Memasang Infus Tidak Sembarangan
Cara kerja infus nan dipasang di tubuh pasien, harus diletakkan lebih tinggi dari tubuhnya atau harus lebih tinggi dari jantung. Hal ini sebab buat memudahkan cairan infus masuk ke dalam pembuluh darah. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja air nan mengalir dari loka nan tinggi ke loka nan rendah. Kalau tak diletakan lebih tinggi dari jantung, cairan tak mengalir dengan baik.
Mengapa Infus dipasang?
Tidak semua pasien nan masuk ke rumah sakit atau sudah dirawat di rumah sakit harus diberi infus. Banyak juga pasien nan tak memerlukan infus. Hanya pasien nan dalam kondisi darurat dan tak dapat makan dan minum secara normal nan harus diberi infus. Sementara itu, pasien nan masih dapat makan atau minum seperti biasa, tak memerlukan infus.
Cairan infus itu sangat dibutuhkan oleh pasien sebagai pengganti cairan dalam tubuh. Jamak diketahui bahwa tubuh manusia tak akan dapat bertahan lama kalau mengalami kehilangan cairan tubuh akut. Kematian akan lebih cepat bila kurang cairan daripada kekurangan makanan. Untuk itulah, mengapa infus ini seolah menjadi bahan atau alat pertolongan pertama. Itulah mengapa dalam pendidikan bidan atau dokter, teknik memasang infus ini diajarkan dengan saksama.
Infus ini dapat dikatakan sebagai penyambung nyawa selain peralatan nan lainnya. Bila tubuh tak ada cairan, bagaimana darah dapat mengalir dengan lancar. Kalau darah tak dapat masuk ke jantung, maka pasien dapat meninggal dunia.
Larutan dalam cairan infus itu ternyata bukan larutan biasa. Dengan kata lain bukan merupakan cairan biasa nan tak diukur tekanan dan isinya. Cairan infus itu akan masuk langsung ke pembuluh darah . Artinya, cairan ini harus mempunyai tekanan nan sama dengan pembuluh darah. Kalau tak sama, misalnya, mempunyai tekanan lebih tinggi, maka pasien dapat mati. Mengapa? Cairan nan bertekanan lebih tinggi dari tekanan darah akan mengalir keluar dari sel darah.
Menurut nan pernah diinfus, kalau cairan infus ini dibuat agak lebih deras, ia akan merasa ngilu. Terasa ada cairan nan merambat dalam pembuluh darahnya. Tetapi, kalau cairan itu mengalir dengan lambat, ia tak merasa apa-apa. Untuk keperluan tertentu, terkadang caiaran infus ini memang harus dipercepat agar cepat juga mendapatkan imbas dari obat nan dimasukan lewat cairan infus.
Pemberian obat melalui infus ini tak dapat sembarangan. Ada SOP atau ada tata caranya. Misalnya, menerangkan kepada pasien atau keluarga pasien tentang obat nan akan dimasukan ke dalam cairan infus dan mengapa harus melalui infus. Pasien memang harus tahu apa saja nan masuk ke dalam tubuhnya. Bagaimana pun, pasienlah nan akan merasakan dampak dari tindakan medis nan diambil itu.
Standar operasional mekanisme nan diterapkan ketika akan memberikan obat melalui infus ini harus dipelajari oleh semua perawat agar mereka tetap menghargai pasiennya. Kalaupun pasiennya tak dapat bergerak atau bahkan dalam keadaan tak sadar, tetap saja harus berbicara dengan sang pasien. Biasanya walaupun tak sadar atau tak dapat mengatakan apa-apa, pasien ini tahu apa nan dilakukan orang di sekitarnya terhadap dirinya.
Prinsip Kerja Osmosis
Prinsip kerja dari infus nan osmotik (gaya cairan bergerak menembus rintangan buat menembus membran nan lebih pekat) inilah nan membuat cairan dapat masuk ke dalam darah. Prinsip osmosis merupakan suatu prinsip cairan nan melintasi membran semipermeabel dari daerah dengan cairan nan lebih banyak ke daerah dengan cairan nan lebih sedikit.
