Museum Indonesia - Sahabat Museum
Museum Indonesia berpacu dengan zaman? Ya. Dengan semakin canggihnya zaman dan semakin terfokusnya masyarakat terutama generasi muda kepada hal-hal nan berbau futuristik dan modernitas hayati nan semakin menggoda, museum menjadi barang langka nan akan dikunjungi oleh mereka.
Nama museum sendiri sebetulnya merupakan pemberian Museum Kedutaan Internasional nan berarti institusi permanen nan melakukan usaha koleksi, konservasi, riset, komunikasi, publikasi, dan pameran majemuk artefak budaya secara terbuka kepada masyarakat dengan berbagai kepentingan positif. Kepentingan tersebut meliputi kepentingan studi dan edukasi, serta kesenangan atau hiburan.
Dengan adanya museum, para pakar budaya dan sejarawan tak lagi kesulitan buat menentukan suatu sejarah budaya sebab telah tersedia di berbagai museum. Tinggal bagaimana proses barter informasi mengenai artefak budaya dan sejarah tersebut berlangsung antara satu museum dengan museum lainnya nan ada di dunia.
Lantas jika dilihat secara etimologis, museum berasal dari bahasa Yunani nan berarti Dewi ilmu dan kesenian. Dengan sejarah etimologis tersebut, bisa diartikan bahwa segala benda nan tersimpan di dalam museum haruslah sesuatu nan merupakan bagian dari ilmu dan kesenian. Jika ada hal-hal nan di luar katagori kedua hal tersebut, maka museum bukan lagi loka nan dimaksudkan tersebut.
Oleh karena itu, tak heran jika di dalam sebuah museum, selalu terdapat perpustakaan nan memuat majemuk informasi mengenai hal-hal nan berhubungan dengan artefak ilmu dan seni nan tersimpan di dalam museum tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tujuan studi dan edukasi para pengunjung museum bisa berjalan dengan lancar dan sinkron dengan tujuan mereka datang ke museum.
Sementara itu, museum Indonesia nan pertama didirikan ialah Museum Radya Pustaka nan kemudian disusul oleh museum Gajah, museum Wayang, museum Tekstil, dan banyak lagi museum nan secara spesifik menyajikan barang-barang antik nan berhubungan dengan suatu ilmu atau kesenian tertentu.
Museum Gajah - Museum Indonesia Terlengkap
Museum Gajah merupakan museum nasional nan mendapatkan pengaruh dari budaya Eropa jika dilihat dari struktur bangunannya. Museum ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah Belanda nan pada saat itu berada di bawah pimpinan Gubernur Jenderal JCM Radermacher. Museum ini didirikan buat mengkaji berbagai riset ilmiah di Hindia Belanda.
Tidak hanya itu, museum Gajah ini juga dikenal sebab patung gajah nan dihadiahkan oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871. Lantas seiring berkembangnya zaman, museum ini pun akhirnya dinyatakan sebagai museum nasional Republik Indonesia sebab museum nan dikelola langsung oleh Forum Kebudayaan Indonesia ini diserahkan langsung kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Setelah penyerahan tersebut, barulah museum tersebut dikelola oleh Direktorat Jenderal Sejarah dan Arkeologi nan berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, pada tahun 2005, museum tersebut kemudian diambil alih oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Museum nan terletak di Jalan Merdeka Barat ini memiliki koleksi artefrak ilmu dan kesenian sebanyak 140 ribu buah sehingga museum ini dikenal sebagai museum terlengkap di Indonesia.
Sementara itu, artefak nan dikoleksi oleh museum Gajah ini ialah benda-benda pusaka atau ebnda-benda antik nan berasal dari seluruh wilayah nusantara, seperti arca, yupa atau prasasti, kerajinan tangan tradisional dari berbagai daerah adat di Indonesia, dan masih banyak benda antik lainnya nan kemudian diklasifikasikan ke dalam perunggu, prasejarah, keramik, tektil, etnografi, benda berha4rga, dan relik sejarah.
