Masyarakat Banjarmasin
Banjarmasin merupakan calon kota metropolitan ke-9. Lima daerah di kota ini dipersiapkan buat mewujudkan kota metropolitan, yaitu daerah Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, dan Tanah Laut. Kota metropolitan ini nantinya bernama Wilayah Metropolitan Banjar Bakula.
Nama orisinil kota ini ialah Banjar-Masih , Belanda menyebutnya Banjarmasch atau Banzjarasch . Kota ini terletak di Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan ibu kota Provinsi ini. Saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sedang melakukan persiapan perpindahan pusat pemerintahan ke kota Banjarbaru di sebelah tenggara kota ini.
Sejarah Banjarmasin
Peradaban di kota ini sejak dahulu tak terlepas dari keberadaan Sungai Barito dan anak-anak sungainya. Kota ini ialah lalu lintas strategis buat perdagangan antar-pulau, sebab berlokasi di rendezvous dua sungai besar, yakni sungai Martapura dan Barito. Kapal-kapal pedagang dari samudra luas sering kali merapat di sana.
Sebagaimana wilayah-wilayah di Indonesia, kota ini dahulu merupakan sebuah perkampungan. Perkampungan tersebut bernama Banjarmasih.
Belanda datang ke kota ini pada tahun 1606. Di masa penjajahan Hindia Belanda, kota ini dijadikan kota pelabuhan. Banyak kapal datang dar Singapura dan Jawa, membawa hasil bumi dan kerajinan seperti damar, karet, anyaman, buah-buahan, batu-batuan, rotan, dan sebagainya.
Saat itu ada banyak warga Eropa nan menetap di kota ini. Mereka mendirikan usaha galangan kapal kecil, perdagangan, perbankan, dan pabrik es. Kota ini memiliki pelayaran nan terhubung langsung dengan Samarinda, Kotabaru, Sampit, Martapura, Negara, Amuntai, dan sebagainya.
Letak Geografis dan Iklim Banjarmasin
Kota ini berada pada 3°,15 sampai 3°,32 lintang selatan dan 114°,32 bujur timur. Kota ini terletak nyaris tepat di tengah-tengah Indonesia. Kota ini memiliki ketinggian tanah 0,16 meter di bawah permukaan laut, sehingga saat air pasang hampir seisi kota tergenang air.
Kota ini terletak di sisi timur sungai Barito dan dibelah oleh sungai Martapura. Sungai ini menjadi karakteristik khas kota ini. Sungai ini dimanfaatkan sebagai wahana transportasi air, pariwisata, perikanan, dan perdagangan. Letaknya nan berdekatan dengan sungai dan terpengaruh pasang surut air Bahari Jawa menyebabkan kota ini memiliki drainase nan khas.
Kota ini membentang seluas 72 km2. Penggunaan huma kota ini ialah sebagai berikut: 3.111 hektar huma dimanfaatkan buat pertanian, 3.029 hektar dimanfaatkan buat pemukiman, 443 hektar buat sektor jasa, 336,8 buat perkantoran, dan 278,6 hektar buat perindustrian. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi semakin menyebabkan perubahan penggunaan huma dan pengembangan wilayah. Adapun ruang terbuka hijau ialah sebanyak 12% dari luas kota.
Jenis tanah di kota ini ialah tanah luvial dengan struktur lempung. Adapun batu-batuan dasar nan ada pada cekungan wilayah merupakan batuan metaforf nan tertutupi kerikil, pasir, dan lempung di bagian permukaannya; terutama di sekitar sungai dan rawa.
Iklim di kota ini ialah tropis dan memiliki banyak hujan. Jumlah hujan nan turun dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara rata-rata 26 °C. Ini disebabkan oleh bertiupnya angin musom barat dari Asia nan melewati Samudra Hindia.
Hujan lokal turun pada musim penghujan (November sampai April). Pada musim kemarau, di kota ini terjadi masa kering nan panjang dengan kelembaban nan rendah (terjadi pada bulan Agustus-Oktober). Musim kemarau terjadi dampak bertiupnya angin kering dari benua Australia.
