Ramadhan ialah Bulan Turunnya Al-Quran
Ramadhan ialah bulan nan penuh berkah. Puasa di bulan Ramadhan adalah hari nan dinanti-nanti. Menurut kaidah bahasa Indonesia, puasa berasal dari kata upa dan waksa, nan artinya menahan diri. Sedangkan, shaum dalam Islam ialah mengendalikan diri. Ketahuilah, antara mengendalikan diri dan menahan diri terdapat disparitas besar. Akan tetapi, sebab makna kata shaum sudah disamakan dengan kata puasa, maka kata puasa menjadi generik dan lazim dipakai ketika bulan Ramadhan tiba.
Seluruh kitab agama samawi, yaitu Taurat nan diwahyukan kepada Musa as, Injil kepada ‘Isa as (Ruh Allah), Zabur kepada Daud as, suhuf (lembaran-lembaran suci) kepada Ibrahim as, dan Al-Quran kepada Muhammad Saw., semua diturunkan di bulan Ramadhan. Ramadhan ialah bulan kasih-sayang, bulan ampunan, bulan pencuci hati, bulan surga cinta, dan Ramadhan adalah bulan barokah pelipur jiwa supaya mencapai derajat takwa. Ramadhan berhubungan juga dengan asma Allah nan istimewa.
Ahhir Ramadhan ialah Waktu Lailatul Qadr
- Menurut hadits Bukhari, Rasulullah Saw. memperoleh wahyu ilahi pertama kali pada Lailatul Qadr di bulan Ramadhan adalah dari Lauh Mahfuzh menuju sfera (spektrum nan berisikan inti cahaya ilahi) pertama di langit, tepatnya dari “Rumah Kebijaksanaan.” Kemudian, wahyu diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. oleh Jibril a.s. setahap demi setahap, sedikit demi sedikit selama lebih dari dua puluh tahun.
- Ibn ‘Abbas meriwayatkan, “Apabila umat menyadari berkah pada bulan Ramadhan, pasti mereka akan memohon agar Allah berkenan menciptakan setiap bulan ialah Ramadhan."
- Nabi Muhammad bersabda, “Surga merindukan empat golongan: Mereka nan melantunkan Al-Quran; Mereka nan menjaga lidah dari pembicaraan palsu; Mereka nan memberi makan kaum lapar; dan Mereka nan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan; Inilah pakar surga. “
- Allah memberikan perintah, “Demi menjunjung Ramadhan, catatlah amal saleh hamba-Ku, tetapi jangan catat perbuatan jahat. Aku telah mengampuni dosa mereka.” Rahmat nan diberikan Allah tak satu pun mata nan fana pernah menyaksikan, tak pula pernah dididengar oleh telinga. Ramadhan ialah permulaannya rahmat, lalu di tengahnya terdapat ampunan Allah, dan di penghujung Ramadhan ialah dijauhkannya dari neraka.
- "Ramadhan ialah bulan nan di dalamnya diturunkan permulaan Al-Quran sebagai petunjuk dan pejelasan bagi manusia dan sebagai pembeda antara nan hak dan nan batil ." (QS Al-Baqarah [2]: 185)
- Tingkatan puasa ada tiga. Pertama , menahan diri dari makanan, minuman, dan interaksi seksual dari fajar hingga terbenam mentari; kedua, tak mendengarkan nan buruk, tak mengucapkan perkataan menyakitkan, tak menghina, tak menyerapah dan berdusta apalagi bersumpah palsu, tak makan makanan haram apalagi mendekatinya; ketiga, puasa orang-orang khusus. Mereka inilah nan tak menginginkan hadiah surgawi, dayang-dayang bidadari, atau kenikmatan di surga, nan mereka inginkan hanyalah Allah Swt semata.
- Puasa hakikatnya ialah tameng. Neraka sekalipun tak mampu menyentuh orang nan tulus dalam menjalankan puasa.
- Saat memulai puasa, mulailah dengan makanan halal dan tutuplah puasa dengan makanan nan halal pula. Sudah banyak contoh bahwa harta haram hanya menghasilkan kesia-siaan.
- "Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Al-Quran pada malam kemuliaan. Dan, tahukah engkau apakah malam kemuliaan? Malam kemuliaan lebih baik dari seribu bulan. Pada malam tersebut turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya buat mengatur segala urusan. Malam tersebut (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar ." [QS Al-Qadr [97]:1-5]
Allah Swt sengaja merahasiakan Lailatul Qadr. Nabi berkata, " Wahai umatku, carilah Lailatul Qadr di sepertiga terakhir dari Ramadhan, salah satu malam hari ganjil dari sepuluh malam ter akhir. " Malam ganjil ialah tanggal dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.
