Kincir Angin Eropa

Kincir Angin Eropa

Angin telah dikenal sejak lama sebagai sumber energi. Ribuan tahun nan lalu sumber energi angin menjadi energi primer buat keperluan pertanian, irigasi, dan insdustri. Berikut ini ialah perkembangan dari pemanfaatan sumber energi angin dari masa ke masa.



Kapal Layar Tenaga Angin

Orang-orang zaman dahulu telah memanfaatkan angin buat menggerakkan kapal layar. Sejak 5.500 tahun silam, kapal-kapal besar mengarungi lautan dengan layar-layar lebar. Tiupan angin akan mengenai layar sehingga kapal melaju. Pada masa antik itu, kapal layar ialah alat transportasi nan sangat penting. Kapal layar membawa barang-barang buat diperdagangkan, bahkan sebagai armada perang.

Raja Hammurabi dari kerajaan Babilonia antik juga telah membuat planning proyek irigasi dengan sumber energi angin pada abad ke-17 SM. Angin juga mulai digunakan sebagai penggerak mesin sederhana oleh orang-orang Yunani antik pada abad 1M.



Kincir Angin Pertama dari Persia

Belanda bukan negara asal kincir angin. Kincir angin pertama dibangun pada masa pemerintahan Umar bin Khatab sekitar 3.000 tahun nan lalu di Persia (saat ini menjadi Afghanistan). Ukuran kincir angin pertama itu lebarnya 0,5 meter dan tinggi 3,5-4 meter. Kincir angin antik itu mempunyai 8 sirip nan berputar secara vertikal mirip putaran gasing. Fungsi kincir angin buat menggiling jagung, gandum, tebu, serta memompa air.

Saat umat Islam terusir dari Spanyol pada abad ke-15, teknologi kincir dibawa serta ke Eropa. Amerika mempekerjakan orang-orang Muslim buat membuat kincir seperti kincir angin di persia.



Kincir Angin Eropa

Kincir angin mulai berdiri di Eropa sekitar abad 11 sampai 12. Kincir angin Eropa tersebut berbeda dengan kincir angin Persia sebab berputar horizontal dengan empat sirip. Banyak kalangan menilai kincir angin Eropa merupakan pengembangan dari kincir angin di Persia.

Akan tetapi, beberapa pakar menegaskan bahwa kincir angin di Eropa ialah inovasi tersendiri. Kincir jenis itu digunakan sampai sekitar abad 18 sampai 19 hingga ditemukan kincir angin jenis baru nan menggunakan tenaga uap.

Saat ini, kincir angin nan berputar secara horizontal masih dapat kita temukan di Eropa Utara dan Inggris sebagai objek pariwisata.



Kincir Angin buat Penerangan

Kincir angin buat membangkitkan listrik mulai diujicobakan pada abad 19. Prof. James Blyth dari Anderson's College membangun kincir angin tersebut di Skotlandia pada Juli 1887. Kincir tersebut memiliki tinggi 10 meter dan sirip nan dilapisi semacam layar. Kincir angin tersebut dipasang di pondok peristirahatan milik Blyth di desa Marykirk, County of Kincardine, Skotlandia. Kincir angin tersebut digunakan buat mengisi ulang accumulator nan dipakai buat penerangan di pondok peristirahatan.

Pada tahun nan sama, Charles F. Brush juga membuat kincir buat membangkitkan listrik di Cleveland, Ohio, negara bagian Amerika Serikat. Setelah itu kincir angin buat membangkitkan listrik juga berdiri di beberapa negara Eropa dan Amerika.



Kincir Angin di Indonesia

Di negeri kita tercinta ini juga, ternyata, memiliki kincir, kebanyakan merupakan pembangkit listrik tenaga angin. Contohnya, Indonesia memiliki lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kw) nan sudah dibangun.

Pada tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas nan sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit.

Selain itu, pemerintah juga telah membangun proyek energi listrik hibrid terbesar di Indonesia. Tempatnya ialah di kawasan Pantai Pandansimo Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Proyek ini dimungkinkan sebab kecepatan angin bahari dan angin darat di pantai Pandansimo rata-rata 3-4 meter/detik dan intensitas sinar matahari nan besar dan tetap. Proyek ini dipelopori Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Ristek).

Energi listrik hibrid itu menggunakan sistem konversi energi angin dan sistem energi matahari. Pada Pembangkit hibrid ini terdapat 40 kincir. Satu kincir mampu menghasilkan listrik 1 kilowatt. Pembangunan energi listrik hibrid menggunakan dana Rp 3 miliar dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Ada juga dukungan dana oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Kabupaten Bantul, UGM Yogyakarta, Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia. Total dana nan dikucurkan mencapai Rp 5 miliar. Banyak kegunaan nan dapat dihasilkan dari proyek hibrid ini.

