Calon Museum Batik Jakarta

Calon Museum Batik Jakarta

Indonesia itu ialah surga batik. Walaupun Malaysia mengklaim mempunyai batik, ternyata batik Malaysia tak seindah dan seberagam batik Indonesia. Rona batik Malaysia terlihat biasa dengan motif garis nan tak terlalu memperlihatkan satu kebudayaan. Beda dengan batik Indonesia. Hampir setiap daerah mempunyai motif batik nan merupakan cerminan dari kebudayaan nan dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Itulah mengapa tak kurang ada 5 buah museum Batik Indonesia , termasuk museum Batik Danar Hadi, sebuah perusahaan nan telah lama berkecimpung dalam global perbatikan Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan sebab selain Batik sudah menjadi kain dan baju nasional, juga sudah diakui oleh UNESCO.



Batik Adalah Budaya dan Kepribadian Bangsa

Corak Batik nan sangat majemuk nan sudah ada sejak ratusan tahun lalu harus terdokumentasikan dengan baik. Museum Batik merupakan loka nan tepat buat itu. Masyarakat luas jadi tahu betapa hebatnya batik Indonesia. Batik tak hanya dipandang sebagai satu karya seni nan diperjualbelikan. Batik ialah buadaya. Batik itu ialah kepribadian bangsa. Ketika pemerintah menetapkan pakaian batik sebagai baju nasional, hal ini bukannya tanpa pertimbangan matang.

Batik itu bukan milik orang Jawa saja terutama Yogyakarta dan Solo. Batik juga milik orang Jambi, orang Palembang, orang Pekalongan, orang Banten, orang Sulawesi, orang Papua, dan lain-lain. Batik itu milik semua orang Indonesia. Corak batik nan sangat majemuk itu ialah cerminan apa nan ada di masyarakat. Rona dan lambang nan ada pada batik itu membuat coraknya sangat indah. Bahkan ada makna motif atau corak eksklusif nan dahulunya tak boleh dikenakan oleh orang biasa.

Hingga sekarang pun bila menghadiri acara kebudayaan nan diadakan oleh Kraton Yogyakarta, masyarakat generik tak boleh mengenakan corak batik nan hanya boleh dipakai oleh seorang sultan atau oleh keluarga kerajaan lainnya. Hal ini merupakan bagian dari penghormatan kepada pihak keluarga raja. Sebenarnya, corak batik nan sering dipakai oleh raja itu pun banyak dijual di pasaran dengan harga nan beragam.

Teknik pembuatan batik pun kini sangat beragam. Tidak hanya dengan cara tulis, batik juga dicetak. Bahkan banyak pengrajin nan menciptakan corak baru nan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Inilah nan membuat banyak anak muda tak elergi lagi bila diminta mengenakan baju batik. Pengrajin daerah mengangkat nilai-nilai buday adari daerahnya masing-masing demi memperkenalkan corak batik pada masa ini nan tentunya tak kehilangan karakteristik keindonesiaannya.

Warna dan desain baju nan menggunakan kain batik juga semakin banyak. Malah kain jarik atau kain panjang batik banyak dibuat menjadi pakaian. Tidak ada lagi rasa sungkan mengenakan kain panjang batik sebagai bahan pembuat baju. Malahan orang sengaja membeli kain panjang batik sebagai bahan pembuat baru atau rok atau celana panjang nan unik dan sangat Indonesia. Kreativitas dan kebebasan menuangkan ide nan berkaitan dengan batik telah membuat batik semakin terkenal.

Namun, dibalik kepopuleran batik itu, memang ada satu pemikiran bahwa kalau generasi kini hanya mengenal batik kontemporer, ditakutkan, anak-anak zaman sekarang dan zaman nanti tak mengenal akar pembuatan dan corak orisinil batik. Itulah mengapa banyak berdiri museum batik di mana-mana terutama nan ada di Pulau Jawa. Fungsi museum batik Indonesia ini selain sebagai loka pemasyarakatan batik juga sebagai loka belajar dan mengetahui keberadaan batik nan sebenarnya. Inilah salah satu karya kreatif nan harus dihargai.



Museum Batik Yogyakarta

Tidak salah kalau kota pelajar ini mempunyai museum batik. Batik ialah salah satu napas kota sepeda ini. Membatik dan berjualan batik ialah salah satu sumber mata penghidupan masyarakat kota gudeg. Selain sebagai kota pelajar, kota sepeda, kota gudeg, kota Yogyakarta dapat juga dikatakan sebagai kota museum saking banyaknya ragam museum nan ada di kota budaya ini. Mulai dari museum wayang, museum biologi, museum Jenderal Sudirman, museum Agresi 1 Maret, museum Senisono, dan lain-lain. Berbagai museum itu ada nan milik pemerintah dan dikelola oleh pemerintah dan ada juga milik perorangan dan dikelola secara swadaya oleh sang pemiliknya.

