Pembagian Cosplay
Hobi mengenakan kostum seperti karakter film animasi kini seolah menjadi budaya baru di kalangan anak muda. Gaya berpakaian seperti ini semakin menarik dengan tambahan aksesoris dan make up nan dibuat semirip mungkin dengan tokoh animasi nan ditiru. Ya, gaya demikian ini disebut cosplay .
Cosplay, dapat dartikan sebagai hobi mengenakan baju beserta aksesori dan rias paras seperti nan biasa dilihat dipakai oleh tokoh-tokoh dalam film animasi semisal anime, manga, manhwa, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun, terutama nan berasal dari negeri Sakura Jepang.
Istilah Cosplay sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Para penggemar baju unik ini disebut cosplayer, dan di kalangan penggemar, cosplayer juga biasa disebut sebagai layer.
Cosplay mulai dikenalkan oleh sebuah komunitas pada tahun 2000-an. Namun saat itu peminatnya masih sangat sedikit. Seiring berjalannya waktu, cosplay semakin diminati, seiring dengan maraknya gaya berbusana ala harajuku di kalangan anak muda. Kini penggemar cosplay telah berkembang sedemikian rupa, sehingga banyak digelar kompetisi cosplay di beberapa kota besar di tanah air.
Sejarah Cosplay
Cikal bakal cosplay pertama kali muncul di Amerika Perkumpulan pada 1960-an. Para penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Perkumpulan sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah, nan pesertanya getol mengenakan kostum seperti nan dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek.
Budaya ini kemudian mulai menular ke Jepang pada decade 1970-an. Di Jepang , budaya cosplay muncul pertama kali pada peragaan busana ( costume show ) di Ashinoko, Prefektur Kanagawa pada 1978.
Dalam acara tersebut Mari Kotani, seorang kritikus fiksi ilmiah hadir dalam pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17 dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tak mau ketinggalan, Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda juga tampil dengan kostum unik mengambil tema tokoh Star Wars. Mereka ialah tokoh nan meniupkan endemi cosplay di Jepang.
Kontes cosplay kemudian menjadi acara rutin sejak Nihon SF Taikai ke-19 pada 1980. Semenjak itu, event-event cosplay semakin marak diselenggarakan di Jepang. Majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980, memuat liputan spesifik tentang munculnya kelompok anak muda nan menamkan diri "Tominoko-zoku". Mereka ialah kelompok anak muda nan getol ber-cosplay di kawasan Harajuku, dengan mengenakan kostum Gundam.
Kemunculan kelompok "Tominoko-zoku" ini, buat menjadi tandingan kelompok “Takenoko-zoku” yaitu sekelompok anak muda lain nan sering berpakaian aneh dan meramaikan kawasan Harajuku.
Hobi cosplay semakin meluas di Jepang pada 1985. Kala itu cosplay telah menjadi hal nan generik dan mudah dilakukan. Hanya dengan mengenakan T-shirt bergambar tokoh kartun nan sedang populer, orang sudah dapat disebut ‘ber-cosplay”.
Pada 1986, para cosplayer ini semakin banyak dan mereka membentuk komunitas-komunitas. Setiap kali mereka beraksi, para fotografer amatir menjadikan mereka objek foto. Para fotografer amatir nan hobi memotret para cosplayer ini juga mendapat julukan tersendiri kamera-kozō.
Cosplay di Indonesia
Cosplay pada awalnya tak begitu populer di Indonesia, bahkan ketika UI mengadakan Gelar Jepang dengan mengadakan event cosplay pada awal 2000-an, peminatnya masih minim. Pasca event di UI itu berakhir, beberapa anak muda di Bandung mulai memperkenalkan gaya Harajuku. Berawal dari acara itu, kini hampir setiap bulan selalu ada event cosplay di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Cosplayer Indonesia masih sangat Jepang sentries, artinya kostum-kostum nan dikenakan merujuk pada tokoh-tokoh komik dari Jepang. Memang ada beberapa cosplayer nan mengacu pada tipe Eropa, tetapi diambil dari manga/manwa, dan bukan dari komik di luar Asia.
Pembagian Cosplay
Di Indonesia, cosplay terbagi dalam beberapa kategori meskipun secara generik sama. Kategori cosplay di Indonesia meliputi:
- Cosplay anime/manga. Cosplay ini berasal dari anime maupun manga. Manhwa atau komik dari Amerika termasuk di dalamnya.
