Gambar kuda bersayap milik Jokotole
Anda tentu sering melihat gambar kuda . Baik itu gambar kuda dalam lukisan, di TV, bahkan di logo sebuah perusahaan. Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa kuda dijadikan logo perusahaan? Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut.
Kuda ialah hewan nan memiliki banyak keunggulan. Beberapa contoh keunggulan kuda antara lain tenaganya nan luar biasa besar. Bahkan dijadikan satuan energi nan kita kenal dengan satuan “tenaga kuda” . Selain bertenaga, kuda juga hewan nan bisa berlari cepat dan memiliki bulu rambut nan indah.
Jadi dapat disimpulkan kuda ialah hewan nan kuat, bertenaga, cepat sekaligus indah. Dengan segala keunggulannya tersebut, tidak mengherankan bila gambar ini banyak dijadikan simbol atau logo suatu perusahaan atau pemerintahan.
Gambar Kuda Jingkrak - Logo Perusahaan Otomotif Ferrari
Cavallino Rampante atau kuda jingkrak ialah logo Geistone Sportiva , atau divisi perusahaan Ferrari spesifik buat ajang balap mobil F1. Anak perusahaan grup raksasa Italia, FIAT Group tersebut memilih gambar kuda berwarna hitam dengan latar belakang perisai berwarna kuning.
Di bagian bawah kuda lalu ditambahkan inisial huruf SF nan artinya Scuderia Ferrari, atau tim Ferrari. Di bagian atas terdapat tiga strip garis hijau, putih dan merah nan merupakan simbol rona bendera nasional Italia.
Logo tersebut sangat terkenal di global otomotif, seolah antara Ferrari dan gambar kuda jingkrak merupakan dua elemen nan tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Gambar kuda jingkrak berwarna hitam milik Ferrari itu kini menjadi salah satu lambang perusahaan mobil nan paling ikonik di dunia.
Bagaimanakah sejarahnya hingga Ferrari dapat menggunakan gambar kuda jingkrak sebagai logo perusahaannya? Hal itu berawal pada saat Enzo Ferrari, sang pendiri Ferrari memenangkan sebuah kejuaraan rally nan digelar di Ravenna, Italia.
Ia lalu berjumpa dengan Countess Paolina seorang ibu rumah tangga nan kebetulan ibu dari Francesco Baracca, seorang pilot kapal terbang pada Perang Global I. Ibu tersebutlah nan pertama kali memberikan ide menjadikan gambar ini sebagai logo Ferrari agar selalu mendatangkan keberuntungan.
Ide wanita tersebut lalu disetujui oleh Enzo Ferrari, namun ia melakukan sedikit perubahan terhadap gambar kuda jingkrak nan pertama kali diajukan oleh Countess Paolina. Awalnya gambar hewan tersebut berwarna merah, lalu oleh Enzo diganti menjadi hitam sebagai penghormatan kepada Francesco Count nan gugur dalam sebuah pertempuran udara.
Enzo juga mengubah arah kibasan ekor kuda nan semula mengadap bawah. Kini menjadi menghadap ke atas. Enzo kemudian menambahkan rona latar kuning di belakang gambar ini sebagai bentuk penghormatan kepada kota kelahirannya, Modena. Sebab kota Modena juga memakai rona kuning sebagai lambang kota.
Logo Ferrari tersebut kemudian dijadikan sebagai lambang resmi perusahaan baru pada tahun 1929. Logo dengan gambar ini sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan Romawi antik dulu. Hal itu dapat dilihat dari motif nan hampir sama nan bisa ditemukan pada koin-koin antik peninggalan Romawi kuno.
Hal tersebut menyebabkan ada perusahaan atau forum lain nan meggunakan logo dengan gambar ini. Seperti dalam logo kota Stuttgart di Jerman. Nama Stuttgart berasal dari kata bahasa Jerman lama, yaitu Stutengarten , nan artinya kuda jantan. Jika diterjemahkan ke bahasa Italia menjadi Scuderia .
Ada dua pabrikan mobil terkenal nan bermarkas di sana, yaitu Porsche dan Mercedes-Benz. Dua perusahaan lain nan juga memakai lambang serupa ialah Avanti, sebuah perusahaan retail bahan bakar dari Austria, serta Iron Horse Bicycles, sebuah pabrikan sepeda asal AS. Untuk menghindari adanya pengakuan dari pihak lain, oleh Enzo Ferrari telah dipatenkan oleh Ferrari walaupun ada logo dan nama beberapa perusahaan nan hampir sama.
Gambar Kuda Bouraq pada Kabupaten Sumenep
Di Indonesia penggunaan gambar kuda sebagai simbol perusahaan dapat dilihat pada logo kabupaten Sumenep. Beda antara gambar kuda pada Ferrari dengan logo kabupaten Sumenep ialah pada sayapnya. Hal tersebut sebab adanya pengaruh dari Islam, tepatnya burouq.
