Sejarah Berdirinya Atmajaya Jakarta
Universitasatau perguruan tinggi boleh dikatakan menjamur di negeri ini, terutama Jakarta. Hal tersebut menunjukkan satu gejala baik dalam masyarakat. Bahwa perlahan, pendidikan memiliki nilai nan tinggi dan menjadi kepentingan sekaligus kebutuhan. Termasuk salah satu universitas nan ada di Jakarta ialah Atmajaya Jakarta .
Sebagai ibukota, memiliki perguruan tinggi dalam jumlah lebih dari satu, baik perguruan tinggi negeri atau nan berada di bawah yayasan dapat jadi merupakan satu keharusan. Itulah sebabnya, tak mengherankan jika Atmajaya Jakarta hadir sebagai salah satu di antara sekian banyak universitas nan dapat diambil ilmunya dari keramaian hiruk pikuk Jakarta.
Kegiatan belajar-mengajar idealnya memang dilakukan di daerah dengan taraf polusi udara, suara nan rendah. Kedua polusi tersebut rentan terhadap menimbulkan stres. Penangkapan terhadap materi pun secara alamiah akan cukup sulit. Tapi benarkah demikian? Berlakukah hal tersebut ketika berkuliah di Atmajaya Jakarta?
Tidak dapat dipungkiri jika secara tata letak, Universitas Atmajaya Jakarta (ejaan sesungguhnya Atma Jaya) memang berada di kota besar. Ibukota nan identik dengan segala bentuk polusi tersebut. Tapi hal itu sepertinya tak memengaruhi para mahasiswa Atmajaya Jakarta. Kualitas tetap dapat mereka raup, dan kemampuan bersaing dengan universitas partikelir di Jakarta lainnya pun disanggupi.
Meningkatkan kualitas bangsa, cara nan paling tepat ialah dengan meningkatkan sumber daya manusianya. Terutama SDM nan berada di kota-kota besar sebagai mata panah utama. Atmajaya Jakarta pun hadir sebagai pemenuh terhadap kebutuhan itu. Bersama dengan universitas lainnya, Atmajaya Jakarta bahu-membahu membentuk generasi penerus bangsa nan berkualitas.
Pengalaman mencetak SDM manusia selama berpuluh-puluh tahun rasanya sudah merupakan agunan kualitas dari Universitas Atmajaya Jakarta. Bahwa waktu nan lama tersebut ibarat gemblengan nan menempa ketajaman besi hingga layak disebut pedang. Sebuah pedang nan mampu membedah hal nan tak terlihat menjadi jelas. Kecerdasan para mahasiswanya misalnya.
Secara status, Universitas Atmajaya Jakarta memang merupakan universitas swasta. Tapi dengan segala bekal nan dimilikinya, dengan segala kualitas dan pengalaman nan dimiliki selama puluhan tahun, status partikelir tak menjadi halangan buat membuktikan kualitasnya. Universitas Atmajaya Jakarta ini tetap merupakan pilihan universitas dengan dapat dipercaya baik.
Status sebagai universitas partikelir tak menyurutkan langkah Universitas Atmajaya Jakarta buat membuktikan bahwa hal nan dimilikinya juga tak kalah baik dibandingkan status berlabelkan negeri. Lagi-lagi bahwa persoalan image memang masih menjadi masalah tersendiri bagi universitas dengan label swasta. Dan ini merupakan pekerjaan rumah tersendiri bagi Universitas Atmajaya Jakarta dan teman-teman universitas partikelir lainnya.
Atmajaya Jakarta memiliki filosofi nama nan bagus. Bahwa Atma Jaya (ditulis terpisah) memiliki arti Rohlah nan jaya. Dapat juga diartikan sebagai sebuah roh nan jaya nan memberikan semangat buat menjadi sebuah forum pendidikan dengan fokus menaikkan kualitas pendidikan. Sehingga tujuan primer dari Atmajaya Jakarta ini ialah mencetak lulusan-lulusan berkualitas terbaik dan unggul.
Universitas Atmajaya Jakarta - Universitas Partikelir dengan Label Baik
Pernyataan bahwa universitas partikelir ialah universitas tak bermutu nan hanya dapat menghabiskan duit dalam jumlah besar tapi tak menjanjikan sesuatu rasanya tak berlaku jika nan dibicarakan ialah Universitas Atmajaya Jakarta. Karena faktanya, Atmajaya Jakarta merupakan satu di antara universitas partikelir berlabel baik.
Pelabelan tersebut tentu saja berdasarkan fakta, hasil survey, hitam di atas putih nan dilakukan oleh pihak-pihak kompeten. Pandangan nan mengatakan bahwa Atmajaya Jakarta ini merupakan kampus partikelir paling tua dan memiliki gengsi di Indonesia juga sudah banyak dilontarkan.
Bahwa pandangan tentang Atmajaya Jakarta sebagai perguruan tinggi partikelir dengan image baik di masyarakat didukung oleh hasil survei nan dilakukan oleh Majalah Globe Asia nan dilakukan pada 2008 lalu. Hasil survei tersebut mengatakan bahwa Atmajaya Jakarta atau Atma Jaya Jakarta berada di posisi ke-tiga sebagai universitas partikelir dengan kualitas terbaik di Indonesia.