Museum Batik Yogyakarta sendiri terletak di Jalan Dr. Sutomo Yogyakarta dekat jembatan layang Lempuyangan. Tempatnya agak masuk sedikit ke arah Barat, kira-kira 50 meter. Museum Batik Yogyakarta bukanlah milik pemerintah. Museum ini merupakan museum partikelir milik pasangan suami istri Dewi dan Hadi Nugroho. Mereka berdua dipertemukan dalam estetika batik dan keunikan cara pengerjaan batik. Pengumpulan kain-kain batik itu memang tak mudah. Tetapi selalu saja ada kemudahan ketika akan memperoleh kain batik nan mempunyai harga cukup tinggi buat kain nan sangat halus.

Sudah ada ribuan koleksi Batik nan dapat dinikmati di museum nan mempunyai luas 400 m2 tersebut. Berbagai Batik tulis, cap, alat membatik termasuk malam, semua bisa disaksikan di museum nan juga berfungsi sebagai loka tinggal pemiliknya ini. Batik tertua nan dapat ditemukan di loka nan asri ini ialah sebuah karya Batik era 1840. Corak-corak Batik nan berasal dari Yogyakarta, Solo, Pekalongan manunggal padu dalam pajangan nan mengundang decak kagum.



Calon Museum Batik Jakarta

Kota Jakarta nan akan diperluas wilayah ‘kekuasaannya’ dengan nama ‘The Greater Jakarta’ ini, ternyata tidak mau kalah dengan daerah lain dalam rangka melestarikan Batik di Indonesia pada khususnya dan di global pada umumnya. Nantinya museum Batik ini akan berada di dalam museum Tekstil nan beralamat di Jalan KS Tubun no. 4, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Agar masyarakat akrab dengan calon museum ini, maka diadakan berbagai acara seperti acara membatik. Pelatihan membatik nan awalnya sebagai fasilitas bagi para pengunjung museum tekstil tersebut sudah diberikan sejak awal 2000-an. Pelatihan ini sendiri sebagai salah satu bentuk tanggungjawab agar masyarakat semakin mengenal batik dan menghargai batik sebagai salah satu warisan dari leluhur. Kalau anak bangsa saja tak mau mengenakan batik, maka batik ini dapat saja dinobatkan sebagai baju nasional negara lain.

Untungnya, popularitas batik tak luntur. Malahan dengan semakin berkembangnya penggunaan batik nan tak hanya sebagai baju tetapi juga diaplikasikan dalam bentuk lain, telah semakin membuat batik tertanam dalam hati masyarakat Indonesia. Ada pernak-pernik batik nan akan membuat orang terkenang dengan batik. Sounenir dan lukisan batik pun semakin mudah didapatkan. Kualitas memang bersanding dengan harga. Namun, masyarakat tak perlu khawatir. Banyak jenis batik nan dijual murah meriah dengan rona nan indah.



Museum Batik Pekalongan

Pekalongan merupakan salah satu penghasil Batik nan sudah dikenal sejak ratusan tahun nan lalu. Pekalongan mewakili daerah pesisir. Warna-warna merah, kuning, hijau, dapat ditemukan dalam corak pesisiran nan merupakan karakteristik khas Batik Pekalongan ini. Terletak di daerah bundaran Jatayu dekat jalan Diponegoro Kota Pekalongan, museum Batik ini sangat mudah dijangkau. Adalah satu keberuntungan tersendiri bila ada museum batik Pekalongan. Batik Pekalongan nan khas itu harus tetap dilestarikan.

Bangunan museum nan asri dan berarsitektur Eropa ini menyimpan berbagai jenis Batik nan sudah berumur puluhan, bahkan ratusan tahun. Rona kain berasal dari pewarna alami nan didapatkan dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Bahan-bahan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan rona cerah khas Batik Pekalongan.



Museum Batik Danar Hadi

Museum ini menempati sebuah bangunan latif bergaya Eropa dengan rona cat nan khas dan halaman nan tertata rapi. Museum nan terletak di Jl. Brigjen Selamet Riyadi 261, Surakarta 57141 ini menyimpan ratusan jenis kain Batik nan berasal dari berbagai daerah. Seperti juga museum Batik nan lainnya, pengunjungpun dapat belajar membatik secara langsung.

Melihat dan mengamati sambil mencium aroma Batik nan sangat khas akan membawa pengunjung ke suasana kehebatan dan keanggunan Batik pada masa-masa ketika corak Batik eksklusif tidak boleh dipakai oleh kalangan rakyat jelata (sekarang pun masih begitu terutama dalam acara serimonial nan diikuti oleh kalangan kraton). Kehalusan kain dan estetika corak Batik sangat berimbang dengan harga nan harus dibayar oleh pembeli nan berminat memiliki jenis-jenis Batik serupa, tapi sudah direproduksi ulang.

Itulah sekelumit penjabaran tentang museum batik Indonesia. Melihat perkembangannya, batik akan tetap menjadi ikon Indonesia.