Conan dan Prestasi

Conan dan Prestasi

Menjadi seorang detektif, tentu saja bukan pekerjaan mudah. Ia dituntut buat dapat menyelesaikan kasus dengan sebaik mungkin. Ia juga dituntut buat “lebih peka” terhadap hal-hal kecil nan nantinya akan membantu dalam menyelesaikan suatu kasus. Pekerjaan seperti ini rasanya tentu hanya dapat ditunaikan oleh para orang dewasa. Tapi, Conan Edogawa membuktikan bahwa itu semua salah.

Tokoh mengenai seorang detektif nan lahir dari khayalan manusia sudah cukup banyak. Mereka ialah tokoh-tokoh fiktif nan lahir dari daya khayal manusia. Meskipun demikian, pesona nan dimiliki tokoh-tokoh tersebut sungguh sulit buat ditampik.

Cerita tentang pengusutan sebuah kasus kriminal, menjadi cukup menarik jika dikemas secara detail. Dan itulah nan dilakukan oleh dua tokoh detektif tersebut. Para penciptanya, secara detail menggambarkan jalan-jalan menuju terpecahkannya sebuah kasus. Bahkan, siapapun nan mengikuti alur cerita sejak awal, tetap kesulitan menebak akhir dari cerita tersebut.

Para kreator nan memanfaatkan khayalan dan kecerdasannya dalam meramu sebuah tokoh nan cerdas ialah hal nan pantas buat diapresiasi. Menciptakan sebuah tokoh dengan kepribadian, kecerdasan serta lengkap dengan alur cerita nan menarik sama sekali bukan pekerjaan mudah. Tapi, mereka dapat melakukannya.

Hal-hal seperti inilah nan membuat cerita tentang perjalanan seorang detektif menjadi cukup menghibur. Tidak heran, jika peminatnya pun sangat banyak di global ini. Para penikmat cerita-cerita kriminal bukan hanya datang dari para dewasa, tapi juga anak-anak. Dan detektif Conan Edogawa ialah pilihan nan tepat buat anak-anak.

Anak-anak memang dunianya fantasi, waktu nan tepat buat berimajinasi. Mereka dapat menciptakan apapun di pikirannya. Dan menjadikan hal tersebut seolah nyata. Bagi anak-anak nan memang menyukai cerita-cerita tantangan, pemikir, serta kritis, apa nan terjadi pada cerita-cerita semacam Sherlock Holmes atau Conan, seperti citra mengenai khayalan nan ada di pikirannya. Sehingga, meskipun jalan ceritanya rumit, anak-anak “jenis ini” dapat mengikuti dengan baik.

Conan Edogawa memang merupakan salah satu tokoh nan menempati hati anak-anak. Di Indonesia, tayangan ini mendapatkan respon nan cukup baik. Versi kartunnya ditayangkan hingga bertahun-tahun di salah satu televisi swasta. Bahkan, penikmatnya bukan hanya anak-anak, remaja, hingga dewasa pun tidak ketinggalan buat mengikuti serunya alur cerita dalam serial Detektif Conan tersebut.

Ya. Conan Edogawa memang menjelma menjadi sosok detektif nan diidolakan. Kecerdasanya dalam menyelesaikan sebuah kasus melalui pemikiran-pemikiran serta bisikan hati nan tak terduga ialah hal nan membuatnya menarik. Selain itu, latar belakang kehidupannya nan juga tak biasa, juga menjadi pemikat tersendiri.

Keunikan memang menjadi daya jual nan cukup tinggi, pencipta sosok Conan tentu saja cukup tahu akan hal itu. Itulah sebabnya, Conan diciptakan berbeda. Alur cerita, kepribadian, fisik, hingga kecerdasan dan tak-tiknya dalam menyelesaikan kasus, cukup berbeda dengan cerita-cerita detektif global lainnya. Dengan mempertahankan hal tersebut, tidak hiperbola jika Conan tetap dikagumi hingga saat ini.



