Bahan Kimia Makanan nan Berbahaya

Bahan Kimia Makanan nan Berbahaya

Ada beberapa bahan kimia dalam kehidupan , di antaranya logam berat. Logam berat bisa berisiko bagi kehidupan manusia. Asam dan deposit asam ialah homogen logam berwarna gelap. Berikut penjelasannya.



Asam dan Deposit Asam

Kimia merupakan ilmu pengetahuan alam (sains). Artinya, penelitian nan dilakukan di dalamnya menggunakan mekanisme nan sistematis dan hipotesisnya mampu dibuktikan secara ilmiah.

Seorang pakar kimia ialah ilmuwan nan mempelajari propertis dan komposisi materi, serta interaksinya terhadap materi lain. Kimia memiliki banyak kecenderungan dengan biologi dan fisika.

Secara spesifik, kimia bisa juga diartikan sebagai ilmu nan mempelajari materi dan perubahannya. Sebagian besar dari kita meyakini bahwa substansi kimia hanya ada di laboratorium kimia. Padahal, para pakar kimia sendiri mempercayai bahwa semua hal nan ada di alam ini terbuat dari bahan-bahan kimia.

Kimia ada di mana-mana. Udara nan kamu hirup setiap hari mengandung unsur kimia, seperti oksigen dan nitrogen. Air nan kamu minum ialah gabungan dari unsur-unsur kimia (hidrogen dan oksigen) nan saling berikatan membentuk senyawa.

Bahan kimia nan kita kenal ialah bahan nan membahayakan. Namun, bahan kimia ada nan bersifat alami dan tak membahayakan, seperti bahan kimia nan terdapat pada tumbuhan.

Kita juga mengenal bahan kimia dalam bentuk sintetis, yaitu bahan kimia hasil protesis pabrik. Misalnya, bahan kimia nan terkandung dalam deterjen (sabun mandi), bahan pembasmi serangga, obat nyamuk, obat-obatan, dan sebagainya. Bahan kimia nan membahayakan akan mengakibatkan perubahan pada alam sekitar.

Misalnya, bahan kimia nan terdapat dalam air akan memengaruhi sifat air, baik dalam taraf keracunan maupun bahayanya. Sifat air dipengaruhi oleh bahan kimia anorganik dan organik. Bahan kimia anorganik, meliputi klorida, fosfor, logam berat dan beracun, nitrogen, dan sulfur.

Percampuran antara polutan utama dengan polutan sekunder dalam lapisan troposfer pada bagian bawah akan mengakibatkan hubungan di antara keduanya. Hubungan tersebut dipengaruhi oleh sinar matahari, sehingga asap nan dihasilkan dinamakan asap fotokimia (photochemecial smog) nan sering kita temukan di kota besar dan daerah beriklim panas.

Sebagian gas polutan nan menghasilkan gas fotokimia tersebut ialah reaksi dari ozon. Fotokimia bisa berbahaya bagi pernapasan serta dapat menyebabkan kematian pada tumbuh-tumbuhan. Komponen gas lain nan dapat menyebabkan kematian ialah aldehid, peroksasil nitrat, dan asam nitrat. Komponen gas sekunder dalam asap fotokimia biasanya terjadi pada sore hari nan panas, dapat menyebabkan gangguan mata dan pernapasan.

Orang nan sehat dapat terkena penyakit mata apabila melakukan olah raga pada pukul 11.00-16.00 WIB. Semakin panas udara, semakin tinggi pula kadar ozon dan komponen gas nan tergolong dalam asam fotokimia. Bila pembangkit tenaga listrik bekerja, pembakaran batu bara dan minyak bumi akan menghasilkan emisi dalam jumlah besar, seperti SO2, partikel, dan nitrogen oksida.

