingung mengapa ada dua harga nan tertera pada harga saham. Harga saham terdiri atas harga bid dan harga offer. Harga bid ialah harga permintaan nan berasal dari pembeli atau calon investor. Sementara itu, harga offer ialah harga penawaran saham dari penjual. Jika ada harga nan jadi pada suatu waktu eksklusif ( bid atau offer ) maka harga itu menjadi harga pasar saat itu.
Prinsip ekonomi nan berlaku pada harga saham ialah pasar (pasar modal) merupakan rendezvous antara pembeli dan penjual. Pembeli menginginkan harga nan serendah-rendahnya saat membeli, sedangkan penjual menginginkan harga nan tinggi buat barang dagangannya. Jika pembeli dan penjual telah menemukan harga nan cocok, terjadilah sebuah transaksi.
Mengenal Indeks Harga Saham
Indeks harga saham ialah suatu indikator nan menunjukkan konvoi harga saham. Indeks harga saham berfungsi sebagai indikator tren pasar. Artinya, konvoi indeks menggambarkan keadaan pasar pada suatu waktu, apakah pasar sedang aktif atau lesu.
Dengan adanya indeks harga saham, investor dapat mengetahui tren konvoi harga saham saat ini ( update ), apakah harga saham sedang naik, stabil, atau malah turun. Contohnya, jika pada awal bulan nilai indeks berada pada angka 300 dan saat akhir bulan, nilai indeks berada pada angka 360, bisa dikatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20 persen.
Pergerakan indeks harga saham menjadi sebuah indikator krusial bagi para investor buat menentukan apakah akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak sangat cepat dalam hitungan detik dan menit, nilai indeks pun bergerak fluktuatif atau turun naik dalam hitungan waktu nan cepat juga.
Faktor nan Mempengaruhi Harga Saham
Secara umum, faktor nan mempengaruhi harga saham terdiri atas 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor nan timbul dari dalam perusahaan. Faktor ini bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Yang termasuk faktor internal, antara lain kemampuan perusahaan dalam mengelola kapital nan ada ( solvability ), kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan ( growth opportunities ), kemampuan perusahaan buat menghasilkan laba ( profitability ), prospek marketing dari bisnis dan hak-hak investor atas dana nan diinvestasikan dalam perusahaan ( asset utilization ).
Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor nan berasal dari luar perusahaan. Faktor ini tak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam faktor eksternal antara lain kurs, inflasi, suku kembang deposito, keadaan ekonomi, bahkan, keadaan politik pun bisa mempengaruhi harga saham. Faktor internal dan eksternal membentuk sebuah kekuatan pasar nan berpengaruh pada transaksi saham sehingga harga saham mengalami kemungkinan pergerkan nan fluktuatif.
Berikut macam-macam indeks di Bursa Imbas Indonesia.
- Indeks individual. Indeks ini memakai indeks tiap-tiap saham terhadap harga dasar atau bisa dikatakan indeks tiap-tiap saham nan tercatat di Bursa Imbas Indonesia.
- Indeks harga saham sektoral. Indeks ini memakai semua saham nan masuk dalam masing-masing sektor, seperti keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di Bursa Imbas Indonesia, indeks harga saham sektoral terbagi atas 9 sektor, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
- Indeks harga saham gabungan. Indeks ini menggunakan semua saham nan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
- Indeks LQ 45. Indeks ini terdiri atas 45 saham pilihan nan mengacu pada likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
- Indek syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). Indeks ini terdiri atas 30 saham nan memfokuskan pada investasi berbasis syariah atau indeks nan berdasarkan syariah Islam.
Jual Menara, Menaikkan Harga Saham Telekomunikasi
Harga saham telekomunikasi dianggap kurang begitu prospektif di akhir 2011 sebab pertumbuhan nan mature. Namun, masih ada peluang pada emiten nan menjual menara dan window dressing . Faktor nan bisa menaikkan harga-harga saham di sektor telekomunikasi sampai akhir 2011 yaitu emiten. Emiten secara bersamaan menjual menara, seperti ISAT dan EXCL. Aksi korporasi tersebut bisa mengubah anggapan valuasinya pada 2011 akhir.
Di sisi lain, pertumbuhan industri rasanya sudah sulit buat bangkit. Para pelakunya telah perang harga saham samapi level sequish margin (laba nan paling tipis) sebab murahnya. Misalnya harga saham PT Telkom (TLKM). Sebagai emiten BUMN, PT Telkom biasanya melakukan window dressing pada akhir tahun.
Perdagangan harga saham pada 9 Desember 2011, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menurun 22,15 poin (0,59%) ke level 3.759, 609. Sementara itu, intraday paling tinggi ialah 3.781, 027 dan intraday terendah ialah 3.728, 734.
Lalu, bagaimana prospek harga saham-saham pada sektor telekomunikasi di akhir 2011? Karena telekomunikasi ialah sektor saham nan telah matang ( mature ), maka harga saham-saham di sektor telekomunikasi kurang prospektif.
Lalu, faktor apa saja nan mamapu mendongkrak harga saham? Seperti nan telah dijelaskan sebelumnya, faktor nan bisa menaikkan harga saham sampai akhir 2011 yaitu emiten nan secara ramai menjual menara seperti PT Indosat (ISAT) dan PT XL Axiata (EXCL). Aksi korporasi seperti ini mempu mengubah anggapan valuasinya pada akhir 2011.
Bagaimana dengan faktor valuasi? Jika dilihat dari sisi valuasi, memang belum mahal. Namun, nan diperhatikan oleh orang ialah prospek pertumbuhannya. Memang pertumbuhannya masih ada, tetapi jika dibandingkan emiten pada sektor lain, sektor telekomunikasi kurang atau tak menarik.
Kita beralih pada sasaran harga saham ISAT dab EXCL. Harga saham EXCL dan ISAT tercatat masih di bawah harga saham fundamentalnya. Dengan cara memfaktoran penjualan menara, sasaran harga saham PT Indosat (ISAT) pada akhir 2011 berada di level Rp6.000 dengan PER 21 kali.
Sementara itu, harga saham mendasar EXCL ialah Rp5.700 dari Rp4.525 kini dengan PER 13,6 kali dari rata-rata valuasi industri 16 sampai 17 kali. Jika dilihat dari valuasi industri, PT Indosat (ISAT) memang dinilai sudah mahal. Namun, jika memfaktorkan penjualan menara PT Indosat, valuasi ini akan berubah menjadi murah.
Lalu, berapa sasaran harga saham PT Telkom (TLKM)? Harga saham PT Telkom (TLKM) kemungkinan akan naik sekitar Rp360 (naik 5%) dari harga sekarang, yaitu Rp7.200. Untuk PT Bakrie Telecom (BTEL), sepertinya tak ada sasaran harga saham sebab diprediksi bagus pada 2011. Perkiraaan ini ternyata tak tepat sebab adanya utang dan beban lain nan lumayan besar.
PT Mobile-8 Telecom (FREN) pun sulit dinilai sebab adanya masalah dengan restrukturasi utangnya atau Debt to Equity Ratio (DER)-nya. PT Mobile-8 Telecom (FREN) dianggap kurang menarik buat jangka pendek dan menengah. Intinya, saham-saham di sektor telekomunikasi kurang direkomendasikan sebab masih banyak lagi sektor saham lainnya nan jauh lebih menarik dan menguntungkan. Itulah sedikit klarifikasi seputar harga saham di sektor telekomunikasi.