- Cosplay Game. Cosplay tipe ini diambil dari karakter di dalam Game.
- Cosplay Tokusatsu diambil dari karakter dalam film Tokusatsu.
- Cosplay Gothic. Cosplay nan menggunakan karakter bernuansa gelap atau Gothic, biasanya menggabungkan Lolita.
- Cosplay Original. Cosplay nan benar-benar original, tak mengacu pada anime, tokusatsu, dan lainnya.
- Harajuku Style. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.
Kompetisi Cosplay di Indonesia
Kompetisi cosplay pertama taraf nasional di Indonesia, berlangsung di Balai Kartini, Jakarta Selatan pada tahun 2007. Kompetisi ini berlangsung meriah, dengan menampilkan berbagai atraksi dari 7 tim finalis cosplay.
Tak tanggung-tanggung dalam kompetisi cosplay itu, para juri dalam kompetisi pertama dan bergengsi di Indonesia ini didatangkan dari luar negeri, yaitu Kaname dari Jepang, Alodia Gosiengfiao dari Filipina, Mark Musashi dari AS, dan Naoki Drachen dari Thailand, serta dua orang juri dari Indonesia, yakni Pinky Lu Xun dan Orochi-X.
Berikut ini ialah beberapa event cosplay nan sering hadir di Indonesia:
- Gelar Jepang Universitas Indonesia
- Bunkasai
- Hellofest
- Animonster event
- Extravaganza, pertunjukan cosplay dengan obrolan nan kocak dan menghibur. Pada bagian cerita nan berjudul “Sasuke”, cosplay kartun Nickelodeon dan anime Jepang dijadikan satu. Selain itu tokoh putri salju juga turut meramaikan acara ini.
Peluang Bisnis dari Cosplay
Kostum cosplay nan unik dan menarik dapat menjadi huma bisnis nan menguntungkan. Para cosplayer umumnya tak segan-segan mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah buat membuat kostum agar dapat tampil semirip mungkin dengan tokoh idolanya.
Biaya itu digunakan buat kostum, wig, sepatu, beserta atribut pelengkap lainnya. Komunitas cosplay di Indonesia nan sedang berkembang pesat, memberikan huma bisnis tersendiri bagi para produsen atribut cosplay.
Omzet bisnis tersebut dapat mencapai puluhan juta rupiah perbulan, dan niscaya meningkat menjelang festival cosplay. Amar Ibrahim, pria asal Yogyakarta, dapat menangguk untung hingga puluhan juta rupiah dari hasil memproduksi senjata anime. Ia mengaku tertarik menekuni bisnis ini sebab juga menyukai anime dan acara cosplay .
Dari kenyataan cosplay, Ibrahim mengaku sanggup membuat senjata anime sinkron dengan order, mulai senjata Bleach dan Naruto hingga tokoh non-anime seperti Warcraft. Bahkan baru-baru ini ia mendapat order membuat senjata Zoro dengan harga berkisar antara Rp 450.000 - Rp 500.000 per unit.
Penghasilan nan tidak hanya lumayan juga diperoleh Tri Widowati, dari berbisnis atribut cosplay. Tri memasang harga mulai Rp 125 ribu hingga jutaan rupiah buat setiap pakaian cosplay. Variasi harga ini bergantung taraf kerumitan desain pakaian cosplay.
Menurut Tri nan sudah menekuni bisnis ini selama lima tahun, cosplay ala vocaloid dan lady ciel ialah pakaian nan paling rumit dan susah buat dibuat, sebab itu memiliki harga nan paling mahal. Ada banyak lapisan nan digunakan dalam membuat pakaian cosplay. Kadang sebuah pakaian cosplay tak cukup dengan membuat dua lapisan, tapi dapat beberapa lapisan.
Unik bukan hobi cosplay ini? Jika Anda berminat buat menjajal salah satu pakaian cosplay, atau ingin menjadi seperti tokoh idola Anda dalam film atau komik, Anda dapat mencari para cosplay designer buat mendapatkan pakaian nan Anda inginkan.
Anda juga dapat bergabung dalam komunitas-komunitas cosplay nan tersebar di kota-kota besar di Indonesia, dan ikut serta dalam berbagai aksi nan mereka lakukan. Itu semua niscaya akan menjadi pengalaman menyenangkan nan Anda dapatkan.