Sejarah Puwakarta dari Masa ke Masa

Sejarah Puwakarta dari Masa ke Masa

Mungkin tak banyak orang nan mengenal sejarah Purwakarta , terutama para generasi muda. Padahal, kabupaten nan terletak ± 80 km sebelah timur Jakarta ini memiliki akar sejarah nan panjang, yaitu sekitar awal abad ke-17, tepatnya pada masa Sultan Agung Mataram berkuasa.

Saat ini, Purwakarta tengah menggeliat dengan gencarnya pembangunan di segala bidang. Posisinya nan strategis antara dua kota besar, Jakarta dan Bandung, membuat Purwakarta menjadi daerah incaran para investor.



Sejarah Purwakarta, Data, dan fakta

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai sejarah Purwakarta, ada baiknya Anda mengetahui data dan fakta sebagai berikut.



1. Sejarah Purwakarta - Lokasi

Terletak di provinsi Jawa Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang di bagian utara, dan Kabupaten Bandung di bagian selatan.



2. Sejarah Purwakarta - Asal kata

Purwakarta berasal dari kata purwa nan artinya 'permulaan' dan karta nan berarti 'ramai atau hidup'. Jadi, Purwakarta memiliki arti 'mulai ramai atau mulai hidup'. Hal ini mengingatkan pada saat perpindahannya dari Wanayasa nan sepi ke Sindang Kasih nan lebih ramai.



3. Sejarah Purwakarta - Loka Terkenal

Sebenarnya, ada banyak loka terkenal di Purwakarta. Namun, nan paling diketahui kebanyakan orang ialah sebagai berikut.

    1. Waduk Jatiluhur. Selain dimanfaatkan sebagai sumber pengairan dan budi daya ikan, danau ini dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Belakangan, danau ini dijadikan tujuan wisata.
      1. Plered. Sejak dulu, daerah ini terkenal sebagai sentra kerajinan keramik tanah liat. Keramik Plered sudah diekspor ke mancanegara, antara lain Jepang, Belanda, Thailand, dan Singapura.
      1. Gunung Parang. Wisata alam rock climbing , loka nan terkenal di kalangan anak muda, khususnya di Jawa Barat.
      1. Situ Wanayasa. Situ wanayasa merupakan danau alam nan berada pada ketinggian 600 m Di atas Permukaan Laut. Situ Wanayasa nan memiliki luas sekitar 7 hektare terletak sejauh 23 km dari pusat Kota Purwakarta. Di Situ Wanayasa, pemandangannya masuh asri dan udaranya pun sangat sejuk. Situn ini berlatar belakang Gunung Burangrang.
      1. Air terjun Curug Cipurut. Air terjun Curug Cipurut berlokasi sekitar 3 km ke arah Selatan Desa Wanayasa. Untuk mencapai Curug Cipurut, harus ditempuh dengan cara berjalan kaki. Curug ini merupakan loka nan nyaman buat berrekreasi. Selain itu,curug ini pun menjadi loka favorit buat melakukan hiking maupun camping ground . Objek wisata Curug Cipurut berada pada ketinggian 750 m Di atas Permukaan Laut.
      1. Situ Buleud. Situ Buleud merupakan danau nan berbentuk hampir bulat. Danau atau situ ini terletak di tengah Kota Purwakarta. Penamaan Situ Buleud diambil dari bentuk situ nan hampir bulat sempurna. Situ buleud pun merupakan ikon Kota Purwakarta. Menurut cerita, Situ Buleud dulunya ialah loka pemandian badak. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, situ ini dijadikan sebagai loka peristirahatan. Seiring perkembangan zaman, kini Situ Buleud menjadi loka rekreasi dan olah raga penduduk Kota Purwakarta di hari Minggu dan hari libur.
      1. Sentra Industri Keramik Plered. Sentra industri keramik ini berlokasi sekitar 13 km dari pusat Kota Purwakarta. Sentra Industri keramik Plered ini diperkirakan sudah ada sejak 1904. Keramik-keramik nan dihasilkan Sentra Industri Plered ini berkualitas ekspor. Negara-negara nan menjadi tujuan ekspor keramik hasil dari sentra industri Plered ini antara lain Jepang, Belanda, Thailand, dan Singapura.


      Sejarah Puwakarta dari Masa ke Masa

      Bermula dari daerah sepi tidak dikenal, Purwakarta tengah bermetamorfosis menjadi kota industri nan menarik perhatian banyak orang. Berikut ini sejarah Purwakarta dari masa ke masa.

      a. Sejarah Purwakarta - Masa Kerajaan Mataram

      Sejarah Purwakarta pada masa kerajaan Mataram sudah dimulai sejak awal abak ke 17. Berikut ialah prosesnya. Pada awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirimkan pasukan tentara nan dipimpin bupati Surabaya ke Jawa Barat buat menundukkan Sultan Banten. Namun, dalam perjalanannya, pasukan Mataram tersebut bentrok dengan pasukan VOC sehingga mereka harus kembali pulang.

