Berpikir Tersendat

Berpikir Tersendat

Agenda buat menonton TV dewasa ini nampaknya tak dapat lepas dari kehidupan umat manusia. Siapa di antara kita nan tak memiliki TV di rumahnya?

Sekarang, hanya dengan uang senilai beberapa ratus ribu rupiah saja, kita mampu membeli sebuah “kotak ajaib”. Dari benda berbentuk kotak tersebut, kita dapat melihat berbagai sisi global luar ataupun dihibur oleh beberapa macam acara TV bergenre fiksi.

Tak heran, agenda rutin menonton TV sudah bukan lagi hak tertentu orang-orang kalangan ekonomi mapan. Sekarang, sudah tidak perlu lagi kita buat menjadi kalangan ekonomi mapan hanya buat dapat sekadar memiliki “agenda rutin” menonton berbagai acara TV.

TV dapat dibilang ialah salah satu inovasi umat manusia nan pantas kita syukuri. Betapa tidak, kini semenjak kehadiran TV ke dalam kehidupan pribadi umat manusia, rumah kita serasa tambah meriah. Sehari-hari kita dapat menonton berbagai konten acara TV nan mendidik, menghibur, dan menarik.

Saking rutinnya kita menonton TV (dan ditambah rasa ketagihan), dalam kehidupan sehari-hari kita tiba-tiba saja ada semacam “agenda menonton TV”. Bahkan bagi sebagian masyarakat, rutinitas menonton TV seakan naik level, menyamai “keharusan”.

Orang zaman dulu hanya mengenal “agenda” dalam keseharian mereka macam makan, minum, mandi, ibadah, tidur, dan buang air. Memang itu agenda . Hal itu tidak terlepas dari keharusan alamiah umat manusia.

Namun anehnya, menonton TV sekarang bagaikan sebuah keharusan, sekarang sudah menjadi salah satu “agenda alamiah” manusia modern.

Segala sesuatu di global ini tak ada sesuatu inovasi nan serba bagus-bagus saja. Demikian pula dengan TV. Jika kita bijak memahami salah satu kegunaan suatu teknologi ialah sebagai alat penyejahtera kehidupan umat manusia, maka justru kita akan “diperbudak” oleh teknologi. Bahkan disesatkan.

Jika menonton TV sudah menjadi agenda wajib manusia modern menggantikan kewajiban lain dan membuat kita autis pada lingkungan sosial sekitar, maka hal tersebut menyatakan bahwa kita sudah diperbudak TV.

Lalu bagaimana caranya agar kita tepat memanfaatkan TV, sementara kita sudah terlanjur tak dapat melepaskan “agenda wajib” itu?

  1. Pilihlah acara TV nan mendidik dan menghibur saja. Ketika kita sudah tak dapat lepas dari kecanduan menonton TV, dapat kita siasati dengan cara hanya memilih acara TV nan mendidik dan menghibur saja. Kebutuhan kita akan merasakan gambar-gambar nan dapat bergerak dan bersuara dari sekotak bernama televisi terpenuhi, namun tak sia-sia kita menghabiskan waktu buat kesenangan kita satu ini.
  2. Batasi durasi dalam menonton TV. Jika pertelevisian Indonesia berubah dratis dan penuh program acara TV nan mendidik sekaligus menghibur, kita harus tetap menahan diri. Hayati bukan hanya di depan TV, Bung!
  3. Hindari menonton program acara TV “jahat”. Seperti nan kita tahu, teknologi bagaikan pisau bermata dua. Kadang dapat menguntungkan, kadang malah menjerumuskan. Pintar-pintarlah memilih program acara TV, sebab hal itu berkaitan erat dengan tabiat dan pemikiran kita. Jika mata setiap hari sering dicekoki sinetron picisan, jangan heran lambat laun karakter kita tak akan jauh-jauh dari sifat picisan juga.


Betapa Televisi Merusak Otak?

Adalah televisi merupakan sumber krusial dari hiburan buat Anda dan keluarga? Apakah Anda duduk buat menonton televisi di mencapai pulang dari kerja? Apakah anak-anak Anda bergabung dengan Anda dalam agenda menonton sinetron dan reality show?

Maka ini ialah gong mengkhawatirkan bagi Anda! Televisi, sementara tampaknya menjadi pembawa stres, dan itu benar-benar menambah stres mental Anda. Televisi mungkin tampak buat membantu Anda menyingkirkan ketegangan, tetapi itu agak menambah beban bagi otak. Ya, televisi memanifestasikan imbas negatifnya. Ini memiliki akibat nan sangat negatif pada benak para pengamat.

