Sebelum Menjadi Artis, Perhatikan Dulu
Siapa nan nggak mau jadi seniman ? Pastinya banyak diantara kita nan bercita-cita buat menjadi artis. Sepintas pekerjaan menjadi seniman terlihat mudah dan sangat menyenangkan. Berdandan rapi, berpenampilan cantik dan ganteng.
Lalu kerjanya hanya berakting pretensi jatuh cinta, pretensi marah, pretensi sedih, pura–pura menangis dan sebagainya. Bukankah itu semua sangat mudah? Anak kecil saja sudah pandai berpura-pura, apalagi kita nan sudah dewasa!
Kemudian menjadi bintang pujaan nan dikenali orang dimana–mana. Seringkali diundang buat meramaikan acara ini dan itu. Memperoleh insentif ini dan itu. Namanya juga dielu-elukan dan dipuja-puja oleh masyarakat ramai. Siapa nan tak ngiler menjadi artis jika melihat semua kemudahan dan kemewahan ini?
Dunia Artis
Namun jangan salah, jika ternyata di belakang layar perjuangan buat menjadi seniman penuh lika dan liku. Ditolak sana dan sini, dipandang sebelah mata pada awalnya dan diragukan kemampuan aktingnya. Bahkan ada nan naik kendaraan generik bolak balik ke sana ke mari demi meraih popularitas buat tiba di puncak tangga keberhasilan.
Setelah semua perjuangan nan tidak kenal lelah membuahkan hasil, nan paling menyedihkan ialah jika bintang kita telah kian meredup.
Kemudian pamor kita sebagai seniman dianggap sudah kurang menarik dan mulai akan hilang peredarannya dari layar kaca . Kita nan tadinya berada di puncak mendadak terjun bebas dari kesuksesan dan bahkan dilupakan orang. Menyedihkan!
Sebelum memutuskan menjadi seniman hendaknya kita persiapkan hati dan mental, agar tak mudah hanyut dan kehilangan kontrol diri ketika menjadi bintang pujaan masyarakat.
Sebelum Menjadi Artis, Perhatikan Dulu
Coba cermati hal-hal berikut ini sebelum memutuskan buat menjadi artis:
- Apakah akan menjadi seniman semusim atau seniman berkarakter nan akan lebih panjang masa berkaryanya? Nah, jika ingin serius buat jangka panjang, kita harus konfiden bahwa kita akan bekerja keras dan terus mengasah talent kita.
- Rajin menjaga kebersihan diri, olah tubuh dan menjaga penampilan buat selalu tampil prima. Kapital primer buat menjadi seniman ialah penampilan. Tidak ada seorang pun nan akan menganggap seorang seniman atau penampil serius jika sejak awal ia tampil acak-acakan dan tak rapi.
- Banyak mengambil kursus atau pendidikan seni acting, atau keterampilan sebagai seorang entertainer. Sepintas lalu akting atau bicara cuap-cuap terlihat mudah, namun sesungguhnya ada banyak hal nan harus dipelajari oleh mereka nan ingin serius di dalam global seni peran ini. Bagaimana mengolah emosi penonton dan bagaimana pula mengajak penonton buat melakukan sesuatu atau konfiden akan sesuatu.
- Banyak membaca buku/literatur/ biography mengenai para pemain film kelas dunia, serta banyak bertanya kepada para pekerja seni nan lebih senior. Hal ini krusial buat mendorong motivasi dan semangat calon artis.
- Tentukan kapan akan pensiun atau mundur dari global keartisan. Dan jika sudah mundur, tentukan pula kegiatan apa nan akan dilakukan selanjutnya. Misalnya tetap menjadi pekerja seni di belakang layar dengan menjadi pengarah adegan atau produser. Atau bahkan beralih ke global manajemen seniman dan menjadi agent. Tentukan sejak jauh hari!
- Dekatkan diri pada Tuhan dan keluarga agar kita menyadari bahwa menjadi artis ialah salah satu cara kita buat mencari nafkah dan berkreasi memperluas potensi diri dan bukannya justru larut dalam hedonisme dan lupa diri.
Berprofesi sebagai seniman bisa menjadi sebuah karir atau perjalanan latif dalam hayati jika sejak awal menekuninya, kita telah memiliki strategi. Sehingga global keartisan tak hanya menjadi impian semusim namun menjadi sumber rejeki nan berkepanjangan dan bahkan dihormati masyarakat.