Cerita rakyat Berbahasa Jawa Sebagai Warisan Bahasa nan Harus Dilestarikan
Cerita rakyat berbahasa Jawa bisa menjadi salah satu media nan sangat menarik buat melestarikan penggunaan bahasa Jawa, terutama di kalangan anak dan remaja. Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa jawa nan baik dan sahih hampir ditinggalkan. Mau tak mau banyak anak jawa nan tak faham dengan bahasa jawanya. Oleh sebab itu, bahasa jawa ini perlu dilestarikan kembali sehingga mampu memahami cerita rakyat berbahasa jawa.
Dulu, setiap anak jawa selalu dapat berbahasa jawa dengan benar. Anak memahami kapan harus menggunakan krama dan kapan harus menggunakan ngoko. Namun saat ini, sudah berbalik keadaan. Anak lebih faham bahasa Indonesia daripada bahasa jawa. Hal ini dikarenakan keadaan sosialisasi bahasa juga sudah terbalik. Jika dulu, bahasa jawa ialah bahasa ibu, maka pada saat ini bahasa jawa ialah bahasa kedua. Bahasa pertama anak ialah bahasa Indonesia. Maka tak mengherankan juga jika anak lebih mengenal cerita rakyat berbahasa Indonesia daripada cerita rakyat berbahasa jawa.
Sebenarnya, cerita rakyat berahasa jawa tidaklah jauh berbeda dengan cerita rakyat berbahasa Indonesia. Letak perbedaannya hanya terletak pada media bahasa nan digunakan dan lingkup daerah nan diceritakan. Jika cerita rakyat berbahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, maka cerita rakyat berbahasa jawa menggunakan bahasa jawa sebagai media penyampaiannya.
Lingkup daerah nan diceritakan dalam cerita rakyat berbahasa Indonesia tentunya lebih luas daripada cerita rakyat berbahasa Jawa. Jika cerita rakyat berbahasa Indonesia bisa menceritakan dongeng atau cerita rakyat dari semua pulau nan ada di Indonesia, maka cerita rakyat berbahasa jawa hanya terbatas menceritakan cerita rakyat nan berasal dari pulau jawa dan biasanya bercerita tentang kehidupan para raja.
Namun sayangnya, cerita rakyat ini tak sepopuler cerita rakyat berbahasa Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan fakta di lapangan dengan jarangnya kita temukan bacaan fiksi berbahasa jawa. Hal ini tentu saja berbeda dengan fiksi berbahasa Indonesia nan begitu bertaburan. Ada di majalah, tabloid, bahkan banyak juga nan bertentuk buku kumpulan cerita rakyat.
Saat ini, hampir tak ada majalah berbahasa jawa nan diterbitkan. Apalagi buat jenjang usia remaja dan anak- anak. Begitu juga dengan buku kumpulan cerita berbahasa jawa, masih sporadis kita temui di pasaran.
Melihat beberapa hal di atas bisa dikatakan bahwa penggunaan bahasa jawa sudah mulai langka. Maka dari itu diperlukan sebuah langkah baik buat melestarikannya. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci dan gamblang berkaitan dengan hal tersebut.
Kelangkaan Bahasa Jawa dan Sosialisasi Cerita Rakyat Berbahasa Jawa
Bangsa Indonesia ialah bangsa nan kaya akan bahasa. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia terdiri atas pulau- pulau atau daerah kecil. Setiap pulau atau daerah itu memiliki bahasa daerah sendiri. Misalnya, daerah Jawa Barat memilki bahasa sunda sebagai bahasa daerah dan Jawa Timur serta Jawa Tengah memiliki bahasa Jawa sebagai bahasa daerah
Namun sayangnya, bahasa-bahasa daerah di Indonesia ini mulai dilupakan penggunaannya. Begitu juga dengan nasib bahasa Jawa nan tak lepas dari degradasi penggunaannya. Jangankan bahasa Jawa halus (kromo inggil), sedangkan bahasa ngoko (bahasa Jawa nan stratanya di bawah bahasa kromo inggil ) sudah banyak orang Jawa nan tidak memahaminya.
Hal ini bisa dimaklumi sebab banyak orang tua lebih dulu mengenalkan bahasa Indonesia pada masa perkembangan berbahasa anak daripada bahasa jawa. Maklum, kebanyakan orang saat ini merasa bahwa bahasa jawa ialah bahasa orang desa. Artinya, stratanya ada di bawah. Padahal, tak begitu seharusnya sebab dalam bahasa tak ada strata bahwa bahasa ini baik dan bahasa itu buruk. Bahasa itu variatif. Semua bahasa ialah baik asalkan bisa digunakan sebagai alat komunikasi nan baik pula.
Selain itu, langkanya penggunaan bahasa ini pada pergaulan anak ialah sebab lingkungan keluarga tak lagi menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa komunikasi antar anggota keluarga. Jika jaman dahulu, anak harus berbahasa jawa halus ketika berkomunikasi dengan orang tua, maka saat ini tak begitu. Semua anggota keluarga lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebab mungkin dianggap lebih mudah.