      Ekspedisi pertama sukses digagalkan. Pada ekspedisi kedua, pasukan Mataram kembali menyerang. Kali ini, di bawah pimpinan Dipati Ukur, namun lagi-lagi bisa digagalkan pasukan VOC.

      Setelah mengalami dua kali kegagalan, Sultan Mataram mengutus R.A.A. Wirasuta, seorang Penembahan Galuh, Ciamis, buat menduduki Rangkas Sumedang (sekarang Karawang), sebuah daerah di sebelah timur sungai Citarum nan daerah kekuasaannya mencakup Karawang hingga Purwakarta.

      Di sana, Wirasuta nan bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III mendirikan beberapa benteng pertahanan, yaitu di daerah Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi, dan Kuta Tandingan.

      Untuk memimpin daerah kekuasaan baru tersebut, pada 1656, Sultan Agung Mataram mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV, nan dikenal dengan julukan Panembahan Singaperbangsa buat menjadi bupati di Karawang.

      Setelah Singaperbangsa wafat, puteranya nan bernama Adipati Kertabumilah (Eyang Manggung) memegang tampuk kekuasaan di Karawang sejak 1679-1721.

      Pada masa pemerintahannya, ibukota dipindahkan dari Udug-udug ke Karawang nan sekarang kita kenal. Sayangnya, pemerintahan kabupaten Karawang berakhir sekitar 1811-1816 sebagai dampak peralihan kekuasaan dari pemerintahan Belanda kepada pemerintahan Inggris.

      b. Sejarah Purwakarta - Masa Penjajahan Belanda

      Sejarah Purwakarta pada masa penjajahan belanda dimulai ketika pemerintahan Belanda, melalui Gubernur Jendral Van Der Capellen, sukses mengambil alih kabupaten-kabupaten nan sebelumnya dikuasai Inggris. Pengambilalihan kekuasaan ini berlangsung pada 1819.

      Sejak itu, pemerintahan kabupaten Karawang dihidupkan kembali. Pasca kekuasaan Inggris, R.A.A. Surianata dari Bogor dipercaya memimpin Karawang pada 1820 dengan gelar Dalem Santri. Kemudian, ia memilih ibukota kabupaten di Wanayasa, suatu loka di daerah dataran tinggi Purwakarta.

      Oleh Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, bupati setelah Dalem Santri, pada 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih. Pemindahan Ibukota dari Karawang ke Wanayasa inilah nan kemudian menjadi tonggak lahirnya kota Purwakarta nan berasal dari kata Purwa karta nan berarti 'mulai ramai'.

      c. Sejarah Purwakarta - Masa Kemerdekaan Hingga Sekarang

      Berbeda dengan sejarah Purwakarta pada mas-masa sebelumnya. sejarah Purwakarta pada masa kemerdekaan hingga sekarang terjadi banyak perubahan signifikan, yaitu sebagai berikut.

      1. Pada 29 Januari 1949, Kabupaten Karawang dipecah dua, yakni Karawang Timur dan Karawang Barat melalui Surat Keputusan Wali Negeri Pasundan Nomor 12.
      1. Selanjutnya, Karawang Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibukota di Subang, sedangkan Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang.
      1. Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 1950, ditetapkan kabupaten bahwa Purwakarta beribukota Purwakarta nan daerahnya meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem, dan Purwakarta.
      1. Pada 1968, berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 1968, wilayah kewedanaan Purwakarta ditambah masing-masing dua desa dari Kabupaten Karawang dan Cianjur. Pada 1968, Kabupaten Purwakarta hanya memiliki 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwakarta, Plered, Wanayasa, dan Campaka dengan jumlah desa sebanyak 70 desa.
      1. Setelah swatantra daerah, terjadi pemekaran di Purwakarta sehingga jumlah kecamatan menjadi 17, dengan 9 kelurahan dan 183 desa.

      Nah, itulah klarifikasi tentang sejarah Purwakarta nan telah berlangsung sejak lama. Semoga klarifikasi mengenai sejarah Purwakarta tersebut bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca terkait sejarah-sejarah kota nan ada di Indonesia, khususnya Purwakarta.

      Jika sejarah Purwakarta telah terjadi sejak lama, bagaimana dengan sejarah kota nan saat ini sedang Anda tinggali?