Rhoma Irama dan Inul
Rhoma Irama , siapa nan tak kenal sosok nan satu ini. Sebutan Raja Dangdut Indonesia inheren pada pria nan kini sudah berusia 60 tahunan ini. Karier Rhoma Irama di global tarik suara sudah dimulai sejak era tahun 70an. Sebutan Raja Dangdut memanglah pantas diberikan kepada Rhoma Irama, karier nan di bangun dengan susah payah dari awal hingga sekarang memanglah bukan sekadar keisengan belaka.
Lewat syair-syairnya, Rhoma Irama memberikan perbedaan makna baru dalam hal permusikan di tanah air. Walaupun pada perjalanannya Rhoma Irama enggan disebut musiknya dengan sebutan musik dangdut, namun Rhoma Irama tetap eksis menyebarkan virus-virus dangdut ke seantero tanah air.
Rhoma Irama mengaku lebih bahagia jika musik nan diusungnya ini diberi sebutan dengan nama musik Melayu. Rhoma Irama mengusung musik Melayu atau nan familiar kita sebut dengan sebutan musik dangdut sebagai musik nan ia kenalkan kepada khalayak luas.
Dangdut sebagai musik nan dahulu dikenal sebagai musik nan cenderung kampungan, norak, kelas rendahan dan sangat kurang diminati, namun di tangan dinginnya dan melalui talenta alam nan Rhoma Irama miliki, akhirnya mengubah dangdut sebagai musik nan memiliki cita rasa dan karya seni nan berbeda bagi mereka semua nan mendengarkannya.
Sekarang bukan hanya kalangan "bawah" saja nan mendengarkan musik ini, namun hampir semua kalangan baik tua, muda, anak-anak, kaya, miskin semuanya dapat menerima dan menikmati musik ini.
Karier Rhoma Irama
Dari awal merajut karier hingga kini, sudah tidak terhitung lagi berapa ribu lagu nan Rhoma Irama ciptakan dan sudah hampir dapat dipastikan jika lagu-lagu nan tercipta dari buah pemikiran Rhoma Irama selalu laris manis dapat diterima di pasaran musik tanah air. Terajana dan Begadang Jangan Begadang merupakan sepenggal judul dari beberapa buah lagu koleksinya nan selalu diperdengarkan dan tidak ada bosan-bosannya khalayak ramai dengarkan dan dendangkan lagu-lagu ciptaannya ini.
Bersama dengan grup musiknya, Sonata, Rhoma Irama mengusung syair dan dakwah dalam penyebaran musik dangdut nan ia perkenalkan. Hal ini Rhoma Irama lakukan buat menghapus image negatif dari pandangan masyarakat terhadap musik dangdut nan selama ini dipandang norak, kampungan, rendahan, dan hanya dapat menampilkan goyangan-goyangan erotis dan tak senonoh. Hingga tidak ayal sebutan lain pun menyertainya dalam usia perjalanan kariernya, mulai dari sebutan raja dangdut hingga sebutan pendakwah syair.
Sukses di musik tak serta merta membuat Rhoma Irama berpuas diri. Tahun 80-an, Rhoma Irama mulai dilirik oleh beberapa perusahaan dan produser film. Sebut saja judul film Satria Bergitar , merupakan satu dari sekian banyak film nan sangat meledak pada masa itu.
Darah seni Rhoma Irama memang pantas diacungi jempol. Rasanya tak ada satu pun karyanya nan tak dikenal luas, baik pada masa dulu maupun masa sekarang. Hingga akhirnya menjadikan Rhoma Irama sebagai panutan dan idola baru nan melejit.
Lewat film-film nan dirilisnya, Rhoma Irama tetap mengusung musik Melayu atau musik dangdut serta selalu menambahkan unsur-unsur religius di dalam penyebarannya. Rhoma Irama selalu berkelakar bolehlah kita memiliki penampilan bak preman, namun jiwa ini harus selalu di isi dengan zikir dan ibadah sehingga setiap langkah nan diambil akan selalu membatasi kita terhadap hal-hal nan kurang baik.
Kalimat sederhana itu mungkin dinilai biasa dan dapat terucap dan terungkap dari bibir siapa pun juga. Namun ada hal nan berbeda saat kalimat itu terucap dari bibir seorang Rhoma Irama. Seorang artis musik Melayu nan memiliki darah seni nan kental namun tak melepaskan kesehariannya dari pengaruh nilai-nilai religius.
Rhoma Irama, salah seorang artis besar nan dimiliki Indonesia dengan segudang karya seni dan prestasinya tetaplah seorang manusia biasa. Sepandai-pandainya Rhoma Irama dalam melenggang mengatur alur kehidupan pribadinya, namun tetap Rhoma Irama tak bisa menghapus beberapa dogma negatif dari segelintiran masyarakat terhadapnya.
