Artikel Pengelolaan Sampah: Menengok Sedikit ke Negeri Tetangga

Artikel Pengelolaan Sampah: Menengok Sedikit ke Negeri Tetangga



Pengolahan Sampah di Indonesia

Apakah Anda pernah membaca artikel pengelolaan sampah ? Jika belum, bacalah artikel ini. Artikel ini membahas pengelolaan sampah di Indonesia dan beberapa negara lain.

Padaartikel pengelolaan sampahkali ini, kita akan membahas apa saja cara nan bisa ditempuh buat mengelola sampah. Sampah memang sudah menjadi permasalahan klasik di Indonesia. Manajemen pengolahan nan jelek justru mendatangkan bencana. Banjir ialah salah satunya. Banjir disebabkan oleh membludaknya sampah.

Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang atau pembuangan material sampah. Tujuannya ialah mengolah sampah agar tak membahayakan lingkungan. Bahkan agar sampah dapat mendatangkan nilai ekonomis.

Pengelolaan sampah di Indonesia bukan tanpa masalah. Kurangnya edukasi terhadap masyarakat ialah salah satunya. Pencerahan masyarakat Indonesia buat membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Permasalahan lain ialah pengolahan sampah nan kurang terpadu dan terorganisir. Tarik menarik kepentingan masih menjadi hambatan klasik.

Di balik ruwetnya sistem penanganan sampah di Indonesia, ternyata masih ada titik terang dari beberapa pihak. Secara generik sampah organik di Indonesia diolah menjadi kompos. Lalu, bagaimana dengan sampah anorganik? Ada kreativitas dari masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik. Ingin tau? Mari kita simak uraian berikut ini.



1. Bank Sampah

Bank sampah ialah salah satu ide unik dalam pengelolaan sampah. Bank sampah ialah sebuah upaya menjadikan sampah sebagai sumber penghasilan. Awalnya sampah warga harus dipilah-pilah terlebih dahulu. Sampah dibedakan jadi sampah organik dan sampah anorganik.

Langkah berikutnya ialah menyetor sampah anorganik ke bank sampah. Sampah anorganik nan laku dijual ialah sampah kaleng, botol kaca, kertas duplek, dan kardus. Sampah kemudian ditimbang dan diberi nama pemilik. Hasilnya dicatat ke dalam buku tabungan.

Salah satu contoh bank sampah ialah Bank Sampah Malang. Di kota ini bank sampah sudah dikoordinir oleh pemerintah. Bank ini hasil kerjasama pemerintah dengan CSR PT PLN Distribusi Jawa Timur. Program nan dijalankan bukan hanya tabungan warga. Sudah ada program pinjam uang kredit sampah, beli sembako bayar sampah, dan bayar listrik dengan sampah.



2. Sampah dan Kerajinan Tangan

Nilai hemat sampah lainnya ialah sebagai sumber usaha. Banyak sekali usaha kerajinan berbasis sampah. Tentunya ini bergantung kreativitas seseorang. Sampah nan digunakan ialah sampah nan bisa didaur ulang, misalnya kertas, plastik, atau botol.

Di Bogor terdapat bank sampah nan juga mengolah sampah menjadi produk kerajinan. Sampah nan diolah ialah sampah plastik nan tak laku dijual. Seperti, sampah bekas mie instan, kopi, pembersih lantai, dan minyak goreng.

Sampah diolah menjadi loka pensil, tas, loka tisu, bros, dan gantungan kunci. Produknya dapat dijual dengan kisaran harga Rp5000 sampai dengan Rp100.000.

Ada juga nan menggunakan sampah daur ulang sebagai sumber kreasi. Kertas daur ulang bisa diolah menjadi barang kerajinan. Caranya kertas dihancurkan terlebih dahulu dengan blender. Olah kertas menjadi bubur kertas dan keringkan di bawah sinar matahari.

Bisa juga ditambahi bahan pewarna. Ketika kering kertas dapat diolah menjadi bahan kerajinan. Bahan kerajinan dapat berbentuk kartu atau souvenir lainnya.

Selain sampah plastik dan kertas, sampah kaleng dan botol juga bisa diolah menjadi barang kerajinan. Semua tentu bergantung kreativitas nan kita miliki.



3. Sampah sebagai Sumber Energi Listrik

Mengolah sampah sebagai sumber energi listrik masih menjadi sesuatu nan langka di Indonesia. Penyebabnya ialah kurangnya inisiatif dari pemerintah dan manajemen pengelolaan sampah nan buruk. Namun, nampaknya hal ini bisa diwujudkan oleh pemerintah kota Medan.