Maka dari itu, ada satu cara nan bisa dilakukan ialah mengenalkan, mengajarkan, dan melestarikan penggunaan bahasa Jawa melalui cerita rakyat berbahasa Jawa. Mengapa cerita rakyat? Sejauh ini, terbukti cerita rakyat selalu terjaga keberadaannya dari generasi-ke generasi. Semua orang menyukai cerita rakyat, apalagi anak-anak dan remaja. Cerita rakyat mampu menghanyutkan fantasi merereka nan menikmatinya, baik dalam bahasa tutur, tulisan, maupun gambar.
Cerita Rakyat Berbahasa Jawa Sebagai Media Belajar Bahasa Jawa
Menggunakan cerita berbahasa Jawa buat melestarikan bahasa Jawa berarti sebuah tindakan nan akan menyelamatkan dua warisan budaya sekaligus, bahasa Jawa itu sendiri dan cerita-cerita rakyat.
Selanjutnya bagaimana cara kita mengenalkan dan siapa saja nan bisa melakukan kegiatan bercerita akan dipaparkan secara jelas dan gamblang berikut ini.
- Orang tua
Sebagai orang tua, kita bisa menjadikan cerita rakyat berbahasa Jawa sebagai dongeng pengantar tidur buat anak-anak kita. selain itu, bisa juga kita ceritakan pada waktu- waktu senggang anak sebagai kegiatan buat melepas lelah.
Jika tak cukup percaya diri dengan kemampuan kita berbahasa Jawa atau perbendaharaan cerita rakyat kita kurang memadai, kita bisa mengambil surat keterangan dari berbagai sumber. Ada beberapa koran daerah Jawah Tengah dan Jawa Timur nan memiliki lembar suplemen berbahasa Jawa buat hari-hari tertentu. Tidak ada salahnya juga kita mencari majalah jawa Panjebar Semangat, tak apalah jika nan ada hanyalah edisi lama. Selain itu, kita juga bisa browsing di internet tentang cerita berbahasa Jawa.
Jika sudah ada teks cerita berbahasa jawa, maka kita tinggal membacakan saja. Tentu saja dengan gaya kita masing- masing. Cukup mudah bukan?
- Guru
Jika Anda seorang guru, upaya melestarikan bahasa Jawa melalui cerita berbahasa Jawa bisa Anda lakukan secara lebih sistematis. Anda bisa memberi murid tugas buat membuat review tentang cerita rakyat berbahasa jawa dengan menggunakan bahasa Jawa juga tentunya. Setelah itu meminta anak buat membacanya.
Kegiatan berbahasa nan bisa dilakukan selanjunya ialah menceritakan kembali atau membuat sinopsisnya dengan bahasa kalian sendiri. Cerita berbahasa jawa ini bisa juga disandiwarakan di kelas. Tentu saja dengan menggunakan bahasa jawa nan baik dan benar. Ketrampilan berbahasa ini bisa kita masukkan dalam pelajaran di sekolah.
- Penulis
Jika Anda seorang penulis, maka menulislah cerita rakyat berbahasa Jawa dengan baik dan benar. Terbitkanlah di media apa saja nan memungkinkan maka karya Anda ini akan menjadi sumber inspirasi luar biasa bagi pembaca. Bisa melalui internet atau melalui surat kabar.
- Anggota masyarakat
Siapa pun kita, apa pun profesi kita, kita bisa pula menjadikan cerita berbahasa Jawa ini buat melestarikan penggunaan bahasa Jawa. Bagaimana caranya? Tentu sangat beragam. Misalnya, mendirikan komunitas anak dan remaja pencinta bahasa Jawa, nan salah satu targetnya ialah membuat para anggotanya mampu menuturkan dan menulis cerita berbahasa Jawa.
Atau, Anda bisa juga menggalang dana buat mengadakan berbagai kegiatan, misalnya bedah cerita berbahasa Jawa, penulisan antologi cerita berbahasa Jawa, atau mengadaptasi cerita berbahasa Jawa ke dalam lakon teater dan sandiwara.
Jika Anda ialah seseorang nan berpengaruh dalam mansyarakat,misalnya seorang kepala desa atau lurah. Anda bisa juga menganjurkan semua masyarakat, instansi atau lingkungan sekolah agar menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa komunikasi. Cukup sehari saja. Jika ada istilah One Day in English , mengapa tak ada Satu Hari Berbahasa Jawa? Padahal bahasa jawa merupakan bahasa daerah nan patut dikembangkan.
Cerita rakyat Berbahasa Jawa Sebagai Warisan Bahasa nan Harus Dilestarikan
Bahasa ialah warisan peradaban nan sedemikian meninggikan prestise umat manusia. Juga wahana buat menikmati segala sesuatu dari masa lalu. Maka, mari kita jaga bahasa daerah kita jangan sampai terlindas perubahahan zaman.
Begitu juga dengan cerita rakyat berbahasa jawa, janganlah sampai punah. Hal ini dikarenakan dua hal ini, baik cerita rakyat atau bahasa jawa ialah warisan budaya Indonesia nan patut buat diselamatkan.
Mari jaga bahasa Jawa dengan berbagai upaya, termasuk menggunakan cerita rakyat berbahasa Jawa. Jangan sampai bahasa Jawa pada suatu ketika, entah kapan, benar-benar terlupakan. Teronggok di sudut-sudut sunyi peradaban, tanpa ada seorang pun mampu menangkap hakikatnya.