Peta Penyelamatan
Ekosistem Hutan ialah sistem ekologi nan saling terkait antara lingkungan dengan makhluk hayati nan menempati hutan. Menjadi tatanan kesatuan utuh nan tak terpisahkan atas berbagai unsur kehidupan, organisme dan anorganisme.
Organisme berkembang dalam komunitas dan terjalin dalam sebuah sistem dengan lingkungan fisik buat keperluan kehidupan. Spesies binatang dan tumbuhan dalam suatu ekosistem sangat ditentukan oleh pengaruh potensi sumber daya alam dan faktor kimiawi-fisis nan sinkron dengan kebutuhan hayati spesies tersebut.
Kawasan hutan banyak ditumbuhi oleh lebatnya pohon dan tumbuhan. Menjadi bentuk kehidupan nan tersebar di dunia, baik di daerah tropis, beriklim dingin, di pegunungan, di dataran rendah, di pulau terkecil, atau di suatu benua.
Memiliki fungsi buat menampung carbon dioxide sink atau karbon dioksida, rumah bagi habitat hewan dan tumbuhan, pelestarian alami tanah, modulator arus hidrologika, dan fungsi biosfer terpenting bagi keberlangsungan hayati di bumi ini.
Kerusakan Hutan
Nusantara ini ialah hutan hujan paling luas di Asia. Terdapat 17.000 pulau nan membentuk kepulauan antara Australian dan Indomalayan. Menjadi rumah bagi penyebaran keanekaragaman spesies, sedikitnya 3.305 spesies binatang. Sekarang hanya 31,1% nan diketahui masih ada di Indonesia dan kurang dari 10% terancam mengalami kepunahan. Sekitar 29.375 jenis tumbuhan hayati di alam Indonesia, dan hanya kurang dari 60% masih dapat kita temui saja.
Kerusakan hutan dan lingkungan sebab faktor manusia sebagai penyebab utama. Dialektika dilematis antara kebutuhan kepentingan ekologis dengan kepentingan ekonomi rakyat. Penguasaan pemenuhan ekonomi menjadi pemenang dan menyebabkan kerusakan hutan disertai akibat-akibat nan menyertainya.
Seperti bala banjir bandang, kebakaran hutan, erosi tanah, punahnya hewan dan tumbuhan, pengeringan sumber mata air dan sungai, berkurangnya produk hutan, pemanasan global. Semua ini berdampak negatif kepada kehidupan manusia.
Separuh hutan telah hilang dengan penurunan nan signifikan dan kerusakan fatal pada ekosistem hutan Indonesia. Tahun 1960, Indonesia memiliki 82% hutan hujan. Tahun 1982, menurun menjadi 68%. Tahun 1995, hanya memiliki 53% hutan hujan.
Sekarang hanya tinggal 49% saja. Tahun 1990-2005, sebanyak 28 juta hektar hutan hilang. 21,7% hutan perawan rusak dan menghilang berganti huma tidur. Indonesia memiliki prestasi rangking kedua dalam kategori penurunan hutan primer, setelah Brazil. Saat ini, hutan Indonesia termasuk hutan paling terancam di dunia.
Ancaman Hutan
Hutan terus mengalami degradasi fungsi dengan sangat drastis. Ancaman hutan di Indonesia nan akan merusak ekosistem dan kekayaan biologi hutan, di antaranya:
- Illegal logging, dikenal juga perambahan hutan, pembalakan liar, penebangan hutan.
- Kebakaran hutan nan sengaja dilakukan buat membuka huma baru, umumnya terjadi sebelum tiba musin hujan.
- Penambangan di areal hutan, nan membuat kerusakan hutan dengan taraf polusi limbah tinggi, khususnya limbah pertambangan di sungai dan mata air.
- Pembukaan huma perkebunan agrikultur dalam skala besar.
- Kolonisasi
- Aktivitas substansial lain, contohnya penebangan kayu buat bahan bakar dan huma pertanian rakyat.
Peta Penyelamatan
Terdapat 3 langkah strategis dalam salah satu upaya menyelamatkan ekosistem hutan Indonesia, yaitu:
- Restorasi hutan alam nan sudah rusak. Yaitu dengan memperhatikan prioritas penetapan kawasan lindung, penerapan pengelolaan hutan lestari nan baik dan bijak, dan mengoptimalkan partisipasi aktif masyarakat buat berkolaborasi dengan program perlindungan pemerintah.
- Perlindungan hutan dan ekosistem sensitif buat meningkatkan daya dukung ekosistem. Yakni dengan meningkatkan ekspansi kawasan hutan perlindungan dan hutan lindung, serta melakukan supervisi ketat penerbitan izin dalam upaya pencegahan pembukaan hutan alam dan mempertahankan areal berhutan. Pemberian akses masyarakat ke dalam wilayah hutan buat melakukan kegiatan ekonomi berbasis konservasi.
- Pengembangan model bonus dan disinsentif, yaitu dengan mendorong pemerintah daerah agar melaksanakan kegiatan perlindungan nan mengutamakan peningkatan kesejahteraan rakyat dan ekonomi daerah.