Kota ini berbatasan dengan berbagai kabupaten. Inilah kabupaten-kabupaten nan menjadi batas kota ini:
- di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala
- di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar
- di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala
- di sebelah timur berbatasn dengan Kabupaten Banjar
Kota ini dibagi lagi ke dalam beberapa kecamatan. Ada 5 kecamatan nan terdapat di kota ini, yaitu:
- Banjarmasin Barat
- Banjarmasin Selatan
- Banjarmasin Tengah
- Banjarmasin Timur
- Banjarmasin Utara
Masyarakat Banjarmasin
Secara garis besar, masyarakat kota ini berasal dari dua kelompok, yakni pribumi dan pendatang. Suku orisinil kota Banjarmsin ialah suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai. Selain suku asli, ada juga suku-suku lainnya nan tinggal di kota ini, seperti suku Jawa, Madura, Bugis, Sunda, Mandar, suku Bukit, suku Bakumpai, dan lain-lain. Ada juga beberapa orang beretnis Cina dan Arab.
Kota ini dipenuhi kurang lebih 612.570 jiwa penduduk. Mayoritas penduduknya beragama Islam, sebab dahulu Islam disebarkan oleh para pedagang Persia dan Arab di kota ini. Selain Islam, penduduk kota ini juga ada nan menganut agama Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dan Khong Hu Tsu. Penduduk kota ini terkenal sebagai orang-orang nan taat beragama.
Perguruan Tinggi di Banjarmasin
Di kota ini banyak terdapat perguruan tinggi, antara lain:
- Universitas Lambung Mangkurat (Unlam)
- IAIN Antasari
- STKIP-PGRI Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Agama Islam Al Jami Banjarmasin
- Universitas Islam Kalimantan Syekh Muhammad Arsyad Albanjari
- Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban)
- STMIK Banjarbaru
- STMIK Indonesia Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Banua
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam
- STIKES MUHAMMADIYAH
- Akbid Bunga Kalimantan
Tempat Wisata di Banjarmasin
Ada banyak loka wisata nan dapat Anda kunjungi di kota ini, di antaranya:
1. Museum Wasaka
Museum ini merupakan museum perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Bangunan museum ini berbentuk rumah Banjar Bubugan Tinggi. Museum ini terletak di Kecamatan Banjarmasin Utara.
2. Pasar Terapung Muara Kuin
Pasar ini merupakan pasar terapung tradisional nan terletak di sungai Barito. Para pedagang dan pembeli bertransaksi di sini menggunakan perahu. Para pedagang di pasar ini mulai berdagang setelah subuh sampai pukul tujuh pagi. Kini pasar ini terancam punah sebab banyaknya pasar di darat.
3. Makam Pangeran Antasari
Siapa tidak kenal Pangeran Antasari? Ia ialah seorang Pahlawan nasional dari daerah Kalimantan Selatan. Perjuangannya melawan penjajah Belanda patut diacungi jempol. Beliau meninggal dampak endemi cacar nan melanda daerah loka perjuangannya. Ia mati pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begak. Jenazahnya dikebumikan di makam Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara. Di kompleks pemakamannya juga Anda bisa melihat makam istri Pangeran Antasari, yaitu Ratu Antasari.
Selain itu, Anda juga dapat merasakan pengalaman wisata religi di:
1. Masjid Sutan Suriansyah
Masjid ini atau dikenal juga dengan nama Masjid Kuin merupakan masjid bersejarah dan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid Kuin dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526 - 1550). Arsitektur bangunan ini bergaya tradisional Banjar dan terletak di tepi sungai Kuin.
2. Komplek Makam Sultan Suriansyah
Komplek pemakanam ini berada di Kelurahan Kuin Utara, kota Banjarmasin. Di sini dimakamkan seorang sultan bernama Sultan Suriansyah.
3. Kubah Surgi Mufti
Di sini terdapat makam seorang ulama nan bernama Haji Jamaluddin. Kata kubah berasal dari bahasa Arab, yaitu qubah (cungkup makam). Makam Surgi Mufti terdapat di Kecamatan Banjarmasin Utara.
Itulah profil singkat kota Banjarmasin. Apakah Anda tertarik berkunjung ke sana? Selamat mencoba dan semoga perjalanan Anda menyenangkan.