Pempek dan Stok Ikan nan Menipis

Pempek dan Stok Ikan nan Menipis

Siapa nan tak suka dengan pempek , makanan khas dari Palembang? Begitu banyak hikayat nan berkembang tentang awal nama pempek. Ada nan mengatakan kalau nama pempek itu berasal dari sebuah kisah pada zaman kerajaan dahulu.



Pempek - Menu Istimewa buat Raja

Diriwayatkan kalau ada seorang raja nan bersedih sebab juru masak istana wafat. Raja jadi tak berselera makan. Lalu dibuatlah sebuah sayembara. Barang siapa dapat membuat sebuah menu spesifik untuk raja, maka dia akan diberi hadiah dan diangkat menjadi juru masak istana. Pakar masak mana nan tidak ingin menjadi juru masak istana. Gaji besar, fasilitas banyak, dan disayang raja pula.

Pengumuman sayembara juru masak istana itu disebar ke seluruh negeri hingga ke luar negeri. Jaringan silaturrahmi sang raja nan luas membuatnya mengenal banyak negara. Menu nan diinginkan oleh sang raja sederhana saja. Raja menginginkan suatu makanan nan terbuat dari ikan segar, pedas, asam, manis, dan membuat kenyang.

Lalu setelah seleksi panjang, tersisalah empat orang juru masak dengan menu istimewa mereka. Satu orang menyuguhkan seperti makanan Jepang nan terbuat dari ikan segar. Raja ternyata tak suka. Satu orang lagi menyuguhkan makanan manis seperti makanan dari tanah Jawa. Raja pun tak berselera dengan menu makanan manis tersebut. Satu orang lagi memberi raja makanan pedas tahan lama seperti dari Padang. Raja pun menolak makanan nan terlalu pedas tersebut.

Masih adakah juru masak nan makanannya belum dicicipi ?” Nada suara raja menyiratkan keputusasaan. Lalu masuklah juru masak nan bernama Apek. Apek menyerahkan satu jenis makanan nan terbuat dari tepung sagu dengan ikan, telur, dan kuah nan disebutnya cuko . Cuko tersebut terbuat dari asam jawa, gula merah, cabe, bawang putih, dan bumbu misteri lainnya.

Raja langsung menyukai makanan Apek. Karena belum ada nama, lalu raja menamainya pempek dari kata Apek . Kalau nama makanannya Apek-apek terasa kurang enak didengar.

Tapi ada juga nan mengatakan kalau nama pempek tersebut baru diberikan oleh raja kepada makanan Apek tersebut setelah Apek tewas dalam sebuah pertempuran. Jadi nama Apek dipakai sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa Apek.



Kisah Lain dari Nama Pempek

Ada lagi kisah lain dari nama pempek ini. Masih mengenai seseorang nan bernama Apek. Apek ini ialah orang Cina nan merantau ke Palembang. Apek biasa membuat makanan Cina dan menjualnya.

Suatu ketika Apek bingung melihat begitu banyak ikan nan membusuk di sekitar rumah dan dermaga. Lalu dengan keahliannya, dia menambahkan tepung sagu ke dalam adonan ikan nan telah digiling. Selanjutnya bulatan-bulatan dari adonan tepung sagu dan ikan tersebut dijualnya.

Awalnya makanan itu tak ada nama. Tapi setiap akan membeli makanan Apek, orang-orang berteriak, “Pek, Pek, Pek, ke mari, kami mau beli.” Lalu lama-kelamaan, orang-orang menamai makanan nan terbuat dari tepung sagu dan ikan itu, pempek.



Pempek dan Stok Ikan nan Menipis

Apa pun kisah nan melatarbelangi nama pempek, nyatanya ialah pempek memang enak dan tak pernah membosankan. Setiap hari makan pempek pun tak jadi masalah. Yang jadi masalah ialah menipisnya ikan belida dan ikan gabus nan menjadi bahan primer pembuatan pempek.

Memang sudah ada beberapa orang nan mengembangbiakkan ikan belida dan ikan gabus ini. Tapi tetap saja rasa ikan belida dan ikan gabus nan hayati di sungai lebih gurih. Ikan belida dan ikan gabus nan diternakkan memiliki cita rasa nan kurang menggigit. Mungkin sebab unsur mineral sungai nan berbeda dengan unsur mineral air kolam.