Lailatul Qadr dalam bulan Ramadhan ialah saat di mana para malaikat diberi tanggung jawab buat mengemban tugas, seperti mengabarkan kematian, rezeki, cinta kasih, hujan, gempa bumi, peperangan, kemiskinan, kekayaan, musim paceklik, dan saat rezeki melimpah. Segala keputusan dan urusan ada pada Lailatul Qadr.
Puasa telah berlalu. Tidak ada lagi suasana kebersamaan, keakraban, dan senda gurau di dalam masjid sehabis tarawih. Tidak ada sahur bersama keluarga atau buka bersama rekan-rekan. Tidak ada lagi nan dinanti-nanti menjelang azan Maghrib. Tidak ada lagi harap-harap cemas mudik ke kampung halaman membawa oleh-oleh buat sanak famili. Tidak ada lagi rezeki nomplok THR dan bonus. Indahnya Ramadhan, setiap hari selalu ada cerita, keceriaan, dan semangat memperoleh pahala dari Allah Swt. Amboi... rasanya kangen puasa lagi. Ramadhan ialah bulan nan dinanti-nanti.
Ramadhan ialah Waktu buat Salat Tarawih
Selain puasa, bulan Ramadhan ialah waktu buat salat tarawih. Salat tarawih merupakan salat sunnat nan dilaksanakan spesifik hanya pada bulan ramadhan. Oleh sebab itu, ramadhan ialah bulan nan identik dengan salat tarawih.
Balam bahasa Arab, tarawih artinya ‘waktu sesaat buat istirahat. Waktu salat sunnat ini di bulan ramadhan ialah setelah salat isya dan dilakukan berjama’ah di masjid. Hal nan menarik mengenai salat tarawih di bulan Ramadhan ialah Nabi Muhammad Saw. hanya pernah salat tarawih berjamaah sebanyak tiga kali. Selanjutnya, Rasulullah tak melanjutkan salat tarawih berjamaah sebab risi hal ini akan menjadi diwajibkan bagi umat muslim.
Ramadhan ialah Bulan Turunnya Al-Quran
Ramadhan ialah bulan turunnya Al-quran, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan (ada disparitas pendapat di antara para ulama tentang tanggal niscaya turunnya Al-quran buat pertama kalinya). Tanggal ini diperingati pula sebagai hari turunnya Al-quran ( Nuzulul Qur’an ) oleh sebagian muslim buat pertama kalinya.
Dalam peristiwa krusial ini, diturunkan Surat Al-Alaq ayat 1-5 saat Rasulullah berara di Gua Hira. Peringatan Nuzulul Quran ini di bulan Ramadhan ialah dengan adanya ceramah di masjid-masjid. Namun, peringatan tersebut dianggap perbuatan bid’ah sebab Nabi Muhammad Saw. tak mengajarkannya.
Ramadhan ialah Waktu buat Zakat Fitrah
Zakat fitrah di bulan Ramadhan ialah zakat nan dikeluarkan hanya pada bulan Ramadhan dan selambat-lambatnya dikeluarkan sebelum salat Idul Fitri berakhir. Besarnya zakat fitrah nan wajib dikelurkan setiap orang pada bulan Ramadhan ialah satu sha’ makanan pokok di daerah nan bersangkutan. Jika dikonversikan, jumlah zakat fitrah nan dikeluarkan dalam bulan Ramadhan ialah 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras.
Secara umum, penerima zakat di bulan Ramadhan ialah terdiri atas delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Sebagian ulama mengatakan bahwa zakat fitrah harus diutamakan kepada dua golongan pertama, yaitu fakir dan miskin.
Ramadhan ialah Bulan Jihad
Ramadhan ialah bulan jihad sebab pertempuran paling besar selama kehidupan Nabi Muhammad Saw., terjadi di bulan Ramadhan, bulan jihad, dan penuh semangat. Peperangan pertama di dalam sejarah Islam ialah perang Badar.
Peperangan kedua di bulan Ramadhan ialah futuhat Mekkah. Sejarah Islam dipenuhi dengan dari peperangan besar lainnya di bulan Ramadhan, contohnya perang Ain Jaluit. Dalam perang ini, Allah menolong umat Muslin terhadap agresi liar bangsa Mongol. Bangsa Mongol pun mengalami kekalahan nan luar biasa.