Unsur Kalimat
Pernah mendengar istilah kalimat ? Mustahil jika ada di antara Anda, khususnya nan sudah mengenyam bangku sekolah, tak mengenal istilah kalimat. Ya, Kalimat ialah salah satu kajian Bahasa Indonesia nan sangat penting. Melalui kalimat, seseorang bisa menyampaikan maksud atau pesan secara jelas.
Coba Anda bayangkan, bagaimana jadinya jika dalam pergaulan sehari-hari seseorang tak menggunakan kalimat? Tentu apa-apa nan hendak diutarakan orang tak akan pernah tersampaikan dengan paripurna sehingga siapa pun nan berada di sekitarnya tak bisa memahami keinginannya.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika akhirnya kajian tentang kalimat ini memiliki porsi nan sangat besar dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelumnya, sebagian dari Anda tentu ada nan sudah mengetahui tentang satuan bahasa nan dikaji secara spesifik dalam Bahasa Indonesia. Ya, kajian bahasa nan sudah kita kenal sebelum mencapai tataran kalimat ialah fonem, kata, frasa, dan klausa.
Namun, dalam artikel kali ini, penulis akan menitikberatkan pembahasan pada tataran kalimat saja. Sedangkan pembahasan mengenai satuan bahasa lainnya akan penulis sampaikan di lain kesempatan. Anda tentu penasaran ingin segera mengetahui ulasan apa saja nan terdapat taratan kalimat, bukan? Jangan khawatir, berikut ini penulis akan menyajikannya secara jelas kepada Anda.
Apa Itu Kalimat?
Banyak sumber dan para pakar bahasa nan memberikan berbagai macam definisi tentang kalimat. Namun, secara sederhana, kalimat bisa didefinisikan sebagai satuan bahasa nan sekurang-kurangnya mengandung satu unsur subjek dan satu unsur predikat, serta mengandung intonasi final.
Intonasi final ini, dalam tataran bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Penetapan struktur minimal satu subjek dan satu predikat dalam kalimat menunjukkan bahwa kalimat bukan hanya rangkaian atau gabungan kata nan tak mempunyai satuan bentuk.
Sebuah kalimat harus dilengkapi dengan kepemilikan makna, artinya sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran nan jelas dan lengkap sebagai pengungkap maksud orang nan menuturkan atau mengungkapkannya.
Unsur Kalimat
Satuan kalimat dalam tataran Bahasa Indonesia dibentuk dari beberapa unsur kalimat. Unsur kalimat ialah fungsi-fungsi sintaksis nan dalam buku-buku tata bahasa lazim disebut sebagai jabatan kata dalam kalimat. Adapun fungsi-fungsi sintaksis nan berperan sebagai unsur kalimat, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
Dalam sebuah kalimat, fungsi primer nan minimal harus hadir dalam sebuah kalimat ialah subjek dan predikat. Sedangkan fungsi sintaksis lain dalam kalimat memiliki kesamaan boleh ada boleh tidak, meski dalam beberapa kasus (kalimat transitif), kadang kehadiran objek menjadi wajib hadir dalam kalimat. Berikut ini ialah klarifikasi rinci mengenai masing-masing fungsi sintaksis nan berperan sebagau unsur kalimat.
1. Unsur Kalimat – Predikat
Predikat merupakan bagian kalimat nan memberitahu, melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana si subjek itu tampil dalam kalimat. Predikat ialah fungsi sintaksis nan menyatakan perbuatan atau tindakan subjek. Selain itu, predikat pun bisa juga menyatakan sifat, situasi, jati diri atau karakteristik subjek. Secara sederhana, predikat ialah fungsi sintaksis nan bisa digunakan buat menjawab “apa nan sedang dilakukan subjek? dan bagaimana karakteristik si subjek?”.
Perhatikan contoh berikut.
a. Adik sedang bermain bola
b. Keponakanku cantik jelita
c. Motornya berpolet merah
d. Khisma Karyawan baru
Kata-kata nan dicetak miring dalam kalimat di atas ialah nan berfungsi sebagai predikat kalimat. Kelompok kata sedang bermain bola pada kalimat (a), memberitahukan apa nan sedang dilakukan subjek; cantik jelita pada kalimat (b), memberitahukan bagaimana keponakannya; berpolet merah pada kalimat (c), memberitahukan karakteristik motornya; dan karyawan baru pada kalimat (d), memberitahukan status Khisma.
2. Unsur Kalimat – Subjek
Subjek (S) merupakan fungsi sintaksis dalam kalimat nan menunjukkan pelaku, benda (sosok), masalah, atau sesuatu hal nan menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat. Sederhananya, subjek ialah fungsi sintaksis nan bisa digunakan buat menjawab pertanyaan “siapa yang… atau apa yang… dari predikat?” Biasanya, peran subjek diisi oleh jenis kata/frase benda, klausa, atau frase verbal.