Tentang Conan

Sosok imajinatif ini lahir dari seorang Gōshō Aoyama. Oleh penciptanya ini, cerita tentang Conan dikirimkan buat diterbitkan ke majalah Weekly Shōnen Sunday di 1994. Untuk pertama kalinya, cerita tentang Conan mulai dikenal luas oleh masyarakat. Menurut Aoyama, inspirasi membuat tokoh Conan ini didapatkan dari tokoh-tokoh detektif dunia, seperti Sherlock Holmes, Arsène Lupin dan Akira Kurosawa.

Oleh majalah tersebut, serial Conan telah diterbitkan sejak 1994 hingga 2011 lalu. Majalah ini memiliki loka nan spesifik bagi serial Conan karya Aoyama tersebut. Dari majalah itulah, Conan menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, pihak Elex Media Komputindo ialah pemegang hak terbit satu-satunya buat serial Conan ini. Bukan hanya di Indonesia, Conan juga terbit di Amerika.

Keberhasilan serial manga ini kemudian membuat TMS Entertainment ikut memproduksi serial Conan. Tapi, dalam bentuk animasi. Bekerjasama dengan Yomiuri Telecasting Corporation, film animasi Conan pun sukses diciptakan. Serial animasi Conan inilah nan ditayangkan hingga kini dan menjadi serial kartun nan dinantikan setiap minggunya.



Conan dan Alur Cerita

Penggemar serial ini niscaya paham betul dengan semua alur cerita nan ada. Termasuk cerita tentang siapa Conan sebenarnya. Conan Edogawa merupakan nama samaran nan ia gunakan. Sementara nama aslinya ialah Shinichi Kudo. Shinichi Kudo merupakan seorang siswa SMA nan membantu polisi buat memecahkan sebuah kasus. Di usianya nan baru 17 tahun, Shinichi sudah masuk dalam global nan penuh risiko.

Hingga, suatu saat, ia diserang olah anggota dari Organisasi Hitam. Organisasi tersebut sepertinya merasa terancam dengan penyelidikan nan dilakukan Shinichi. Mereka pun menyiapkan sebuah racun buat membunuh detektif muda ini.

Sayang bagi mereka, Shinichi Kudo tak terbunuh. Tubuhnya justru merasakan hal lain. Secara ajaib, tubuh pemuda itu lalu berubah menjadi sosok anak kecil dengan usia 10 tahun lebih muda. Hal ini tentu tak diketahui oleh anggota Organisasi Hitam tersebut.

Dengan tubuh barunya, ia pun berubah nama menjadi Conan Edogawa. Upayanya buat mencari anggota organisasi tersebut terus dilakukan. Ia pun memilih buat tinggal bersama Ran Mouri. Ran Mouri ialah temannya semasa kecil nan memiliki ayah seorang detektif partikelir bernama Kogoro Mouri.

Selayaknya anak usia 7 tahun, Shinichi pun bersekolah di sekolah dasar. Di SD Teitan, ia belajar dan membentuk sekelompok detektif cilik, bersama 3 temannya, yaitu Mitsuhiko Tsuburaya, Ayumi Yoshida, dan Genta Kojima. Identitasnya sebagai seorang detektif partikelir ternyata tak serta-merta hilang meskipun tubuhnya tak seperti dulu. Ia pun secara tersembunyi banyak membantu detektif Kogoro Mouri buat memecahkan kasus.

Tak-tik nan digunakan Conan saat membantu detektif Kogomor Mouri ialah selalu membuatnya tidur terlebih dahulu. Dengan alat peniru suara nan diciptakan oleh Profesor Agasa, Conan kemudian berbicara dengan suara Kogormo Mouri. Sehingga, seolah Kogomor Mourilah nan sukses memecahkan kasus.

Hal ini mendadak melambungkan nama Kogoro Mouri sebagai seorang detektif swasta. Kogoro Mouri nan dikenal sebagai detektif bodoh, mendadak terkenal dan diperhitungkan. Meskipun sadar terhadap perubahan nan terjadi, Kogoro Mouri tetap tak mengetahui bahwa kekuatan hebat tersebut datang dari Conan Edogawa.