Itulah mengapa tak semua pasien harus diinfus. Kalau cairan dalam tubuhnya mencukupi buat melarutkan obat nan akan masuk ke dalam darah, infus tak dibutuhkan. Orang nan ke dokter dan tak harus menginap di rumah sakit, tak perlu diinfus. Ia dapat langsung pulang dan minum obatnya secara biasa. Hal ini sebab cairan dalam tubuhnya masih mencukupi.
Berbeda kalau menderita diare terutama anak-anak. Ketika diare, cairan akan keluar secara monoton sehingga cairan itu harus diganti dengan segera. Berbeda dengan orang dewasa nan dapat langsung mengganti cairan itu dengan minum teh hijau, jus jambu biji merah, dan cairan lain nan dapat segera menghentikan diare.
Memasang Infus Tidak Sembarangan
Kalau sering ke ruamh sakit, mungkin melihat perawat nan memasang infus dengan sarung tangan, masker, peralatan lainnya nan dimasukan ke dalam nampan khusus. Peralatan itu ialah perlengakapan nan merupakan baku nan harus disediakan dan diikuti prosedurnya.
Selengkapnya, peralatan itu ialah baku infus, set infus, cairan sinkron dengan kebutuhan, jarum infus sinkron dengan ukuran nan dibutuhkan, pengalas, torniket, kapas alkohol, plester, kasa steril, betadin, sarung tangan, dan penyangga tangan buat pemasangan pada anak-anak.
Semua peralatan itu harus disiapkan semua sebelum pemasangan infus dilakukan. Sebelumnya, perawat harus tersenyum dan meminta izin memasang infus. Misalnya, kalau nan akan dipasangi infus ialah anak-anak, perawat dapat berkata, "Kita pasang infus dulu ya, Dek biar Adek cepat sehat lagi."
Tempat memasangkan jarum infus pada masing-masing pasien pun berbeda. Yang paling generik ialah di tangan. Tetapi, kalau di tangan tak ada, terkadang malah di bagian tubuh lainnya. Jarum nan digunakan buat lansia, misalnya, ialah jarum dengan ukuran nan sangat kecil. Kebutuhan masing-masing orang terhadap cairan tubuh itu bhineka sehingga cairan nan masuk ke dalam tubuh pun harus diatur dengan sebaiknya.
Harga infus nan cukup mahal terkadang menjadi pertimbangan juga. Tidak sporadis ada pasien nan merasa sudah sehat, tak mau dipasangi infus. Lebih baik memang tak menggunakan infus sebagai saluran buat mendapatkan asupan makanan bagi tubuh.
Kata ‘Infus’ di Global Lain
Kata ‘infus’ ini ternyata digunakan dalam global komputer. Prinsipnya sama mengalirkan cairan dari loka nan lebih tinggi ke loka nan lebih rendah. Oleh sebab itulah, infus printer biasanya diletakan sedikit lebih tinggi dari cartridge agar selang infus tak berpilin dan tinta mengalir dengan lancar.
Orang memilih memasang infus pada printer -nya sebab merasa bahwa membeli cartridge itu jauh lebih mahal daripada membeli tinta infus. Tetapi, kalau pemasangan kurang baik, tinta malah tak dapat berfungsi dengan semestinya. Apalagi kalau printer itu tak sering digunakan. Berbeda kalau memang mempunyai usaha nan membutuhkan printer setiap saat. Infus akan sangat terasa manfaatnya. Pengeluaran buat tinta dapat berkurang drastis.
Kalau tak menggunakan printer terlalu sering atau hanya sesekali saja, lebih baik tak usah menggunakan infus. Tinta nan kering dan tumpah akan membuat kerepotan tersendiri. Ada baiknya sebelum melakukan sesuatu terhadap barang apa pun, carai tahu dahulu pengalaman atau informasi dari orang-orang nan dapat dipercaya.
Informasi di internet terkadang sangat berguna sehingga tak ada salahnya mencari informasi itu dahulu. Kalau asal memodifikasi peralatan nan dibeli dengan harga nan tak murah, biasanya malah menyesal.