Kisah Asmara Rhoma Irama
Ibarat pepatah, semakin tinggi pohon maka semakin kencang juga angin nan meniupnya . Seperti itulah kehidupan nan di lalui oleh Raja Dangdut Rhoma Irama. Kesuksesan dan prestasi tak serta merta memuluskan perjalanan hidupnya. Di sisi lain, kisah kehidupannya nan sangat privat dan pribadi mulai menggelitik tanya publik, terutama mengenai kisah asmaranya.
Beberapa nama wanita nan sudah terkenal dketahui sebagai istri Rhoma Irama, mulai dari istri nan dinikahinya secara resmi, hingga rumor kebedaraan beberapa nama-nama wanita muda nan menjadi istri sirinya. Telinga publik mungkin hanya mengenal nama Veronica dan Ricca Rahim sebagai istri absah nan dinikahi Rhoma Irama. Namum melalui selentingan dan gosip-gosip nan beredar beberapa nama seniman wanita muda disebut-sebut sebagai istri siri Rhoma Irama.
Dari sekian banyak istri siri nan digosipkan dengannya, nama Angel Lelga lah nan paling menghebohkan pada pemberitaan publik. Bagaimana tidak, sesaat sebelum pemberitaan nikah siri itu didengar publik, publik dihebohkan oleh tanyangan nan memperlihatkan penggerebegan nan dilakukan segelintir orang terhadap Rhoma Irama dan Angel Lelga di salah satu kawasan apartemen terkemuka.
Pada saat penggerebekan terjadi, Rhoma Irama mengklaim bahwa dirinya hanya sedang melakukan pembelajaran agama dan syariah Islam terdahap Angel Lelga. Rhoma Irama tetaplah seorang Rhoma Irama, di balik pembawaannya nan kalem, pendiam dan kebapakan, ternyata Rhoma Irama juga dipandang sebagai sosok pria nan flamboyan.
Entah berapa banyak lagi daftar nama wanita nan pernah dinikahi oleh si Raja Dangdut ini. Setiap kali diberondong pertanyaan tentang wanita-wanita nan ada di sekelilingnya, Rhoma Irama hanya menjawab dengan datar, bahwa dirinya tak bahagia polularitasnya dikenal melalui kehidupan pribadinya.
Bahkan dirinya mengklaim kalau pun nikah siri sering dia lakukan, itu semata-mata demi memenuhi salah satu tujuannya dalam menyiarkan nilai-nilai Islam nan ingin Rhoma Irama sebarkan. Dirinya memandang nikah siri nan disahkan oleh agama Islam jauh lebih baik dilakukan daripada berzina nan hanya membawa pada kesengsaraan dan dosa.
Rhoma Irama dan Inul
Kontroversi Rhoma Irama si Raja Dangdut tidaklah berhenti sampai di sini. Publik mungkin masih ingat dengan kehadiran sosok Ratu Ngebor Inul Daratista di tahun 2003. Karena goyangan Inul nan dianggap erotis dan menghancurkan image musik dangdut nan telah dibangunnya, maka dengan lantang Rhoma Irama dan beberapa seniman dangdut memboikot segala bentuk aksi anjung nan dilakukan Si Goyang Ngebor Inul Darastista.
Seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya rendezvous dan koordinasi nan dilakukan antara kedua belah pihak, kasus ini pun membias dengan sendirinya. Rhoma Irama nan dahulu melarang keras Si Ratu Ngebor menyanyikan semua lagu-lagu karnyanya, sekarang seolah santai saja padahal beberapa kali dalam setiap aksi panggungnya Inul selalu menyanyikan lagu-lagu karya bang Haji Rhoma Irama.
Umur semakin bertambah, karya seni nan dihasilkan sudah banyak dan terhitung lagi, namun sumbangsihnya buat musik tanah air tak lantas Rhoma Irama hentikan. Hingga saat ini, Rhoma Irama masih menggeluti global dangdut.
Dahulu dalam setiap aksi anjung dangdut, nama Rhoma Irama dan Sonata Grup mem booming dan sangat terkenal. Kini sebelum memasuki "masa pensiunnya" dari global musik, Rhoma Irama mulai memperkenalkan kedua anak kandungnya nan juga memiliki darah seni nan sama dengan dirinya, yaitu Viki dan Ridho Roma. Mengikuti jejak sang ayah Rhoma Irama, Viki dan Ridho mengusung musik dangdut modern dengan sentuhan khas anak muda masa kini.