Akibat Berlubangnya Lapisan Ozon

Akibat Berlubangnya Lapisan Ozon

Belakangan banyak kabar nan menyatakan bahwa lapisan ozon nan melindungi permukaan Bumi , termasuk melindungi semua penghuni di dalamnya, mulai berlubang. Ini menimbulkan kecemasan nan kadang terlihat berlebihan. Benarkah begitu berbahaya jika lapisan ozon berlubang ? Apa saja bahayanya, dan bagaimana mengatasinya? buat mengetahuinya, kita harus tahu dahulu apa itu ozon.



Apa Sebenarnya Ozon?

Ozon atau lapisan ozon sebenarnya ialah homogen gas O nan berikatan 3, menjadi O3. Gas ini melayang di atas permukaan bumi sekitar 15 km dari atas tanah atau di lapisan stratosfer. Gas ozon ini dianggap berjasa bagi seluruh penghuni bumi, karena ia membantu menahan terjangan sinar ultraviolet nan melaju dari pancaran sinar matahari . Kita tahu semua bahwa sinar ultraviolet tidak baik bagi kesehatan kulit manusia, karena dapat memicu timbulnya penyakit kanker kulit, penuaan dini dan berbagai penyakit lainnya.

Selain itu, lapisan ozon atau O3 ini ternyata akan bereaksi bila terkena sinar ultraviolet menjadi O2 dan O. Nah, O2 atau oksigen sangat dibutuhkan oleh para makhluk hayati penghuni bumi buat melakukan proses pernapasan. Sedangkan partikel O nan satu lagi, akan bereaksi kembali dengan O2 lain menjadi O3 atau ozon kembali. Itulah proses normal bagaimana ozon atau lapisan ozon terbentuk dan terdaur ulang. Bumi dan penghuninya akan kondusif bila proses tersebut tak terganggu oleh berbagai partikel polusi nan kini mulai banyak terjadi.

Sayangnya, proses daur ulang atau proses terbentuknya lapisan ozon secara alami itu mulai terganggu. Ada sebuah partikel bernama khlorin, nan menyerobot partikel O hingga gagal bergabung menjadi O3 dengan partikel O2 di udara. Zat bernama khlorin itu akan bereaksi dan bergabung pada O sehingga terciptalah homogen gas baru berumus kimia ClO.

Bayangkan saja apabila ada banyak sekali partikel khlorin nan mengapung di udara, lalu semuanya menyerobot partikel O nan seharusnya bereaksi dengan O2 membentuk ozon. Maka lama kelamaan lapisan ozon tak lagi terbentuk atau terdaur ulang hingga menjadi tipis, bukan? Nah, ini nan membuat di beberapa loka di atas permukaan bumi , lapisan ozon berlubang.



Apa itu Khlorin?

Jadi apa sebenarnya partikel khlorin nan sudah mengganggu proses terbentuknya lapisan ozon tersebut? Dari mana datangnya, dan mengapa ia banyak berada di udara ? Khlorin ialah partikel nan banyak ditemukan dampak dari penggunaan berbagai produk pendingin atau refrigerant dengan CFC (chloro fluoro carbon).

Selain berbagai alat pendingin itu, produk kecantikan seperti hair spray, pengharum ruangan, produk parfum, dan berbagai peralatan nan memakai aerosol juga menjadi salah satu sumber terbesar penghasil khlorin ke udara. Nantinya khlorin itu akan naik hingga ke lapisan ozon, dan bereaksi seperti nan telah dibicarakan di atas hingga membuat lapisan ozon menipis dan berlubang.

Mengatasinya secara teori tentu mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan produk nan akan menghasilkan khlorin. Namun pada prakteknya, mengurangi penggunaan berbagai produk itu tidak dapat sekaligus dilakukan, karena mencakup kehidupan banyak pihak dan banyak kebutuhan.



Akibat Berlubangnya Lapisan Ozon

Berlubangnya lapisan ozon pelindung nan menyaring terjangan sinar ultraviolet dan mengurangi radiasi sinar berbahaya itu, tentu akan membawa akibat nan cukup buruk. Seperti telah diulas sedikit di atas, bahwa sinar ultraviolet bisa menyebabkan kanker kulit, pemanasan global, serta menurunnya daya tahan tubuh manusia.