Energi listrik hibrid nan dibangun di kampung nelayan Pantai Pandansimo itu dapat dimanfaatkan buat kebutuhan masyarakat setempat. Misalnya, buat memproduksi 1.000 kilogram es balok per hari serta buat memompa air sumur nan dipergunakan buat kebutuhan petani di pesisir pantai, terutama pada musim kemarau. Selain itu, energi listrik nan dihasilkan juga dapat buat penerangan jalan umum.

Selain itu, kincir juga di pasang di jembatan penyebrangan Surabaya- Madura (Suramadu). Sebelumnya penerangan di Suramadu sangat minim dampak tingginya beban biaya nan harus dibayarkan oleh pengelola ke PLN. Akibatnya, kawasan di sekitarnya hingga Bangkalan cenderung gelap pada malam hari. Hal ini tentu membahayakan bagi para pelintas nan akan menuju ke Surabaya maupun sebaliknya.

Oleh sebab itu, badan pengelola jembatan Suramadu kemudian mengeluarkan izin pengembangan wind power dan pembangkit tenaga surya, nan ditenderkan buat investor buat menggantikan listrik PLN. Dengan kekuatan itu, rata-rata setiap titik lampu/tiang membutuhkan daya 500 watt.

Sebanyak 300 watt dari energi angin, sementara 200 watt energi surya. Studi kelayakan buat proyek itu memakan waktu sekitar dua bulan. Dengan adanya kincir ini, penerangan di jembatan Suramadu dapat lebih optimal sehingga dapat lebih kondusif dan nyaman bagi para pengendara nan melintas di sana.



Energi Angin Tak Mengandung Polusi

Salah satu contoh dari energi nan dapat dijadikan alternatif yaitu kekuatan dari angin nan dapat dipergunakan dalam skala nan lebih luas dalam pemanfaatannya. Hal ini jelas mempunyai disparitas bila dibandingkan dengan berbagi jenis sumber energi nan lainnya buat dipakai dalam sehari-hari.

Contohnya saja biasanya di kalangan masyarakat nan masih tradisional menggunakan alat bahan bakar nan berasal dari pemanfaatan fosil maupun tanaman nan ada.Namun sebab energi nan berasal dari fosil tak dapat diperbaharui kembali maka tak heran bila nantinya persediaan atas sumber tersebut lama kelamaan akan habis.

Bukan hanya itu saja dengan menggunkan sumber energi tersebut memiliki peluang nan besar dalam menghasilkan berbagai polutan nan akan membuat lingkungan tercemar. Maka banyak nan beralih dengan menggunakan sumber energi alternatif nan dijadikan sebagai pengganti yaitu energi nan berasal dari angin. Manfaat nan akan di bisa dari sumber energi dari angin renewable serta tak bersifat polutif. Adanyaperbadaan terhadap tekanan udara nan dapat menyebabkan terjadinya angin.

Pemanasan matahari nan terjadi pada permukaan bumi maupu pada atmosfir nan bisa menyebabkan disparitas dari tekanan udara itu terjadi.Jadi bila ada permasalahan di atmosfir mengenai sirkulasi udara itu ialah salah satu gejala nan akan terjadi sebab tekanan udara nan berbeda. Supply nan akan dilakukan terhadap energi listrik akan di jaga dengan baik dengan pemanfaatan dari sumber energi dari angin ini.

Polusi tak akan ada di pemanfaatan dari sumber energi dari angin ini. Kalau energi dari fosil tak bisa diperbaharui lain halnya dengan angin nan masih dapat diperbaharui. Selama sinar matahari dan bumi masih berputar selam itulah angin akan tetap terjaga persediannya.



Energi Angin Tidak Dapat Ditinggalkan

Padahal energi dari angin merupakan salah satu upaya nan dilakukan buat mencar laternatf dari sumber energi tanaman maupun fosil nan biasanya dilakukan. Namun dengan kebutuhan mayarakat nan banyak rasanya dengan tanaman maupun fosil tak akan terpenuhi semuanya. Selain itu juga memerlukan persediaan nan banyak padahal energi tersebut tak dapat buat diperbaharui kembali lain halnya dengan energi angin ini.

Namun walaupun masih abanyak permasalahan mengenai hal ini, penemuan selalu saja tumbuk dalam benak para manusia. Mungkin siring berjalannnya waktu ada pemanfaatan dari sumber energi dari angin ini nan membuat masyarakat mau menerima dengan mudah. Jadi tak akan terjadi kembali permasalahan seperti ini.

Pembangkit listrik tenaga air nan ada di Indonesia bila dibandingkan dengan nan ada di negara lain rasanya masih mempunyai kekuatan energi nan masih rendah. Turbin sering kali tak bisa berfungsi secara optimal di sebabkan oleh fluktuasi nan ada pada kecepatan angin.

Inilah kajian sederhana ihwal sumber energi angin dengan pusat pembahasan kincir angin. Semoga bermanfaat.