Menghabiskan waktu menonton televisi terlalu banyak, mengkonsumsi waktu berharga nan lebih dapat dihabiskan dalam kegiatan nan bermanfaat dan sehat seperti olahraga atau membaca. Hal ini juga akan menggunakan waktu nan Anda dapat habiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman.

Chatting dengan orang nan dekat Anda, menghabiskan waktu dengan orang-orang dekat Anda ialah pengeluaran nan lebih baik dari waktu daripada menonton TV.



Kecanduan Audio-Visual

Efek nan tak diinginkan pertama dan terutama dari televisi, kecanduan. Sebuah penampil memasuki kondisi hipnosis sambil menonton TV buat waktu nan lama. Hal ini disebabkan oleh berkedip pada layar TV. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan orang tertidur sambil menonton TV, menyediakan itu masuk ke pikiran bawah sadar Anda atau kondisi alfa.

Jika hal ini terjadi buat jangka waktu nan lebih pendek, memberikan relaksasi. Namun, orang-orang nan menonton TV sangat sering dan selama berjam-jam bersama-sama cenderung terkena kecanduan kegiatan semacam ini secara pasif, nan memberikan beban pikiran. Dan beban itu di antaranya :



Berpikir Tersendat

Sebagai dampak ketergantungan seseorang psikologis dan fisik pada peningkatan TV, dampaknya aktivitas otak juga. Sisi kiri otak wafat dan sisi kanan mulai berfungsi lebih proaktif. Dengan tangkas menyerap semua gambar dan konten audio-visual nan dilihatnya.

Karena sisi kanan tak terisi tentang hal itu, itu membuat Anda emosional menanggapi pandangan setiap masalah. Dengan demikian, televisi jelas menolak kemampuan Anda buat berpikir kritis. Dan dapat membuar ledakan emosional bisa bahkan setelah Anda telah mematikan televisi.



Perhatian Pendek

Anak-anak nan terkena berjam-jam di depan TV berada pada risiko nan lebih besar tertular ADHD. Ini ialah hasil dari kecepatan tinggi perubahan audio-visual bentuk hiburan. Hal ini menyebabkan apa nan dikenal sebagai “berorientasi respon”, nan membuat Anda memperhatikan hal-hal nan terus berubah dalam suatu lingkungan tertentu.

Hal ini mengurangi kemampuan anak buat fokus pada kegiatan, sehingga mengganggu mereka setiap sekarang dan kemudian hari. Ini ialah apa nan membuat TV menjadi wahana putus harapan terbesar dalam tahun-tahun pembelajaran.



Mengurangi Pembangunan Otak

Sama seperti tubuh Anda membutuhkan buat latihan agar bisa berfungsi normal, otak Anda juga membutuhkan beberapa bentuk latihan mental. Penelitian telah menunjukkan bahwa otak Anda lebih aktif ketika Anda tidur, dibandingkan dengan waktu nan Anda habiskan menonton TV.

Seperti menonton TV cendrung mengajak berpikir logis juga, mengurangi rentang perhatian dan membuat Anda menjad seorang pecandu, semua ini di melt bersama-sama menghambat perkembangan otak juga. Jika berhenti berpikir sambil menonton TV dan memperlambat aktivitas otak selama periode waktu. Gangguan mental dan belajar lambat sangat banyak disebabkan menonton TV. Pada dasarnya, kotak idiot itu, membuat Anda menjadi idiot jika Anda bergaul terlalu lama.

Pengaruh TV pada otak sebagian besar negatif. Tidak hanya membuat Anda jauh dari segala bentuk aktivitas fisik, tetapi juga membuang-buang waktu berharga buat sebagian besar nan dapat dimanfaatkan. Ini sangatlah ceroboh mengambil alih hayati dalam banyak cara.

Menonton TV secara hiperbola membuat kekuatan berpikir merosot seperti menjadi zombie. Selama periode waktu, refleks juga dapat melambat dan hayati menjadi seolah menjadi imitasi dari apa TV tunjukan.

Alih-alih menonton TV sebagai kegiatan santai, cobalah membaca, mengobrol dengan anggota keluarga Anda, melukis, bermain olahraga, bermain dengan anak-anak, dan kegiatan seperti lainnya nan melatih pikiran dan tubuh Anda pada saat nan sama.