Jenis-Jenis Saringan Air Kotor Tradisional
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengandalkan air dari sumur maupun air dari PDAM. Yang memprihatinkan ialah bahwa di indonesia ini masih ada daerah-daerah nan menggunakan air kotor buat aktifitas hidupnya. Sebenarnya air kotor ini (asalkan tak terlalu kotor) masih bisa kita olah menjadi lebih higienis dengan cara membuat saringan air kotor . Dapatkah Anda membuatnya? Mari kita ikuti ulasan berikut ini.
Air ialah sumber kehidupan. Dengan adanya jumlah air nan banyak maka segala aktivitas manusia dan makhluk hayati lainnya bisa berjalan normal. Sebab, hampir seluruh kegiatan manusia di muka bumi ini tak terlepas dari peranan air di dalamnya. Sebut saja seperti kegiatan mengolah makanan nan membutuhkan air buat membersihkan bahan makanan terlebih dahulu, kegiatan mencerna makanan di dalam tubuh pun membutuhkan air agar proses pencernaan menjadi lancar.
Aktivitas mandi, bertani, berkebun, dan aktivitas buang air besar dan air kecil tak terlepas dari nan namanya penggunaan air. Permasalahannya adalah, tak semua air nan digunakan manusia ialah air bersih. Seiring tingginya pencemaran, semakin jelek pula kondisi air di muka bumi ini. Buruknya kondisi air tentu terlihat dari rona dan bau nan tercium dari air.
Bila air terlihat tak benang dan berbau, sebaiknya segera membeli alat penyaring/ filter nan banyak dijual di toko-toko bangunan. Namun apabila terkendala dengan biaya, sebaiknya belajar mempraktekkan cara membuat saringan air kotor di rumah.
Membuat Saringan Air Kotor
Cara membuat saringan air kotor nan sederhana dapat dilakukan sendiri di rumah. Memang, terkadang debit air nan dihasilkan setelah di saring tak sebanyak bila menggunakan mesin filter air nan dijual bebas. Namun, biaya nan dibutuhkan jauh lebih murah dan fungsinya sama-sama dapat digunakan buat menyaring air kotor .
Saringan air kotor nan sederhana masih terbilang sebagai cara tradisonal buat memisahkan air dari kotoran-kotoran dan melepaskan zat-zat perusak nan terkandung di dalamnya, sehingga tampilan air menjadi bening dan semaksimal mungkin bebas dari bahan berbahaya. Untuk membuktikan bahwa saringan sederhana pun dapat membuat air jernih, sebaiknya lakukan percobaan sederhana dengan membuat saringan tersebut terlebih dahulu.
Bahan dan Alat
Apa saja nan perlu dipersiapkan sebelum menerapkan cara membuat saringan air kotor di rumah? Berikut bahan dan alat-alatnya:
- 1 buah botol air mineral ukuran besar. Bila ingin mendapatkan debit air nan lebih banyak lagi dapat pula mengganti botol air mineral dengan galon air minum berukuran besar
- buah gelas plastik berwarna bening. Harus berwarna bening! Tujuannya agar terlihat disparitas antara kondisi air sebelum di saring dengan kondisi air setelah disaring
- Jerami secukupnya (setidaknya memenuhi ¼ bagian volume botol atau galon)
- Pasir
- Arang kayu nan telah dipotong-potong dalam ukuran sedang (sesuaikan saja dengan ukuran volume botol atau galon nan digunakan)
- Sabut kelapa
- Ijuk
- Pisau cutter
- Kerikil kecil-kecil berdiameter 5-10 mm dan kerikil besar berdiameter 10-30 mm. (Untuk mendapatkan kerikil nan bersih, sebaiknya carilah kerikil di pinggir-pinggir perairan seperti pantai ataupun pinggiran sungai)
Bahan-bahan di atas dapat dimanfaatkan buat membuat 3 jenis saringan dengan komposisi nan berbeda-beda.
Langkah Awal Pembuatan:
Buka tutup botol atau tutup galon terlebih dahulu, lalu tunggingkan agar posisi mulut berada pada bagian bawah. Pangkas bagian dasar botol atau galon nan kini menghadap ke atas dengan donasi pisau cutter hingga bentuknya menyerupai tabung terbuka.
Cara Pertama:
- Seperti nan disebutkan sebelumnya, bahan-bahan nan telah disedikan tersebut dapat digunakan buat melakukan tiga cara penyaringan dengan komposisi nan berbeda-beda. Untuk cara nan pertama, mintalah seseorang memegang botol dengan posisi botol bagian atas menghadap ke bawah. Begitu pula bila menggunakan media galon. Tempatkan gelas bening tepat di bawah mulut botol atau galon agar air nan keluar setelah di saring bisa langsung mengalir ke dalam gelas.
