Mendambakan Lingkungan Bersih

Mendambakan Lingkungan Bersih

Sudah menjadi pemandangan nan biasa jika mendapati ada banyak sampah berserakan. Bahkan, hingga membentuk gunungan sampah, nan baunya kadang tidak bisa lagi ditahan. Seiring problema sampah nan semakin hari semakin menumpuk dan entah bagaimana baiknya buat menanggulangainya. Banyak orang nan menulis tentang artikel kebersihan lingkungan , mereka bercerita tentang asal-usul sampah, tentang harapan-harapannya melihat lingkungan higienis dari sampah, bahkan tidak sedikit mereka nan memberi solusi buat mengurangi penumpukan sampah-sampah itu.

Bahaya di Balik Sampah

Selanjutnya keinginan buat menuliskan tentang artikel kebersihan lingkungan , memang dapat dikatakan sebagai ide cemerlang. Tetapi sebaiknya pula, jangan berhenti hanya sampai di situ saja. Sebaiknya bagi si penulis, ada baiknya berusaha merealisasikannya dan mewujudkan sebuah lingkungan higienis seperti nan ditulis olehnya. Caranya ialah dengan mengajak masyarakat setempat, atau pun menjadi pioneer langsung nan mencontohkan pada orang.

Memang sebenarnya pencerahan terhadap lingkungan harus dimiliki oleh setiap orang. Karena manusia ialah mahluk sosial nan selalu hayati bersama-sama. Sekaligus tak bisa hayati sendiri. Karena itu sudah sepantasnya buat bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan dan loka tinggal.

Karena dampak kelalaian satu orang saja, biasanya akan mengakibatkan kerugian pada banyak orang. Misalnya kebiasaan-kebiasaan jelek yakni membuang sampah sembarangan di sungai.

Jangan berpikir buat memaklumi prilaku satu orang tersebut nan membuang sampah sembarang. Tapi pikirkan apabila ada seratus orang dengan jalan pikiran nan sama, lalu berapa banyak sampah akan menggunung di sungai-sungai?

Padahal sungai ibarat genre darah di tubuh. Memberi dan menghantarkan nafas kehidupan. Anda dapat bayangkan apabila genre darah itu terhenti nan ada ialah penyumbatan, dan merusak sistem tubuh. Begitu juga di kehidupan nyata, apabila sungai sudah macet alirannya sebab sampah, nan muncul ialah akan meluap mencari jalan genre lain. Akibatnya ialah banjir nan pada akhirnya merugikan bagi masyarakat di seAndar sungai itu sendiri. Demikianlah lingkaran di balik bahayanya sampah.

Namun apa boleh dikata, faktanya saat ini sampah sudah mengelilingi lingkungan Anda. Artikel ini akan bercerita tentang sampah-sampah itu. Yang bukan lagi menggunung, namun kini telah menjadi lautan. Sehingga, kala musim hujan tiba, siap buat membentuk jebakan-jebakan memampetkan sungai dan aliran-aliran air, hingga akhirnya terjadi banjir.

Berawal dari sampah, nan sering Anda anggap gampang dan remeh. Dengan seenaknya, Anda membuang plastik bekas makanan, membuang botol bekas minuman, membuang kantong plastik, kertas, sampah dapur, dan sampah lainnya tanpa beban. Tidak memikirkan akan menjadi apa sampah itu nantinya. Atau, pernahkah terpikirkan bahayanya sampah-sampah itu terhadap kehidupan Anda?



Buang Sampah Pada Tempatnya

Pepatah mengatakan “jika ingin mengubah orang lain, mulailah dari diri sendiri”. Mungkin hal ini bisa diterapkan buat mengurangi tumpukan sampah di pinggir-pinggir jalan. Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya. Jadikan hal itu suatu Norma nan menyenangkan sehingga Anda melakukannya tanpa harus terpaksa.

Sehingga himbauan tentang ‘buanglah sampah pada tempatnya’, bukan lagi sekedar slogan saja. Tetapi telah menjadi budaya masyarakat pada umumnya.

Ada banyak fasilitas nan menyediakan tempat-tempat buat pembuangan sampah, baik itu di pinggir-pinggir jalan, mall, sekolah, kampus, atau tempat-tempat generik lainnya. Kecuali sungai, tentunya. Namun, mengapa ya, sampah nan kebanyakan ringan itu sepertinya berat buat masuk ke dalam tongnya?

Akan lebih baik lagi jika Anda membiasakan diri juga buat memisah-misahkan sampah nan ada, yaitu sampah organik dan nonorganik. Misalnya, sampah-sampah nan mudah diurai, seperti sampah bekas potongan sayuran, makanan, atau daun-daunan dapat Anda kubur sendiri di belakang rumah.

Begitu pula dengan sampah kertas, kalau masih dapat dibakar sendiri, mengapa tak Anda lakukan? Kecuali, mungkin buat sampah plastik. Pemakaian plastik sebisa mungkin diperkecil sebab sampah itu sulit buat terurai.



Manajemen Sampah

Untuk urusan lingkungan bersih, ada baiknya Anda meniru pada pola hayati masyarakat di luar negeri. Inggris dikenal memiliki jalan-jalan generik nan luar biasa bersihnya, sedangkan Paris di setiap sudut ada tong-tong sampah nan memang benar-benar difungsikan oleh masyarakat setempat buat membuang sampah. Belum lagi Belanda, nan bahkan selalu ada program pendaur-ulang sampah-sampah nan masih dapat didaur ulang. Lain lagi dengan Amerika nan memiliki manajemen sampah nan cukup baik penanganannya.