Beberapa penyakit lain semisal ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), katarak, dan penuaan dini bisa pula terjadi. Ini sebab peningkatan radiasi UV B nan berbahaya bagi tubuh manusia dan makhluk hayati lain.

Dikatakan oleh beberapa penelitian , bahwa perbandingan peningkatan radiasi ialah 10% berkurangnya ozon di udara, maka 20% terjadi peningkatan radiasi. Jadi makin banyak lapisan ozon berlubang akan makin tinggi taraf radiasi sinar UV nan melanda bumi.

Bagi tumbuhan dan hewan, meningkatnya radiasi sinar UV berpengaruh pada kemampuan berfotosintesis. Akibatnya, tumbuhan mengalami kesulitan mendapatkan makanan, pada tanaman pertanian hal ini akan mengakibatkan hasil panen sedikit/berkurang.

Untuk hewan, berlubangnya ozon juga berpengaruh terhadap mereka. Beberapa jenis hewan bahari dapat mengalami kesulitan mendapatkan makanan karena sumber makanan mereka, yaitu plankton, banyak mati. Itu tentu berpengaruh terhadap rantai makanan di laut, serta di darat.

Tak hanya makhluk hayati nan menderita dampak menipis dan berlubangnya lapisan ozon. Bangunan-bangunan protesis manusia pun menjadi lebih cepat rusak serta aus dampak terjadinya hujan asam. Tak hanya itu, pemanasan dunia mengakibatkan mencairnya gunung -gunung es di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi.

Efek mencairnya gunung-gunung es raksasa itu sangat mengerikan, yaitu naiknya permukaan bahari dan membuat beberapa bagian pulau nan ada di permukaan bumi menjadi tenggelam. Cuaca nan makin tidak menentu, banyak terjadi perubahan iklim ekstrim, dan berbagai bala alam menakutkan seperti topan dan badai berkepanjangan.

Dikhawatirkan, bila dunia warming terus terjadi tanpa manusia berbuat hal positif buat menghentikannya, maka keadaan akan makin memburuk dan mengancam keberadaan kehidupan manusia itu sendiri.



Ayo mulai berubah buat menyelamatkan lapisan ozon

Setelah paham bagaimana imbas jelek dampak rusak dan lubangnya lapisan ozon di lapisan stratosfer , maka ada baiknya kita munculkan pencerahan buat berubah dan mulai menyelamatkan lapisan ozon bumi kembali. Bagaimana caranya? Tentu bermula dari hal kecil nan bisa kita lakukan sendiri. Misalnya, tak memilih dan memakai alat pendingin udara atau juga lemari pendingin dengan kandungan bahan CFC.

Mulailah gaya hayati kembali ke alam, dengan banyak menanam pohon dan memanfaatkan ventilasi nan terbuka lebar buat mendinginkan udara. Juga mengurangi pemakaian benda-benda nan memakai aerosol seperti semprotan parfum dan hairspray. Ini kelihatannya sepele, tapi akibat akumulasinya besar jika semua orang memiliki pikiran nan sama buat menjaga lapisan ozon bumi.

Untungnya, hampir semua negara di global telah mencanangkan pencerahan buat tak lagi memproduksi, menggunakan dan menjual berbagai produk alat pendingin nan memakai freon dan CFC. Efeknya cukup signifikan, karena kini hampir tidak ada lagi di pasaran Indonesia dan global kita temui peralatan nan memakai freon atau CFC. Mungkin masih ada, namun jumlahnya sangat-sangat sedikit.

Memang butuh waktu tak sebentar buat memperbaiki kerusakan nan telah terjadi pada lapisan ozon di bumi. Namun bukan hal mustahil pula buat kembali memperbaiki lapisan ozon nan telah berlubang itu. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian beberapa ilmuwan di kawasan Kutub Utara, Selatan dan Antartika nan melihat adanya kemajuan positif tersebut.

Terlihat bahwa taraf penipisan lapisan O3 di daerah tersebut menunjukkan pengurangan nan menggembirakan. Bahkan bila seluruh global aktif dalam usaha pengembalian kembali kondisi ozon menjadi normal, maka waktu nan dibutuhkan buat lapisan ozon pulih kembali akan makin cepat. Diperkirakan tidak sampai tahun 2050, keadaan lapisan ozon berlubang sudah tidak ada lagi. Semoga saja prediksi itu sahih adanya.