Jenis atau Varietas Tanaman Bawang Merah
Tanaman bawang merah berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar India, Pakistan hingga Palestina. Tanaman bawang merupakan tanaman tertua dalam sislsilah tanaman budidaya nan dilakukan manusia. Ini terlihat dari catatan sejarah nan menyebutkan bahwa pada 3.200 – 2.700 Sebelum Masehi bangsa mesir sering melukiskan bawang merah pada tugu-tugu mereka.
Pada abad ke-8, bawang merah mulai menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur, dan Spanyol. Dari belahan global ini bawang merah mulai menyebar secara luas hingga ke daratan Amerika, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Bahkan, pada abad ke-19, bawang merah sudah menjadi tanaman komersial di berbagai negara di dunia. Negara-negara produsen bawang merah, di antaranya Jepang, USA, Rumania, Italia, Meksiko, dan Texas.
Pada abad ke-19 juga, bawang merah sudah masuk ke wilayah Indonesia. Di Indonesia sendiri bawang merah ini hampir dibudidyakan di semua provinsi. Namun sentra pembudidayaan tertingginya berada di Pulau Jawa. Daerah produsen bawang merah di Pulau Jawa pada umumnya ialah daerah-daerah nan berada di dataran rendah, seperti di Brebes, Kediri, Cirebon, Wates, dan Tegal. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, bawang merah mulai juga dibudidayakan di dataran tinggi, seperti Bandung, Sukabumi, Magetan, banjarnegara, dan Probolinggo.
Taksonomi dan Kandungan Kimia Bawang Merah
Berdasarkan kedudukannya dalam sistematika atau taksonomi tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : monocotyledonae
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : allium
Spesies : A. cepa group aggregatum sin A. cepa var. ascalonicum L
Pada mulanya, bawang merah merupakan perubahan bentuk dari bawang Bombay nan mengadakan adaptasi dan membentuk klon-klon nan spesifik, dengan jumlah kromosom 2n = 16. Perkembangan bawang merah di daerah nan beriklim sedang tidaklah normal, tetapi cukup potensial buat dikembangkan di daerah tropis.
Bawang merah mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Dalam setiap 100 gram umbi bawang merah segar mengandung kalori 39,0 kal, protein 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat 0,2 gram, kalsium 36, 0 mg, fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin c 2,0 mg, dan air 88,0 gram. Selain kaya akan kandungan gizi, umbi bawang merah juga banyak mengandung senyawa kimia.
Adapun senyawa-senyawa kimia nan terkandung dalam bawang merah, antara lain proplonaldehida, metil alcohol, dan propil merkapan, serta sedikit atau sangat sedikit senyawa-senyawa nan terdiri atas hidrogen sulfida, asetaldehida, silfur dioksida, diprofil disulfide, propil alcohol, 4-heksana 1-alkohol, dan 2-hidroksil propantiol. Umbi-bawang merah juga mengandung beberpa senyawa nan mudah menguap, seperti metil propil disulfida, metil propenil disulfida, diprofil disulfida, profil profenil disulfida, dan dialil disulfida.
Morfologi Bawang Merah
Struktur morfologi tanaman bawang merah terdiri atas akar, batang, umbi, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman ini termasuk ke dalam jenis tanaman semusim, berumbi lapis, berakar serabut, berdaun silindris seperti pipa, memiliki batang sejati nan bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai loka melekatnya perakaran dan mata tunas.
Akar tanaman bawang merah tumbuh dari bagian nan dinamakan cakram dengan perkaran berupa akan serabut nan merupakan rambut-rambut halus dan lunak pendek, sehingga akar tanaman ini tak terlalu tertanam di dalam tanah. Oleh sebab itu, semua jenis tanaman bawang tak tahan terhadap cuaca nan panas.
Pangkal batang tanaman bawang manunggal membentuk batang semu. Batang semu nan berada di dalam tanah akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis. Bagian umbi terdiri atas sisik daun, merupakan bagian umbi nan berisi cadangan makanan bagi tumbuhan sejak mulai bertunas sampai keluar akar. Kuncup merupakan bagian umbi nan menghasilkan titik tumbuh baru nan akan membentuk umbi-umbi baru.