Sumber koleksi nan didapatkan oleh museum Gajah ini kebanyakan berasal dari ekskavasi arkeologis dan pemberian kolektor pada masa Hindia Belanda. Oleh sebab itulah koleksi etnografi di museum ini termasuk ke dalam koleksi etnografi terbesar dan terlengkap di dunia.
Museum Indonesia - Gabungan Karya, Seni, dan Kreativitas
Museum penuh dengan karya orang-orang terdahulu. Mulai dari barang sehari-hari hingga barang seni bermutu tinggi, berdaya jual spektakuler, ada di sana. Tapi tanpa kreatifitas buat mengajak masyarakat mengenal dan mengunjungi atau hanya sekadar tahu tentang museum tersebut. Museum hanya tinggal museum. Seonggok gedung tua bercat abu-abu, menyimpan barang-barang tua pula nan penuh debu.
Harga tanda masuk nan hanya Rp500 atau Rp1000, tidak mampu memanggil 10 orang pengunjung setiap harinya. Sedih melihat museum nan penuh ilmu tapi tidak laku. Museum tampak gagah dari depan dengan gedung nan penuh nostalgia. Tapi, tidak dinyana bahwa museum itu seperti wafat enggan, hayati tidak mau.
Mengapa museum luar negeri penuh sesak pengunjung? Ada banyak gabungan antara karya, seni, dan kreatifitas di situ. Museum tak hanya sebagai bangunan pemajang barang-barang tua. Tapi ada pertunjukan seni, pameran, seminar, jamuan, perlombaan, nan rutin diselenggarakan di loka tersebut. Selain selalu memperbarui sistem penyimpanan dan display barang nan sering diubah.
Museum Indonesia - Sahabat Museum
Sahabat museum (batmus) ialah sekelompok anak muda nan peduli dengan keberadaan museum di Indonesia. Komunitas nan digawangi oleh Ade Purnama ini rajin mempromosikan diri, baik melalui radio maupun media lainnya. Ada banyak kegiatan nan dilakukan oleh komunitas ini. Misalnya, mengunjungi museum pada malam hari. Seru sekali tentunya. Ada suasana mistis, tegang, dan sangat menyenangkan.
Sahabat museum juga menyelenggarakan acara kunjungan ke berbagai museum nan ada di Indonesia. Acara nan semakin banyak menarik minat peserta ini juga melibatkan komunitas lain, seperti, komunitas bersepeda. Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan akan semakin banyak orang nan mengunjungi museum dan memanfaatkan keberadaan museum.
Museum Indonesia - Contoh Museum dengan Pengelolaan Modern
- Museum Sampoerna (House of Sampoerna)
Museum nan ada di Surabaya ini menawarkan pengalaman nan seru kepada para pengunjungnya. Bagaimana tidak, pengunjung akan dibawa ke suasana Sampoerna tempo dulu hingga mendapatkan pengalaman melinting rokok bersama dengan para pekerja pabrik.
Gedung loka museum ini berada juga tak kalah menariknya. Ada kafe, kios-kios penjual cinderamata, dan galeri seni. Pengelolaan nan profesional serta promosi nan sering dilakukan membuat keberadaan museum ini semakin dikenal di masyarakat Indonesia.
- Museum Bank Mandiri
Museum nan begitu latif dengan arsitektur Belanda nan sangat kental, dikelola secara serius oleh Bank Mandiri. Promosi nan tidak henti, kegiatan nan diselenggarakan di museum nan dilakukan secara teratur telah membuahkan hasil. Hasilnya ialah ‘kehidupan’ museum nan cukup bergerak maju dengan kunjungan masyarakat nan cukup bagus.
Museum ini masuk dalam kawasan cagar budaya sehingga keberadaannya sangat krusial dan harus dilestarikan. Selain sebagai bagian dari penunjang perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang keuangan, museum ini juga menawarkan hal lain nan bisa membukakan wawasan para pengunjungnya. Akses mudah, harga masukpun hanya Rp 2000.
Memang sulit bagi museum lain nan tak memiliki dana dan sumber daya manusia nan benar-benar cinta museum dan mau memperjuangkan ‘hidup’ museum. Hal ini bukannya tak menjadi perhatian pemerintah, tetapi mungkin belum menjadi fokus perhatian secara serius saja.