Hasil survey nan dilakukan oleh Majalah Globe Asia tersebut ternyata bukan satu-satunya bukti nyata dan terpercaya nan mengatakan bahwa Atmajaya Jakarta memang berkualitas. Dua tahun setelahnya, tepatnya 2010, Atmajaya Jakarta kembali mendapatkan predikat baik sebagai universitas partikelir Indonesia.
Predikat baik nan diterima Atmajaya Jakarta pada 2010 tersebut merupakan hasil survei dari Pusat Data dan Analisis Tempo. Pusat data tersebut melakukan survei dan data pada beberapa koresponden, yaitu calon mahasiswa beserta orangtua. Bahwa ternyata, Atmajaya Jakarta menempati posisi ke-empat sebagai calon universitas partikelir nan cukup baik buat diberikan kepercayaan.
Penghargaan nan dimiliki oleh Atmajaya Jakarta bukan hanya itu. Pada 2011 lalu, Majalah Tempo memosisikan Atmajaya Jakarta sebagai salah satu dari lima universitas partikelir terbaik dinilai berdasarkan kualitas para lulusan. Evaluasi tersebut diberikan oleh perusahaan nan memperkerjakan para lulusan dari Atmajaya Jakarta.
Sementara beberapa tahun ke belakang, majalah nan sama, Tempo, pada 2005 hingga dua tahun setelahnya menempatkan Atmajaya Jakarta sebagai satu di antara 10 universitas-universitas dengan kualitas terbaik nan ada di Indonesia. Penghargaan tersebut rasanya cukup buat menjadi agunan nan membanggakan.
Prestasi Atmajaya Jakarta bukan hanya dari survei nan dilakukan Majalah Tempo, pihak pemerintahan terkait dengan urusan pendidikan tinggi, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempromosikan Atmajaya Jakarta bersama 49 universitas lainnya sebagai sebuah universitas nan memiliki kredibiltas skala nasional.
Penghargaan demi penghargaan menghiasi perjalanan dari Atmajaya Jakarta ini. Bahwa buat menjadi nan terbaik, tak harus memiliki embel-embel "negeri" di belakang nama.
Sejarah Berdirinya Atmajaya Jakarta
Atmajaya Jakarta berdiri sejak 1960. Tepatnya pada tanggal 1 bulan keenam. Universitas partikelir ini diprakarsai oleh sebuah yayasan bernama Yayasan Atma Jaya. Universitas Atmajaya Jakarta dapat ditemui di Semanggi nan terletak di Jakarta Selatan dan Pluit nan terletak di Jakarta Utara.
Terciptanya sesuatu, apapun itu, niscaya diawali dengan sebuah ide, gagasan, pemikiran atau keinginan. Begitu juga dengan Atmajaya Jakarta ini. Universitas Atmajaya Jakarta ini merupakan salah satu universitas Katholik nan dimiliki Indonesia. Dalam sejarahnya, tak mengherankan jika orang-orang nan banyak berperan ialah para uskup, pendeta, ataupun suster (biarawati).
Beberapa tahun sebelum benar-benar diresmikan, 1952, para uskup nan ada di Pulau Jawa melakukan kedap dan mulai menggagas berdirinya forum pendidikan nan berbasiskan agama Katholik di Indonesia nan masih sangat sporadis (yang nantinya menjadi Atmajaya Jakarta). Para pendiri Yayasan Atma Jaya secara langsung ialah mereka nan juga mendirikan Universitas Atmajaya Jakarta ini.
Dari awal dibentuk, nama universitas partikelir ini memang sudah seperti itu, Universitas Katholik Atma Jaya Jakarta (atau sebagian orang menulisnya dengan ejaan Atmajaya Jakarta). Para tokoh tersebut antara lain ialah Ir. J. P. Cho, Drs. F.X. Frans Seda, Drs. Goei Tjong Tik, Ir. Lo Siang Hien-Ginting, J.B Legiman, S.H., I.J. Kasimo, Anton M. Moeliono, Tan Bian Seng, J. Pang Lay Kim, J.E. Tan, Ben Mang Reng Say, dan St. Munadjat Danusaputro.
Di awal berdirinya, Atmajaya Jakarta tak memiliki bangunan khusus. Untuk kegiatan belajar-mengajarnya, Atmajaya Jakarta dipinjami sebuah ruangan buat perkuliahan nan terletak di kompleks persekolahan Ursulin dan kompleks Santa Theresia nan masing-masing terletak di Jalan Lapangan Banteng Utara dan Menteng.
Baru pada beberapa tahun setelah diresmikan, tepatnya 1967, Atmajaya Jakarta mulai memiliki bangunan sendiri. Kampus pertamanya berada di daerah Semanggi, dan kampus Pluit didirikan kemudian. Sejak saat itu, Atmajaya Jakarta semakin fokus menjalankan kegiatan belajar-mengajarnya, sehingga berbagai penghargaan pun diterima universitas ini.