Pabrik-pabrik dan pembangkit tenaga listrik biasanya mengeluarkan SO2 90-95%, NO2 57%, dan emisi SO2 60%. Terbawa oleh udara dan tersebar. Bahan kimia seperti SO2 dan NO akan bereaksi di udara membentuk polutan sekunder, seperti NO2, asam nitrat, butiran asam sulfat, dan garam nitrat serta garam sulfrat. Bahan kimia tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam, embun asam, dan partikel asam.

Bahan kimia nan berbentuk gas akan diabsorpsi oleh daun tumbuhan. Kombinasi antara deposit kering, basah, atau dalam bentuk asam nan diserap tanaman tersebut disebut deposit asam. Air nan jatuh dari udara disebut hujan asam.



Bahaya Asam dan Deposit Asam

Deposit asam dapat terbentuk dari emisi NO dan SO nan dihasilkan dari asap kendaraan. Derajat keasaman pada hujan memiliki rata-rata nan bervariasi sekitar 5,6. Deposit nan kurang dari 5,6 bisa menyebabkan akibat negatif, kerusakan bagi kelangsungan makhluk hidup, dan lingkungan di sekitarnya, di antaranya sebagai berikut.

  1. Merusak patung, bangunan, bahan logam, dan mobil.
  1. Membunuh ikan, tanaman, dan mikroorganisme nan hayati di dalam air.
  1. Membuat daya tahan tumbuhan melemah sehingga mudah dihinggapi berbagai penyakit, terserang hama, kekeringan, dan jamur.
  1. Meningkatkan populasi nan dapat menyebabkan penyakit diare, seperti giardia, protozoa. Menyerang orang nan meminum air dari pegunungan.
  1. Terjadinya emisi logam beracun.
  1. Menyebabkan penyakit pernapasan.
  1. Apabila terkena atau terhisap ibu hamil, akan membahayakan bayi nan dikandungnya.

Adanya emisi sulfat dan nitrat di udara akan menyebabkan deposit asam nan sangat besar sebab emisi sulfat dan nitrat dapat berikatan dengan air hujan, sehingga terbentuk asam hujan (H2SO4 dan HNO3).

Bahan kimia dapat terdapat dalam limbah-limbah hasil industri. Limbah ialah bahan buangan industri, dapat dari industri pertanian, pertambangan, kimia, logam, dan pabrik-pabrik. Rata-rata, semuanya "menghadiahkan" limbah berbahaya. Limbah nan dihasilkan oleh industri dapat berbentuk padat dan cair.



1. Limbah Padat

Limbah padat ialah limbah nan meliputi sampah-sampah, seperti kertas, plastik, botol-botol, dan sebagainya. Penanganan limbah padat dapat dengan cara mengambil dan mengumpulkannya, kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

Sebelum mengenal pembuatan pupuk kompos, sampah-sampah cenderung dibakar. Namun, limbah padat dengan media plastik tetap akan utuh meskipun dibakar dan dapat mengakibatkan kerugian pada tanah.



2. Limbah Cair

Limbah cair biasanya berasal dari limbah industri nan media pembuatan bahan industrinya menggunakan air. Limbah dalam bentuk cair memiliki kandungan berbahaya dan beracun. Taraf bahaya bergantung pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Limbah cair biasanya berwarna keruh dengan temperatur tinggi. Hal tersebut sebab air residu pabrik mengandung padatan dan partikel baik nan dapat larut maupun mengendap.

Air nan tercemar limbah dapat dideteksi, baik secara visual (terlihat oleh mata) dan panca indera lain. Misalnya, rona nan ditimbulkan keruh, bau air menyengat, dan sebagainya. Dapat juga dengan uji laboratorium. Uji laboratorium ditandai dengan perubahan sifat dan zat kimia pada air sebab air sudah terkontaminasi bahan kimia berbahaya.