Berbagai tindakan dilakukan sinkron dengan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayu illegal di kawasan hutan di seluruh Indonesia. Karena perambahan hutan memang menjadi salah satu aksi kejahatan nan sulit buat dituntaskan. Terutama, selalu saja ada oknum pemerintah nan menjadi backing aksi ini.
Masa depan hutan Indonesia sangatlah suram. Potensi ekoturisme nan luar biasa dimiliki Indonesia, seperti hutan perawan, alam liar, atraksi kultural, estetika bahari dan ekosistemnya, terumbu karang, tebing karang, sungai dan air terjun, serta atraksi kultural. Semua ini mengalami ancaman nan serius.
Ayo, kita selamatkan hutan Indonesia demi masa depan generasi anak bangsa!
Tiada Hutan Tiada Kehidupan
Hutan merupakan sesuatu nan sangt krusial bagi kehidupan manusia. Tetapi suatu keanehan terjadi pada sesuatu nan krusial bagi manusia tersebut. Hutan nan merupakan bagian terpenting bagi manusia ternyata dirusak sendiri oleh manusia.
Jika kita mengibaratkan di depan kita ada satu-satunya minuman nan bisa kita minum maka minuman itu kita guyurkan ke kepala buat menghilangkan panas. Padahal dengan minuman tersebut kita dapat menghilangkan dahaga nan melanda tubuh.
Itulah perbuatan manusia terhadap hutan nan sesungguhnya memiliki sebuah peran krusial nan mampu menjaga kelangsungan hayati manusia dan mahkluk lainnya di bumi ini. Setiap kehidupan nan ada di bumi ini memiliki keterkatikan nan saling menguntungkan.
Tumbuhan berkembang nan kemudian berbunga dan berbuah. Buah nan ada lalu dimakan oleh hewan. Buah nan dimakan tersebut membawa biji nan kemudian dibuang oleh hewan ke segala arah. Biji itu lalu tumbuh lagi menjadi sebuah tanaman nan tumbuh subur. Itulah siklus kehidupan nan saling menguntungkan.
Kita sendiri tahu bahwa di hutan banyak sekali kehidupan bahkan ada berjuta-juta banyaknya kehidupan nan saling menopang antara nan satu dengan nan lainnya. Kita sebagai manusia meskipun ada nan hayati jauh dari hutan tetapi kita masih memiliki ketergantungan kepada hutan nan tak dapat dilepas begitu saja.
Sangat mustahil rasanya jika manusia dapat hayati tanpa memiliki hutan di bumi ini. Tidak dapat dibayangkan bagamana jadinya jika bumi nan kita cintai ini sudah tak lagi memiliki hutan nan tumbuh lebat yang latif di luar sana.
Berbagai makhluk hayati nan ada di bumi niscaya akan segera punah sebab sudah tak ada lagi sumber kehidupan nan dapat digantungkan. Tumbuhan merupakan sumber kehidupan nan paling krusial bagi seluruh makhluk hidup, tak hanya manusia tetapi semua makhluk hayati memerlukan tumbuhan buat dapat bertahan hidup.
Dalam siklus kehidupan diketahui bahwa tumbuhan ialah produsen tunggal nan mampu menyuplai berbagai kebutuhan makhluk hayati nan lainnya. Berbagai produk dari tumbuhan nan paling krusial ialah udara nan berupa oksigen nan sangat diperlukan oleh manusia dan makhluk hayati lainnya.
Tidak hanya udara saja nan mampu dihasilkan oleh tumbuhan tetapi juga penyediaan air higienis juga mampu diusahakan oleh tumbuhan. Dengan adanya hutan maka penyerapan dan pengumpulan air higienis dapat diperoleh dengan mudah sekali.
Bahan makanan kita sebagai manusia juga kebanyakan diperoleh dari tumbuhan. Jika ada nan bilang dari hewan maka perlu dicari kebenarannya dulu bahwa hewan tersebut makan tumbuhan. Tanpa adanya tumbuhan maka hewan juga akan wafat kelaparan. Jadi kembali lagi pada awal bahwa semua nan ada di global ini membutuhkan tumbuhan.
Bagaimana kita dapat hayati jika sesuatu nan kita gantungkan buat kelangsungan hayati kita setiap hari terus digerus oleh para pembabat liar. Hutan ialah harta nan paling berharga nan dimiliki oleh setiap mahkluk hayati dan tak hanya manusia saja tetapi dengan seenaknya kita membabat habis hutan nan ada.
Padahal kita dapat memanfaatkan hutan dengan baik tanpa harus merusaknya. Kita memang membutuhkan berbagai bahan kayu nan diperoleh dari hutan sebagai loka tinggal kita. Berbagai perkakas rumah tangga juga banyak nan menggunakan kayu sebagai bahan utamanya.
Meskipun demikian bukan berarti kita dengan seenaknya saja dapat membabat atau menebang habis hutan demi kemakmuran di generasi kita sekarang saja. Masih banyak anak cucu kita nan ingin melihat indahnya hutan nan ada di Indonesia. Mereka, anak cucu kita, masih ingin dapat menghirup udara higienis nan bebas dari polusi.
Oleh sebab itu, mari kita jaga hutan ini nan sekarang sudah mulai gundul agar anak cucu kita nan akan datang tetap dapat menikmatinya.