Burouq ialah kendaraan nan digunakan baginda Rasulullah SAW ketika melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj ke Shidratul Munthaha. Kecepatan burouq dikisahkan melebihi kecepatan cahaya. Burouq merupakan perwujudan malaikat nan berkepala manusia dan berbadan kuda serta bersayap seperti burung.
Untuk logo kerajaan Sumenep sendiri, gambar kuda nan digunakan setelah kedatangan VOC (penjajah Belanda) lebih mirip dengan kuda unicorn. Dalam mitologi barat, unicorn merupakan kuda putih nan memiliku sayap dan tanduk runcing di kepalanya.
Menurut beberapa sumber, logo kerajaan Sumenep nan dibuat pada sekitar abad 19 ini dipengaruhi oleh tiga unsur. Unsur-unsur tersebut yaitu unsur Cina dengan bentuk naganya, unsur Belanda dengan bentuk mahkotanya, serta unsur Arab dengan bentuk kuda bersayap.
Gambar kuda bersayap milik Jokotole
Penggunaan gambar kuda sebagai logo kota Sumenep memiliki latar belakang tersendiri. Di baliknya terdapat kisah atau mitologi keberadaan kuda jingkrak bersayap tersebut. Pastinya terdapat karena atau alasan nan kuat sehingga kuda bersayap digunakan sebagai maskot masyarakat Sumenep.
Diceritakan kuda bersayap tersebut ternyata milik Jokotole, seorang tokoh krusial dalam kerajaan Sumenep. Kuda Jokotole tersebut biasa dikenal dengan sebutan Mega Remeng. Secara harfiah mega berarti awan, remeng bisa dimaknai sebagai kurang jelas. Mungkin nama tersebut ingin menggambarkann bagaimana sepak terjang Jokotole.
Dalam buku nan berjudul “Sejarah Madura-Selayang Pandang” karya Dr. Abdurrachman, dikiisahkan sejarah Madura dengan sangat lengkap disertai dengan gambar-gambar bangunan peninggalan sejarah Sumenep dalam gambar hitam putih. Buku tersebut dijual oleh juru kunci Asta Tinggi yaitu loka kuburan raja-raja Kerajaa Sumenep.
Buku tersebut menceritakan bahwa Jokotole mempunyai saudara laki-laki bernama Jokowedi, nan merupakan anak dari Adipoday dengan Dewi Saini alias Potre Koneng. Konon, Adipoday dan Potre Koneng tak menikah secara fisik, namun secara batin. Mereka dikisahan berjumpa hanya di dalam mimpi. Orang tua Jokotole ini memang suka bertapa. Keduanya dikabarkan sama-sama sakti, dampak sering melakukan ritual bertapa.
Ketika Jokotole beranjak dewasa, ia berjumpa dengan pamannya nan bernama Adirasa. Pamannya tersebut menghadiahkan Jokotole seekor kuda hitam nan memiliki sayap. Jokotole juga diberikan sebuah pecut atau cemeti kepunyaan ayahnya (Adipoday). Pada penggambaran logo Sumenep sendiri, kuda Jokotole digambarkan mirip kuda unicorn berwarna keemasan.
Pada tahun 1415, dikisahkan seorang panglima perang dari negeri Cina bernama Sam Po Tua Lang atau dalam bahasa Jawa biasa dipanggil Dempo Abang, datang ke negeri Jawa. Kedatangan panglima tersebut guna menaklukkan raja-raja Jawa dan Madura. Dempo Abang syahdan mempunyai kesaktian nan luar biasa. Konon, kapal nan dinaikinya bahkan dapat terbang di udara.
Kedatangan Dempo Abang mendapat perlawanan dari raja-raja Jawa dan Madura, termasuk di antaranya Pangeran Sekodiningrat III nan tak lain ialah Raja Jokotole. Jokotole dengan mengendarai kudanya mencoba menghentikan dan menyerang kapal ‘terbang’ Dempo Abang.
Ketika mendekati kapal tersebut, Jokotole menarik tali kekang kuda hitamnya, sehingga sang Mega Remeng (julukan buat kuda Jokotole) berjingkrak di dekat kapal tersebut. Momen kuda jingkrak inilah kemudian digunakan sebagai logo Kabupaten Sumenep.
Kembali pada kisah pertarungan Jokotole dengan Dempo Abang, akhirnya kemenangan berpihak pada sang pangeran. Kemenangan diraih sebab Jokotole sukses menghancurkan kapal Dempo Abang dengan lecutan cemeti saktinya. Sampai saat ini, beberapa perguruan beladiri silat di Sumenep menggunakan cemeti sebagai senjata andalannya.
Penggunaan gambar kuda terbang sebetulnya sudah ada sejak zaman kerajaan. Jokotole sendiri dikisahkan menggunakan gambar kuda terbang pada gapura kerajaannya. Pada komplek makam kerajaan atau Asta Tinggi (disebut demikian sebab letaknya di atas bukit) penggunaan logo kuda terbang bisa terlihat pada cungkup atau tutup. Itulah sekelumit kisah mitologi dipilihnya kuda Jokotole atau si Mega Remeng sebagai logo primer Kabupaten Sumenep.