Sehingga bukan hanya budaya hedonisme atau glamour saja nan ditiru oleh bangsa Indonesia, namun pencerahan kaum barat buat bergaya hayati higienis dan sehat juga patut ditiru.

Menilik hal tersebut, agaknya di Indonesia juga perlu adanya program manajemen sampah. Manajemen sampah ialah anggaran nan mengatur dan mengelola sistem pembuangan dan penanganan sampah.

Manajemen sampah bisa dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Biasakan dari anak-anak buat membuang sampah di loka sampah, dan jadikan hal ini sebagai budaya hayati sehat keluarga.
  2. Mengajarkan anak buat hayati sehat.
  3. Menyediakan tong sampah nan berbeda, dengan manfaat untuk: sampah basah ( wet waste ), sampah kering ( dry waste ) dan sampah bekas bahan berbahaya (B3), serta sampah daur ulang ( recycle waste ).
  4. Bedakan setiap loka sampah dengan rona sinkron dengan anggaran kesehatan internasional. Yakni hijau buat tong sampah basah, kuning buat tong sampah kering, dan merah buat tong sampah B3, serta biru buat tong sampah daur ulang.
  5. Bentuk organisasi pengelola sampah kota.
  6. Jangan terdiri dari orang-orang nan digaji spesifik sebagai orang suruhan, tetapi organisasi pengelola sampah tersebut ialah benar-benar organisasi nan digerakkan oleh masyarakat setempat nan dijadikan tanggung jawab bersama lingkungan.
  7. Organisasi pengelola sampah tersebut, terdiri atas leader , wakil, bendahara, dan anggota.
  8. Tugas leader ialah mendata jumlah kepala keluarga, kepala lingkungan (kepala desa/dusun), jumlah total masyarakat, jumlah rumah dalam setiap blok/lingkungan, hingga pekerjaan masyarakat dan hari off atau libur mereka.
  9. Tugas wakil ialah mencari peralatan kebersihan, menyediakan sejumlah tong-tong sampah buat setiap blok, mengatur jadwal piket atau tugas sehari-hari, menghubungi pihak penerima sampah atau TPA (tempat pembuangan akhir). Dan juga mengadakan unit-unit kendaraan buat membuang sampah-sampah, nan dipinjam dari masyarakat sendiri. Yang diutamakan ialah jenis kendaraan dengan bak terbuka, sehingga bisa memuat tong-tong sampah atau plastik sampah ( trash bag ).
  10. Tugas bendahara ialah mengumpulkan dana swadaya dari masyarakat buat mendanai sejumlah program kebersihan di lingkungan. Beberapa hal nan memerlukan dana adalah: membeli trash bag, membeli tong-tong sampah (trash bin), membeli sejumlah pohon buat ditanam di lingkungan nan berguna buat menahan air tanah tak lekas hanyut, dan membeli sejumlah alat-alat kebersihan.
  11. Kemudian pula pengurus menerbitkan majalah-majalah lingkungan nan dikelola secara swadaya, nan antara lain isinya ialah berupa artikel kebersihan lingkungan.
  12. Tugas semua anggota ialah terlibat langsung dalam proses pembersihan lingkungan, dan bukan mengandalkan pada satu orang yakni petugas kebersihan buat digaji saja. Tetapi tak memiliki attitude nan terpuji, dengan tetap membuang sampah sembarangan. Sehingga proses learning by doing bisa tercipta dengan sendirinya.
  13. Kesemua pengurus dan anggota dari manajemen sampah tersebut, terus melakukan dan membuat program-program kebersihan lingkungan. Dan pada termin selanjutnya bahkan memperluas kegiatan dengan program revitalisasi lingkungan ( environment revitalization ) nan menitikberatkan pada program, penghijauan lingkungan, pemeliharaan sungai alam, dan pelestarian burung dan hewan alam di lingkungan hayati masyarakat.


Mendambakan Lingkungan Bersih

Sering kali Anda melihat lingkungan negeri orang lain nan tampak higienis dan tertata rapi. Tak sungkan Anda puji kebersihannya, lalu berkaca pada negeri sendiri nan kadang merasa sedih memperhatikannya. Kapankah lingkungan Anda akan tampak higienis agar sedap dipandang mata? Dengan rumput nan menghijau, pohon-pohon tumbuh fertile dan tertata, bebas dari sampah. Lingkungan nan higienis ialah dambaan setiap orang, bukan?

Bersih berarti sehat, menjaga kebersihan berarti menjaga kesehatan. Higienis diri saja tak cukup. Jika lingkungan seAndar Anda masih banyak nan belum bersih. Lingkungan juga bisa mencerminkan masyarakatnya.

Karena itu, mari Anda imbangi kecanggihan teknologi nan ada dengan kecanggihan menata lingkungan seAndar Anda agar menjadi bersih. Supaya sungai-sungai itu tidak lagi dipadati sampah-sampah, agar ikan dan makhluk hayati lainnya nan ada di dalamnya bisa hayati tenang. Dan, Anda pun mungkin akan terhindar dari banjir sebab tidak akan ada lagi nan menghalangi genre air itu buat terus mengalir.

Sehingga pada akhirnya slogan hayati sehat, tak lagi berhenti di selembar artikel kebersihan lingkungan saja, namun berubah menjadi attitude dan budaya.