- Masukkan bahan-bahan nan disediakan satu per satu, dimulai dari ijuk, arang, serabut kelapa, pasi, kerikil kecil, dan kerikil besar. Pastikan komposisinya sama banyak dan jangan ada nan sampai keluar dari mulut botol. Setelah komposisi bahan tersusun rapi, barulah tuang air kotor/keruh secara perlahan-lahan.
- Biarkan air melewati bagian demi bagian bahan tersebut tanpa perlu mengguncang-gungangnya. Hasil akhirnya adalah, air nan kotor terlihat lebih bersih, namun rona keruhnya terganti menjadi rona agak kemerahan. Ternyata rona keruh tak dapat benar-benar hilang total sebab pengaruh kemerahan nan dihasilkan terjadi dampak pengaruh rona alami sabut nan luntur sebab basah.
Cara Kedua:
- Pada cara kedua, urutan komposisi bahan diubah. Penggunaan sabut kelapa ditiadakan dan diganti dengan jerami. Urutan susunan komposisi pun diubah dari nan sebelumnya.
- Bahan nan pertama nan dimasukkan terlebih dahulu ialah jerami. Dilanjutkan dengan ijuk, pasir, kerikil kecil, kerikil besar, dan arang. Setelah komposisi bahan tersusun rapi, baru tuang air kotor/keruh perlahan-lahan seperti nan dilakukan pada cara pertama.
- Hasil akhirnya kotoran air berkurang, rona keruh berganti menjadi kuning pucat. Ternyata perubahan rona keruh menjadi kuning pucat terjadi sebab pengaruh rona alami dari jerami.
Cara Ketiga:
- Meski kedua cara sebelumnya menghasilkan kualitas air nan lebih baik dari sebelum saat air di saring, cara ketiga perlu pula dipraktekkan. Pada cara ketiga, bahan jerami dan sabut kelapa tak perlu lagi digunakan. Cukup susun bahan mulai dari urutan pertama ijuk, pasir, kerikil kecil, dan kerikil besar.
- Buatlah volume pasir lebih besar daripada ijuk, kerikil besar, dan kerikil kecil. Lalu tuanglah air kotor/keruh secara perlahan-lahan, sama seperti nan dilakukan pada cara pertama dan kedua.
- Hasil akhirnya, air terlihat jernih, sama sekali tak berwarna dan tak berbau. Lakukan penyaringan lebih dari 1x agar air nan dihasilkan semakin jernih. Ternyata pasir ialah bahan nan paling baik buat menyerap partikel halus nan terdapat pada air.
Jenis-Jenis Saringan Air Kotor Tradisional
Metode penyaringan air kotor menjadi air higienis ternyata tak terbatas pada tiga termin nan menggunakan bahan seperti di atas. Ada beberapa teknik penyaringan air higienis nan telah lama diterapkan oleh masyarakat tradional. Beberapa jenis penyaringan air kotor nan masih banyak diterapkan di kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut:
- Saringan Arang
Hampir serupa dengan saringan nan diterapkan pada cara membuat saringan air kotor seperti di atas. Hanya saja, penggunaan arang dikombinasikan dengan pasir saja, tanpa kerikil. Penggunaan arang terbukti mampu menetralkan bau pada air. - Saringan Keramik
Keramik mengandung filter perak nan fungsinya bisa membunuh bakteri. Oleh sebab itu, keramik dijadikan sebagai media nan ampuh buat membuat air kotor menjadi lebih layak digunakan. - Saringan Batu Cadas
Saringan batu cadas masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat tradisonal di Kerobokan, Bali. Air kotor disaring menggunakan pori-pori dari bebatauan cadas. Kelemahan sistem penyaringan batu cadas ialah proses mendapatkan debit air nan higienis cukup lama. - Saringan Kain Katun
Dari sekian banyak cara penyaringan air kotor menjadi air bersih, saringan kain katunlah nan lebih mudah dilakukan. Air kotor disaring menggunakan kain katun nan higienis dan sebisa mungkin tak bercorak dan berwarna . Tujuannya agar menghindarkan resiko rona luntur dari kain katun nan digunakan. Air nan dihasilkan dari proses penyaringan kain katun akan terlihat lebih bersih. Semakin tebal dan kedap serat kainnya, semakin bersihlah air nan dihasilkan.
Demikian uraian tentang cara membuat saringan air kotor sederhana nan dapat dilakukan sendiri di rumah. Semoga bermanfaat.