Tidak mengherankan kalau harga pempek nan terbuat dari ikan belida atau ikan gabus cukup mahal. Apalagi kalau pempek nan terbuat dari ikan tenggiri. Harganya dapat lebih mahal lagi. Misalnya, satu paket pempek ikan tenggiri nan berisi 20 buah, dipatok dengan harga Rp100.000. Memang tak rugi mengeluarkan lembar rupiah tersebut. Tapi tetap saja buat sebagian masyarakat, harga nan tinggi itu cukup menyulitkan mengingat pempek dapat dikatakan sebagai makanan sampingan pokok atau bahkan menjadi makanan pokok buat sebagian orang.



Pempek Dos

Karena harga ikan dan stok ikan belida, ikan gabus, dan ikan tenggiri semakin mahal dan langka, masyarakat Palembang mulai membuat variasi pempek. Ada nan membuat pempek gandum. Pempek gandum terbuat dari gandum tapi tak diberi sayur seperti bakwan. Pempek gandum ini terasa cukup padat seperti roti goreng. Jadi kalau makan pempek gandum 3 buah di pagi hari, rasanya sama dengan makan nasi goreng satu piring. Cukup mengenyangkan.

Bahan membuat pempek gandum ini biasanya hanya gandum, sedikit gula, garam, air, telur. Lalu semua bahan dicampur dan digoreng seperti menggoreng bakwan.

Pempek dos ialah salah satu jenis pempek nan terbuat dari tepung sagu tapi tak diberi ikan. Sebagian orang percaya bahwa pempek dos ini dapat menyembuhkan diare. Masuk akal juga apa nan diyakini oleh orang-orang tersebut. Masyarakat Cina mengobati diare dengan minum ramuan tepung sagu, gula jawa, dan air dingin setengah gelas. Ramuan tepung sagu ini mampu menghentikan diare. Begitu pula dengan pempek dos.

Tidak semua orang dapat memasak pempek dos. Salah-salah minyak nan panas dapat memercik ke paras dan tubuh nan menggoreng. Dinamakan pempek dos sebab ketika adonan pempek ini sudah matang. Adonan tersebut akan merekah dan rekahan tersebut diiringi dengan suara seperti ‘Dos’. Jadi namanya pempek dos.

Harga pempek dos ini sangat murah. Tiga buah pempek dos harganya Rp1000. Pempek dos sama dengan jenis pempek lain. Makannya dengan cuko. Cuko inilah nan membuat pempek sedap dimakan. Kalau sedang lapar, 10 pempek dos sudah cukup membuat perut kenyang.

Pempek dos ini banyak dijual di pasar tradisional, pinggir jalan atau pinggiran Kota Palembang dengan taraf ekonomi masyarakat nan tak terlalu baik. Bagi pendatang, pempek dos ini kurang menarik sebab tak ada ikannya. Mereka sering kecewa ketika disuguhi dengan pempek dos. Oleh sebab itu, toko pempek skala besar seperti, Pak Raden, tak menyediakan pempek dos. Pempek nan dijual biasanya hanya pempek nan sudah cukup dikenal di masyarakat, seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek telok kecik, pempek kulit, pempek tahu, pempek adaan.

Ada juga pempek dos nan dijual bersama dengan pempek panggang. Pempek dos ini tak digoreng tapi dipanggang seperti pempek panggang. Kalau pempek panggang masih menggunakan ikan, pempek dos tak memakai ikan. Bentuknya pun berbeda. Pempek panggang terlihat agak padat dan bulat, sedangkan pempek dos bulat tapi berongga sebab sudah merekah.

Cara memakan kedua jenis pempek ini biasanya sama. Dapat memakai cuko, dapat memakai ebi, cabe, dan kecap saja. Pembeli tinggal memilih mau cuko atau campuran cabe, ebi, dan kecap. Harganya pun cukup murah. Pempek panggang dipatok Rp1000-Rp2500, pempek dos panggang Rp500-Rp1000.



Lain Tangan, Lain Rasa Pempek

Semua orang Palembang mungkin dapat membuat pempek dan cuko. Tapi tak semua orang Palembang dapat membuat pempek dan cuko nan sedap. Setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing. Kadang satu orang pandai membuat cuko tapi adonan pempeknya kurang pas. Tapi ada juga nan adonan pempeknya pas, cukonya kurang pas. Hanya warung pempek nan laris manislah nan terkenal dengan adonan cuko dan pempek nan pas. Tapi itu semua bergantung dengan selera pembeli.