Perjalanan Conan sebagai seorang detektif pun dimulai. Meskipun berperan di belakang layar, hal tersebut tak menurunkan kecerdasan nan dimilikinya. Berubahnya Conan menjadi sosok anak kecil ternyata sangat membantu dalam penyelidikan. Ia dapat menyelusup ke manapun tanpa dicurigai. Sehingga, informasi nan didapatkan olehnya jauh lebih banyak dibanding dengan Kogoro Mouri nan hanya dapat berspekulasi.

Tujuan Conan buat menghancurkan Organisasi Hitam mendapat donasi dari seorang tokoh bernama Ai Haibara. Ia ialah mantan anggota Organisasi Hitam. Ia jugalah pembuat racun nan mengakibatkan tubuh Conan menjadi kecil. Merasa dikhianati oleh organisasinya tersebut, Ai Haibara pun meminum racun tersebut. Tubuhnya jadi ikut mengecil, dari situlah, perjalanannya bersama Conan buat menjatuhkan organisasi tersebut dimulai.



Conan dan Prestasi

Cerita tentang detektif cilik, Conan Edogawa, menjadi kebanggaan masyarakat Jepang. Negara dengan produksi manga nan tak pernah wafat ini semakin kaya dengan cerita karya Aoyama nan berbau penyelidikan. Terlebih ketika melibatkan seorang anak kecil dalam cerita. Berawal dari muncul di Weekly Shōnen Sunday, cerita ini bercabang ke dalam berbagai bentuk media hiburan.

Ini tentu saja tak terjadi jika cerita Conan Edogawa ini tak berprestasi. Prestasi nan tergambar dari manga ini ialah sudah diterjemahkannya Conan ke dalam banyak bahasa. Ya, manga Detektif Conan sudah diterbitkan dibanyak negara dengan bahasa nan disesuaikan. Di antaranya:

  1. Changchun Publishing House sebagai pemegang hak terbit manga Conan di China,
  2. Kana sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Perancis,
  3. Egmont Manga & Anime sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Jerman,
  4. Star Comics sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Italia,
  5. Egmont sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Negara Swedia, Finlandia dan Norwegia,
  6. Chingwin Publishing Group sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Taiwan,
  7. Kim Dong Publishing House sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Vietnam,
  8. Planeta DeAgostini sebagai pemegang hak terbit manga Conan di negara-negara nan menggunakan bahasa Spanyol dan Katalan, dan
  9. Elex Media Komputindo sebagai pemegang hak terbit manga Conan di Indonesia.

Dengan prestasi nan diraih melalui antusiasme tinggi dari para pembacanya, cerita Conan juga hadir dalam bentuk lain. Di antaranya ialah serial anime, Original Video Anime atau OVA, dan drama televisi. Lagu-lagu nan menjadi soundtrack film anime ini juga dapat Anda nikmati. Pun dengan permainan bernama trading card nan beredar di wilayah Amerika.

Beberapa penghargaan pun diraih oleh serial manga ini. Pada 2001, buat kategori shōnen, manga Detektif Conan mendapatkan Penghargaan Manga Shogakukan ke-46. Karya ini juga dinobatkan sebagai Film Tuturan terbaik dalam acara Tokyo Anime Award nan digelar ke lima kalinya. Juga mendapatkan penghargaan sebagai Interaktivitas Terbaik oleh Digital



Entertainment Group Japan

Ternyata, nan mendapatkan penghargaan bukan hanya karya, tapi juga pengarangnya. Gōshō Aoyama. Untuk menghargai kreativitas nan dimilikinya, patung tokoh-tokoh dalam manga karyanya ini dibangun di daerah kelahirannya, Hokuei, Prefektur Tottori, Jepang. Di sana dibangun patung Kogoro Mouri, Ran Mouri, Shinichi Kudo dan nan niscaya ialah patung dari Conan Edogawa.