Pemerintah Kota Medan bekerjasama dengan PT Dunia Inti Era Prima (GIEP) berencana mengolah sampah menjadi sumber energi listrik. Potensi sampah kota Medan sebanyak 1200 ton per harinya tentu menjadi potensi nan sangat besar.

Dengan cara ini bukan hanya permasalahan sampah nan terselesaikan. Permasalahan krisis listrik pun bisa diselesaikan dengan memanfaatkan sumber energi baru.



Artikel Pengelolaan Sampah: Menengok Sedikit ke Negeri Tetangga

New York City

New York City terdiri atas Manhattan, Queen, Brooklyn, Bronz, dan Staten Island. Masing-masing kota menggunakan penanganan sampah terpadu. Kota ini memiliki departemen spesifik buat mengelola sampah bernama Sanitation Department. Petugas departemen ini mulai bekerja sejak subuh dan memiliki baku operasional tersendiri.

Pengelolaan sampah juga melibatkan pihak swasta. Sanitation Department memiliki tugas sebagai berikut.

1. Mengumpulkan sampah di trotoar. Sampah-sampah ini sudah dipisah berdasarkan jenisnya, misalnya, sampah plastik dan botol sudah dibuat terpisah

2. Mengangkut sampah berdasarkan jenisnya. Hari pengangkutan sampah juga berbeda, misalnya hari Senin buat mengangkut sampah kertas, dan lain sebagainya

3. Memberikan denda bagi masyarakat nan tak memisah sampah berdasarkan jenisnya. Denda itu sebesar $100.

4. Membersihkan kota, terutama dari sampah daun di musim gugur



Jepang

Penanganan sampah sudah dilakukan sejak jaman Edo. Sebenarnya pada tahun 1960-an dan 1970-an pencerahan masyarakat Jepang terhadap sampah sangat rendah. Kebangkitan Jepang tentang pengelolaan sampah terjadi sebab persoalan lingkungan nan semakin pelik. Pengelolaan sampah dilakukan dengan prinsip 3R( reduce, reuse, recycle ).

Rahasia berhasil pengelolaan sampah di Jepang ialah tingginya perhatian masyarakat terhadap program daur ulang, adanya kontrol masyarakat terhadap orang nan tak membuang sampah pada tempatnya serta adanya edukasi nan dilakukan sejak dini.

Contoh pengelolaan sampah nan menarik di Jepang ialah di daerah Yokohama, Kanagawa. Di pasar ikan Yokohama ikan disimpan dalam sterefoam sehingga kebersihan pasar terjaga.

Sterefoam nan digunakan ialah sumber sampah. Sampah sterefoam dikirim ke stasiun pengolahan buat didaur ulang. Hasilnya berupa lembaran, seperti papan padat. Papan tersebut didistribusikan kembali ke sektor industri. Hasilnya juga diekspor ke luar negeri sebagai bahan bauksit berbahan sterefoam .

Di Jepang juga ada waktu tersendiri buat membuang sampah. Di wilayah Midoriku, Yokohama, sampah nan dapat dibakar hanya dibuang pada hari Senin dan Jumat saja. Sampah nan tak dapat dibakar dibuang pada hari Rabu. Untuk sampah aluminium dibuang pada hari Selasa minggu ke-2 dan ke-4 saja.



Singapura

Hasil pengelolaan sampah di Singapura digunakan buat energi. Energi diolah dengan mesin insinerator dan dilakukan di lepas pantai. Penanganan sampah seperti ini dikarenakan huma nan terbatas.

Penanganan sampah dilakukan secara efektif, walaupun harus menggunakan teknologi nan mahal dan rumit. Hal ini disebabkan TPA dianggap sebagai pemanfaatan huma nan tak produktif.



Swedia

Swedia dikenal memiliki manajemen nan baik dan efektif dalam pengelolaan sampah masyarakat dan rumah tangga . Kampanye daur ulang sampah di Swedia sangat gencar. Hasilnya digunakan sebagai sumber energi. Saking gencarnya Swedia sampai kekurangan sampah buat didaur ulang sehingga harus mengimpor sampah.

Sampah diolah dengan mesin insinerator. Kemudian hasil energinya didistribusikan lewat pipa ke wilayah perumahan dan gedung komersial buat pembangkit listrik.

Nah, menarik bukan? Pengelolaan sampah di beberapa negara maju tersebut bisa ditiru oleh Indonesia. Tentunya sine qua non perhatian lebih dari pemerintah dan pencerahan nan tinggi dari masyarakat. Sampah pun ternyata memiliki potensi ekonomi. Sekarang, tinggal tunggu saja, kapan Indonesia bisa menerapkan hal itu.

Semoga informasi tentang artikel pengelolaan sampah ini bermanfaat.