Lainnya
Membayar zakat merupakan salah satu kewajiban umat Islam nan tercantum dalam Rukun Islam. Zakat bisa dibagi lagi menjadi beberapa macam. Berikut ini akan dibahas mengenai macam macam zakat.
Zakat ialah memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan eksklusif kepada orang-orang nan berhak menerimanya sinkron dengan ketentuan atau syariat Islam. Kata ‘zakat’ berarti membersihkan atau menyucikan, seperti dalam Surat Al Ahzab ayat 33, Allah SWT berfirman:
” …Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. ”
Zakat merupakan bentuk ibadah lain setelah salat nan bertujuan buat mengingat Allah Swt dan bersyukur atas segala rahmat dan nikmat nan telah diberikan dan akan diberikan oleh-Nya. Zakat merupaka sebagian dari Zikrullah , upaya buat mengingat Allah Swt.
Macam Macam Zakat
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan zakat terhadap jiwa, dikeluarkan menjelang berakhirnya bulan Ramadhan sebagai pembersih jiwa dari hal-hal nan mengotori aplikasi ibadah puasa Ramadhan.
Zakat fitrah juga berfungsi sebagai santunan bagi fakir miskin dan orang-orang nan berhak menerima zakat di hari raya Idul Fitri. Yang terkena kewajiban membayar zakat fitrah ialah setiap Muslim, baik kaya maupun miskin, masih hidup, dan memiliki kelebihan harta dari nan dibelanjakan buat kebutuhan primernya.
Besar zakat fitrah ialah senilai 2,176 kg bahan makanan pokok nan berlaku di wilayah tersebut, misalnya tepung terigu, kurma, gandum, dan beras. Waktu pembayaran atau pengeluaran zakat fitrah sebaiknya maksimal dua hari sebelum hari raya, atau dapat dipercepat pada awal bulan Ramadhan .
2. Zakat Maal (Zakat Harta)
Zakat maal ialah zakat nan harus dikeluarkan dari segala harta nan dimiliki, dikuasai, disimpan, dan mempunyai nilai eksklusif serta nilai kegunaan (rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, emas, perak, dan lain-lain).
Harta berbentuk apa pun wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencapai nishab. Nishab ialah nilai dan waktu nan membatasi wajib atau tidaknya suatu harta dizakati.
Macam Macam Zakat Maal
Kata maal berasal dari bahasa Arab nan berarti harta. Zakat mall dikenakan atas harta nan dimiliki individu atau forum berdasarkan ketentuan nan telah ditetapkan secara hukum. Ada beberapa syarat nan harus dipenuhi oleh harta nan akan dikeluarkan, di antaranya sebagai berikut.
- Harta tersebut dimiliki penuh oleh seseorang, bukan merupakan harta gabungan dengan orang lain.
- Harta tersebut berpotensi buat dikembangkan dalam usaha.
- Mencapai nisab, jumlah kekayaan maksimal nan dapat dikeluarkan zakatnya. Bila tak mencapai nisab, harta tersebut dianjurkan buat menjadi sedekah.
- Orang nan akan mengeluarkan zakat mall harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan pokoknya.
- Harta tersebut tidaklah menjadi bagian dari hutang atau bukan sebagai pembayar utang.
- Memenuhi syarat haul, batas waktu buat ternak, harta simpanan, dan harta perniagaan ialah satu tahun buat kepemilikannya. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan, dan barang temuan atau rikaz tidak ada batas waktunya.
Setelah mengetahui syarat dari harta nan tergolong dari zakat maal, maka selanjutnya ialah mengetahui cara penghitungannya. Macam zakat maal dan perhitungannya ialah sebagai berikut.
1. Zakat Emas dan Perak
Nishab emas ialah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas murni). Sedangkan nishab perak ialah 200 dirham (setara dengan 672 gram perak). Ini berarti, jika Anda memiliki emas sebesar 20 dinar selama satu tahun, maka emas tersebut harus dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.
Aturan serupa berlaku pula buat perak, jika telah mencapai nishab 200 dirham dan waktu kepemilikannya telah satu tahun, maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.
2. Zakat Harta Berharga Lainnya
Zakat harta berharga lainnya, misalnya uang tunai, tabungan, saham, obligasi, dan lain-lain. Besarnya zakat nan harus dikeluarkan dan syarat-syaratnya sama seperti zakat emas dan perak.
Apabila syarat dan jenis harta zakat mall sudah terpenuhi, maka zakat terseut diberikan kepada orang nan tergolong mustahik. Orang-orang nan tergolong mustahik atau nan berhak menerima zakat ialah sebagai berikut.
- Fakir, orang nan tak punya pekerjaan tetap dan hidupnya sengsara.
- Miskin, orang nan punya pekerjaan, tapi tak dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
- Amil zakat, pengurus zakat.
- Muallaf, orang baru memeluk Islam.
- Hamba sahaya, budak.
- Gharim, orang nan berutang.
- Ibnu Sabil, orang-orang nan berjuang di jalan Allah, seperti misalnya orang nan sedang mengelola pesantren atau mendirikan masjid.
- Musafir, orang nan sedang dalam perjalanan jauh dan kehabisan bekal. Perjalanan nan ditempuhnya bukan buat tujuan maksiat.
