Tokoh dan Film Lawak Indonesia nan Terkenal
Sejarah perfilman Indonesia juga mengenal salah satu dari aliran film komedi. Bahkan, dulu sekitar tahun 70-an dan 80-an, film jenis ini banyak menghiasi layar kaca Indonesia.
Industri perfilman Indonesia pada perkembangannya sekarang sudah sangat sporadis melahirkan film-film komedi. Tidak seperti dulu, perkembangan film lawak sempat mencapai puncaknya ketika industri perfilman Indonesia melahirkan tokoh maupun kelompok peran lawak nan selalu menghiasi bioskop-bioskop Indonesia. Sebut saja tokoh karismatik asal Betawi, yaitu Benjamin S., Kadir dan Doyok, maupun kelompok DKI nan terdiri atas Dono, Kasino, dan Indro.
Seperti sekarang ini, banyak film Indonesia nan tayang dengan aliran horor, biasanya juga dipadukan dengan adegan-adegan erotis. Katanya hal itu diperlukan guna menarik minat masyarakat buat menonton. Namun ternyata di sisi lain, ada juga film bersifat edukatif nan sukses menarik minat penonton tanpa embel-embel erotis.
Sudah saatnya kini para sineas di Indonesia memikirkan bagaimana cara mengembalikan kualitas film Indonesia pada tempatnya nan lebih baik. Termasuk mungkin kembali menghadirkan film-film dengan aliran komedi. Diharapkan dengan adanya film-film seperti itu dapat membuat masyarkat lupa sejenak akan impitan hayati nan makin berat saja.
Sejarah Film Lawak Indonesia
Mungkin tak banyak nan mengetahui apalagi mengenal pengarah adegan film lawak Indonesia, Nya Abbas Akup. Ia ialah seorang sineas asal Aceh nan memulai karier di global perfilman Indonesia lewat perannya sebagai asisten pengarah adegan di Perfini atau singkatan dari Persatuan Film Nasional Indonesia nan dipimpin oleh Usmar Ismail.
Beranjak dari sinilah, ketika mendampingi pengarah adegan D. Djajakusuma, Akup nan pada saat itu masih 'hijau' dalam global perfilman diberi kepercayaan buat menyutradarai sebuah film dengan judul Heboh, sebuah film lawak pertama nan diciptakan oleh sineas muda Indonesia.
Film tersebut kemudian dipercaya sebagai awal terbangunnya sejarah film lawak Indonesia. Pada tahun 1957, sekembalinya dari pendidikan film di Amerika Serikat, Akup kembali menyutradarai film dengan aliran lawak lainnya. Kali ini diberi judul Tiga Burona n, sebuah film nan dibintangi aktor Indonesia Bing Slamet dengan nama peran ketika itu sebagai Mak codet.
Akup pada perkembangannya sebagai pengarah adegan dikenal sebagai pencipta film-film dengan aliran komedi. Ia menikmati sepak terjangnya sebagai pengarah adegan nan melahirkan berbagai macam film bergenre komedi. Tak kurang dari 30 judul film telah ia untuk sepanjang kariernya sebagai sutradara.
Celakanya, pada kenyataannya sekarang, tak banyak nan mengenal Akup. Mungkin saja jika karya filmnya disebutkan, banyak orang nan mengenalinya. Namun, kebanyakan dari mereka tak mengenal seseorang di balik kesuksesan filmnya.
Akup mengembuskan napas terakhirnya 21 tahun nan lalu di Jakarta Pusat. Ia meninggal sebab mengalami penyakit komplikasi jantung dan stroke . Sepeninggalnya, FFI memberikan penghargaan spesifik kepadanya sebagai pengarah adegan nan fokus selama kariernya mencipta dan mengembangkan film bergenre komedi.
Nya Abbas Akup, Bapak Film Lawak Indonesia. Begitulah orang-orang menyebutnya sekarang. Selain mendapatkan penghargaan dari FFI, pengarah adegan kelahiran Malang ini juga diberi gelar oleh Presiden Republik Indonesia sebagai pahlawan atas dedikasinya di global perfilman Indonesia.
Beberapa judul film komedi nan sempat Nya Abbas Akup buat, yaitu Drakula Mantu , Tiga Buronan , Bing Slamet Koboi Cengeng , Dunia Belum Kiamat , serta karya masterpiecenya nan banyak mendapatkan penghargaan, yakni Inem Pelayan Seksi .
Tokoh dan Film Lawak Indonesia nan Terkenal
- Benyamin Sueb
Benyamin Sueb atau nan lebih dikenal sebagai Benyamin S. merupakan aktor komedi sekaligus penyanyi Indonesia. Di global perfilman ia dikenal sebab akting-akting Ngebanyol nya nan selalu mengundang tawa.
Benyamin lahir di Jakarta pada 5 Maret 1939. Ia bertransformasi dari hanya sekadar masyarakat biasa nan hayati pas-pasan dan tak terkenal, menjadi tokoh Betawi nan dikagumi dan elu-elukan. Bahkan, namanya sekarang menjadi nama salah satu jalan di Ibukota.
Kecintaan Benyamin kepada budaya Betawi mendapat apresiasi nan sangat besar, bukan saja dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Secara pribadi, pelawak nan terkenal dengan celutukannya