Batang sejati atasu diskus merupakan batang nan rudimenter nan berfungsi sebagai loka duduknya sisik daun. Akar adventif yaitu akar serabut berupa benang-benang nan terdapat di bawang subang. Bagian dasar daun bawang merah melebar seperti kelopak. Kelopak daun bagian luar selalu melingkar tertutup. Bunga tanaman bawang menyerupai kembang lili atau tulip. Bentuknya seperti paying nan terdiri atas 50-200 kembang paripurna dengan tangkai nan sangat panjang, sekitar 30-50cm.
Tiap kuntum kembang terdiri atas5-6 helai benang sari dan sebuah putik dengan 3 lokus dan setiap lokusnya terdiri atas 2 bakal biji dengan 3 benang sari terdapat pada lingkar sebelah dalam dan tiga lagi di lingkar sebelah luar. Kepala sari dari lingkar sebelah dalam pertama mengeluarkan tepung sari nan diikuti tepung sari luar. Jika semua tepung sari sudah keluar, putik akan tumbuh memanjang dan dalam waktu 2-3 hari maka saat itu putik sudah masak.
Tangkai kembang tumbuh memanjang dan membesar membentuk lapisan daun nan membungkus kepala tombak atau seludang. Jika seludang membuka akan tampak kuncup-kuncup benga dengan tangkai kecil dan pendek. Pemanjangan tangkai tandan kembang berhenti setelah semuanya menjadi tepung sari. Bunga mengembang secara berurutan dan antara kembang nan pertama sampai nan terakhir berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Penyerbukan biasanya berlangsung antarbunga dalam satu tanaman dengan mediator lebah madu atau lalat hijau. Penyerbukan ini juga dapat terjadi antara satu tanaman dengan tanaman lain. Bakal buah bentuknya seperti bangunan segitiga hingga tampak jelas seperti kubah. Bakal buah ini terbentuk dari 3 buah ruang, dan dalam tiap ruang terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir.
Biji nan masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam. Letak bakal biji di ruang bakal buah terbalik sehingga ujung bakal biji tersebut dekat dengan plasentanya. Bakal biji nan masih muda akan berwarna putih dan nan sudah tua berwarna hitam. Biji sebgian besar terdiri atas endosperm.
Jenis atau Varietas Tanaman Bawang Merah
Bawang merah terdiri atas majemuk jenis atau varietas. Beberapa varietas bawang merah nan dinyatakan unggul ialah Bima Brebes, Kuning Gombong, Bangkok, Kuning, Maja Cipanas, dan Sumenep. Beberapa sifat bawang merah dari beberapa kultivar lokal dan luar negeri tersebut ialah sebagai berikut.
Bima Brebes
Varietas ini mempunyai bentuk umbi nan lonjong dengan ukuran sedang, rona merah tua, agak tahan terhadap penyakit daun, kemampuan berbunga alami pada umur 45-50 hari setelah tanam (hst), dan umur panennya antara 55-60 hst.
Gombong
Umbi bawang merah ini bentuknya agak bundar, ukuran agak besar, rona gelap, tahan terhadap penyakit daun, kemampuan berbunga alami, dan umur panen antara 50-55 hst.
Sumenep
Varietas Sumenep mempunyai bentuk umbi lonjong dan berukuran sedang, berwarna merah pucat, tahan terhadap penyakit daun, tak berbunga secara alami dan vernalisasi, serta umur panen antara 70-80 hst.
Bali Djo
Umbinya berbentuk bulat agak gepeng, berwarna merah muda, kemampuan brbunga alami, dan umur panen antara 60-65 hst.
Maja Cipanas
Umbinya berbentuk bulat agak besar, berwarna merah padam, kemampuan berbunga alami, dan umur panen antara 55-60 hst.
Bangkok
Umbinya berbentuk agak bundar, berwarna merah pudar, agak tahan penyakit daun, kemampuan berbunga alami dan vernalisasi, serta umur panen antara 55-60 hst.
Filifina
Umbinya berukuran agak besar, berwarna merah pudar, agak tahan terhadap penyakit daun, kemampuan berbunga alami dan vernalisasi, serta umur panen antara 5506- hst.
Nah, itulah sekilas taaruf kita dengan tanaman bawang merah. Semoga apa-apa nan terdapat dalam artikel ini dapat menambah pengetahuan pembaca, khususnya pengetahuan tentang bawang merah. Semoga bermanfaat!