Macam Macam Zakat Lainnya
1. Zakat Penghasilan
Zakat penghasilan ialah zakat nan wajib dibayarkan apabila penghasilan seorang Muslim telah mencapai nilai eksklusif nan disyaratkan. Syarat dikeluarkannya zakat penghasilan ialah jika penghasilan Anda sudah mencapai nilai sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah (setara dengan 520 kg beras). Besarnya zakat nan harus dikeluarkan ialah 2,5 % dari nilai penghasilan
2. Zakat Profesi
Zakat profesi ialah zakat nan dikeluarkan dari penghasilan profesi bila telah mencapai nilai zakat, yaitu sebesar 520 kg beras. Besarnya nilai zakat nan harus dikeluarkan ialah 2,5 % dari penghasilan.
3. Zakat Perniagaan / Perdagangan
Zakat perniagaan ialah zakat nan dikeluarkan dari harta perdagangan atau semua harta nan digunakan buat jual beli, seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-lain.
Zakat perniagaan juga wajib dikeluarkan dari segala bentuk usaha perdagangan, baik nan berupa perorangan atau perserikatan, seperti CV, PT, koperasi, dan sebagainya. Syaratnya sama dengan zakat pada emas.
Dari klarifikasi di atas, jelas sudah apa nan dimaksud dengan zakat dan apa saja nan termasuk ke dalam zakat maal. Zakat tersebut tentu saja harus diniati sebab Allah. Terkadang seseorang nan berlimpah harta suka melupakan pada kewajiban zakatnya. Padahal Rasullah mengajarkan kepada umatnya buat bersedekah dan hayati sederhana.
Bersedekah, memberi dan berbagi kepada sesama memiliki loka tersendiri dalam hati insan mulia ini. Beliau pernah menegaskan dalam hadits tentang akhlak nan disampaikannya bahwa, " Kunci kesuksesan seorang Muslim ialah kegemarannya dalam memberi dan kemampuannya dalam berempati terutama kepada mereka nan kekurangan ". (HR Thabrani)
Tinta sejarah telah menuliskan betapa Nabi Muhammad SAW merupakan seorang pendakwah nan pandai mengajak orang pada kebaikan. Beliau banyak menasbihkan hadits tentang akhlak, salah satunya akhlak dalam menyantuni anak yatim. Pada saat bersamaan, beliau pun merupakan seorang praktisi sejati.
Artinya, apa nan beliau perintahkan buat dilakukan umatnya, pasti akan beliau amalkan terlebih dahulu sebelum orang lain mengamalkannya, termasuk dalam hal kedermawanan. Beliau selalu memberi contoh dari hadits tentang akhlak nan diucapkannya.
Ketika wafat, Nabi Muhammad SAW tak meninggalkan warisan apa-apa buat keluarganya, selain beberapa pangkas baju usang dan sebuah pakaian besi nan dijaminkan kepada seorang Yahudi.
Pada masa hidupnya beliau seringkali kelaparan. Andai pun makan, apa nan dimakannya itu hanya sedikit sebab sebagiannya lagi beliau sedekahkan. Beliau benar-benar menjalankan hadits tentang akhlak nan beliau ucapkan, bahkan hingga tutup usia.
Aisyah pernah berucap, “Rasulullah tak pernah kenyang sepanjang tiga hari berturut-turut. Kalau seandainya kami mau niscaya kami kenyang, akan tetapi beliau selalu mengutamakan orang lain daripada dirinya (sendiri).” (HR Baihaqi)
Nabi Muhammad SAW tak berpakaian mewah, kecuali baju dari bahan kasar. Nabi Muhammad SAW pun tak tidur, kecuali dialasi pelepah daun kurma nan telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi kasur. Itulah mengapa, sebab kasar, “kasur” tersebut selalu meninggalkan bekas di pipi Nabi ketika beliau bangun dari tidur.
Beliau sangat takut jika di rumahnya tersisa sedikit saja harta nan belum dibagikan. Tentang hal ini, Abu Dzar bertutur. “Suatu hari saya berjalan bersama Rasulullah SAW di sebuah tanah lapang di Madinah, hingga di hadapan kami terlihat Jabal Uhud.”
Nabi menyapaku dan menyampaikan sesuatu, sesuatu nan kemudian menjadi hadits tentang akhlak bersedekah nan diamini, "Tidak akan pernah membuat bahagia memiliki emas seperti Jabal Uhud ini, jika sampai melewati tiga hari dan saya masih memiliki satu dinar, kecuali nan saya gunakan buat melunasi utang. Jika saya memilikinya, niscaya akan saya bagi-bagikan semuanya tanpa residu dan saya katakan kepada hamba-hamba Allah begini, begini, begini (beliau mengisyaratkan arah kanan, kiri dan belakangnya)’.” (HR Bukhari Muslim).
Dari rangkaian kisah ini, dari rangkaian hadits tentang akhlak bersedekah dan kedermawanan ini, kita mungkin bertanya-tanya, kedermawanan macam apakah ini? Sebersih apakah hati orang nan mau menjalaninya? Siapa pula pemimpin nan mau hayati bersahaja sebagaimana nan dilakukan Nabi Muhammad SAW?
Untuk itu, perlu dipelajari dan dipahami lagi bahwa zakat itu ialah sebuah kewajiban bagi umat muslim nan memenuhi syarat-syarat zakat. Semoga uraian macam macam zakat tersebut bermanfaat.