Perhatikan contoh berikut.
a. Perempuan itu sedang menjahit baju
b. Adikku mengendarai motor
c. Olahraga bisa menyehatkan badan
d. Biaya nikah itu lumayan mahal
Kata-kata nan dicetak miring merupakan fungsi sintaksis nan menduduki peran subjek. Perempuan itu dalam kalimat (a) bisa digunakan buat menjawab pertanyaan siapa nan menjahit baju; kata adikku dalam kalimat (b) bisa digunakan buat menjawab siapa nan mengendarai motor; sementara kata olahraga dan biaya nikah pada kalimat (c dan d) bisa digunakan buat menjawab apa nan menyehatkan badan dan apa nan lumayan mahal itu.
3. Unsur Kalimat – Objek
Objek (O) merupakan fungsi sintaksis nan dalam kalimat menunjukkan suatu hal nan dikenai perbuatan predikat. Secara sederhana, objek bisa digunakan buat menjawab pertanyaan “apa nan dilakukan subjek?" Biasanya, peran objek dalam kalimat diisi oleh nomina, frasa nominal atau klausa. Lalu, posisinya pun selalu di belakang predikat nan berupa verba transitif.
Perhatikan contoh berikut.
a. Risa Menyalakan komputer
b. Editor itu mengedit naskah
c. Teknisi itu memperbaiki jaringan internet
Kata-kata nan dicetak miring dalam kalimat-kalimat di atas menunjukkan perannya sebagai objek. Kata komputer dalam kalimat (a) bisa digunakan buat menjawab pertanyaan apa nan dinyalakan risa; kata naskah dalam kalimat (b) bisa digunakan buat menjawab pertanyaan apa nan diedit editor itu; dan kata jaringan internet dapat digunakan buat menjawab pertanyaan apa nan diperbaiki teknisi itu.
Dalam kalimat, jika verba nan digunakan ialah verba transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib, sedangkan jika predikatnya berupa verba intransitive, kehadiran objek dalam kalimat dikatakan tak wajib hadir. Misal:
a. Ibu menanak…
b. Ayah Tidur
Pada kalimat (a) kehadiran objek “nasi” wajib hadir sebab predikatnya transitif (memerlukan objek), sedangkan pada kalimat (b) kehadiran objek tak begitu diperlukan sebab predikat “tidur” tergolong verba intransitive (tidak memerlukan objek).
Selain itu, objek juga umumnya terdapat dalam bentuk kalimat aktif. Dan bisa berubah fungsi menjadi subjek jika kalimat aktif tadi diubah menjadi aktif. Perhatikan:
- Desi membeli jeruk. (Dalam kalimat aktif, kata jeruk berfungsi sebagai objek)
- Jeruk dibeli Desi. (Dalam kalimat pasif, kata jeruk berfungsi sebagai Subjek)
4. Unsur Kalimat – Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau sering disebut juga dengan komplemen merupakan fungsi sintaksis nan berfungsi sebagai pelengkap predikat. Pelengkap hampir sama dengan objek. Tetapi, jika objek dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif, tak demikian dengan Pelengkap.
Perhatikan contoh berikut.
a. Bapak Presiden membacakan Pancasila
b. Banyak parpol berlandaskan Pancasila
Dari kalimat di atas, dapatkah Anda membedakan nan mana objek dan mana pelengkap? Kata pancasila dalam kalimat (a) ialah objek, sebab jika dipasifkan bisa berubah fungsi menjadi subjek. Sedangkan kata pancasila dalam kalimat (b) merupakan pelengkap sebab tak mungkin berubah fungsi menjadi subjek.
Selain dengan cara itu, membedakan objek dan pelengkap pun bisa dilakukan dengan melihat susunan atau posisinya dalam kalimat. Jika objek selalu hadir setelah predikat, maka pelengkap tak demikian. Posisi pelengkap tidak saklek harus di belakang predikat, namun pelengkap akan senantiasa berada di belakang objek, sehingga urutan penulisan bagian kalimat selalu S-P-O-Pel.
5. Unsur Kalimat – Keterangan
Keterangan (K atau Ket) ialah fungsi sintaksis nan dalam kalimat bertugas buat menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat nan lainnya. Keterangan bisa bertugas menerangkan S, P, O, dan Pel;. Posisinya dalam kalimat ialah mana suka, dapat di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat. Pengisi Keterangan dalam kalimat ialah frase nominal, frasepreosisional, adverbial, dan klausa.
Secara sederhana, keterangan dalam kalimat biasanya berupa keterangan waktu, dan keterangan tempat. Selain itu, keterangan biasanya juga didahului oleh preposisi, seperti di, ke, dari, untuk, pada, supaya, bagi, demi, dengan, dan banyak lagi nan lainnya.
Perhatikan contoh berikut.
a. Ayah berangkat ke kantor
b. Lala sekarang sedang mengedit naskah
c. Di rumah itu Hada tinggal
Kata-kata ke kantor, sekarang , dan di rumah dalam kalimat di atas ialah bagian-bagian kalimat nan menduduki fungsi keterangan. Nah , itulah pembahasan mengenai kalimat dan unsur pembentuknya. Anda dapat memahami klarifikasi mengenai kalimat di atas dengan mudah, bukan? Semoga bermanfaat.