Industri mengeluarkan limbah berdasarkan jumlah hasil barang nan diproduksi. Semakin banyak bahan nan diproduksi, semakin besar pula limbah nan dihasilkan. Industri nan menghasilkan limbah cair, di antaranya industri minyak kelapa sawit, industri tahu, industri kaustik soda, industri baja dan besi, industri pencelupan, industri pewarnaan, industri daging, dan lain-lain.



Bahan Kimia Makanan nan Berbahaya

Formalin dan boraks nan merupakan bahan kimia beracun nan digunakan sebagai campuran makanan. Kedua bahan tersebut ialah sebagian dari bahan kimia nan merusak kesehatan. Masih ada bahan kimia pada makanan lain nan memiliki taraf bahaya setara, apalagi jika dikonsumsi secara terus-menerus.

Efek nan ditimbulkan bahan-bahan tersebut dapat sangat mengerikan, mulai dari pemicu kanker, kelainan genetik, stigma bawaan lahir saat dikonsumsi ibu hamil, melemahnya kinerja otak dan syaraf, dan masih banyak lagi imbas jelek lainnya.

Ada juga siklamat juga digunakan sebagai campuran makanan-minuman buat memberi sensasi rasa manis. Kadarnya lebih rendah dibanding sakarin. Kira-kira, 30 kali manis gula biasa. Penggunaan dalam jumlah lebih banyak dapat menimbulkan rasa getir. Itu sebabnya siklamat kalah populer dibanding sakarin.

Siklamat secara sembrono digunakan dalam industri makanan-minuman, padahal siklamat dapat mengakibatkan pecahnya sel kromoson dalam medium biakan sel leukosit. Di beberapa negara maju, penggunaan siklamat telah dilarang. Di Indonesia, penggunaan bahan ini masih ditemukan secara illegal.

Monosodium glutamat lebih kita kenal dengan sebutan vetsin atau penyedap rasa. Hampir semua makanan menggunakan bahan ini buat meningkatkan cita rasanya. Padahal, vetsin memiliki imbas degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, sel-sel syaraf lapisan dalam retina, bahkan menyebabkan mutasi sel, dan mengakibatkan kanker kolon dan hati.

Vetsin nan mengendap dalam ginjal juga meningkatkan resiko kanker ginjal, kanker otak, dan merusak jaringan lemak. Untuk itu, sebaiknya hindari penggunaan vetsin pada setiap makanan nan Ana untuk buat mengurangi akibat negatif nan ditimbulkannya.

Formalin merupakan bahan kimia dalam industri kayu lapis, dan digunakan sebagai bahan disinfektan pada rumah sakit. Formalin digunakan secara illegal buat bahan pengawet. Mie basah nan diberi formalin dapat awet berhari-hari tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tahu berformalin tak rusak hingga 4-5 hari. Ikan dan daging tak membusuk dalam 3 hari.

Zat ini sangat berbahaya jika sampai tertelan. Kulit nan terkena formalin akan terasa terbakar, bahkan menyebabkan pendarahan. Di dalam tubuh, formalin dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limfa, dan sistem syaraf pusat.

Boraks ialah bahan pengawet kayu dan antiseptik pengontrol kecoa. Fungsinya hampir sama dengan pestisida. Boraks berbentuk serbuk kristal putih tanpa bau dan mudah larut dalam air.

Boraks digunakan secara illegal dalam industri makanan bakso dan kerupuk, sebab mampu memberi imbas bagus pada tekstur makanan. Bakso dengan boraks menjadi kenyal, renyah, dan tahan lama. Kerupuk dengan boraks pun lebih renyah dan empuk.

Padahal, boraks ialah bahan pembersih dan pengawet kayu, dengan fungsi antiseptik. Boraks dapat menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah besar, boraks dapat mematikan, koma, depresi, kerusakan ginjal, dan kematian.

Demikian uraian mengenai bahan kimia dalam kehidupan kita nan sering ditemui dan tanpa disadari bahan-bahan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan apabila tak digunakan sebagaimana takarannya. Semoga bermanfaat.