Urutan dan Teknis Aplikasi Tari Saman

Jika ada nan bilang tari atau menari sepenuhnya ialah milik kaum hawa dan selalu harus lemah-gemulai. Sudah niscaya ia keliru. Sebab, nan ia lihat pastilah tarian-tarian nan ada di Pulau Jawa semacam tarian Putri Keraton. Bagaimana jika sejenak kita tinjau dan berangkat ke pulau Sumatera, khususnya provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Sebuah provinsi nan terkenal dengan tari Saman .

Di bumi serambi Mekkah ini terdapat satu tarian nan dilakukan oleh para laki-laki, nama tariannya ialah tari Saman. Sepintas terkadang kita galat membedakan mana tari Saman dan mana tari Seudati. Tari Saman dahulunya ialah tari keramat, sekarang tak lagi. Sebab, zaman sudah berubah, apa nan sakral akan menjadi lazim pada zamannya.

Tari Saman dengan mudah bisa kita saksikan di acara-acara televisi, pernikahan, pembukaan perhelatan akbar semacam Sea Games, pertandingan sepak-bola atau gebyar hadiah ulang tahun sebuah bank misalnya.

Tari Saman sudah sering manggung di pentas-pentas dunia. UNESCO pun dalam hal ini sudah mengakui bahwa tari Saman ialah warisan budaya non-benda. Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah buat Pelindungan Warisan Budaya Bukan Benda UNESCO di Bali, 24 November 2011, menetapkan tari Saman sebagai Daftar Representatif Budaya Bukan Benda Warisan Manusia.

Bayangkan, betapa hebatnya tari Saman dan sudah selayaknyalah kita bangga sebagai bangsa Indonesia. Tari Saman berasal dari suku Gayo-Aceh. Kendati Gayo ada dan terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, bahasa Gayo berbeda dengan bahasa Aceh. Baik dari struktur, dialek, arti serta pengucapan bunyi intonasi.

Uniknya lagi, di Provinsi NAD ada wilayah-wilayah tertentu. Ada 4-5 bahasa daerah nan aktif digunakan sebagai lingua franca -bahasa. Jadi, bukan bahasa Aceh semata. Sepintas nyanyian dalam tari Saman seperti igauan, erangan, rintihan, serta ratapan hati nan tidak putus dirundung malang. Dan kalau telinga Anda teliti dan perasaan Anda peka, Anda akan dengan jeli bisa mendengar syair-syair tari Saman dilagukan dalam bahasa Arab dan Gayo.

Tari Saman ialah tari persembahan shalawat kepada baginda agung, nabi besar Muhammad Saw. Dalam sejumlah literatur disebutkan, tari Saman diciptakan oleh seorang Syaikh bernama Saman. Tari Saman terdiri dari makna, paduan suara, nyanyian, gerakan dan terakhir penari.

Unsur-unsur ini harus terdapat dalam tari Saman. Ibarat wayang dalam tradisi Jawa nan dibawa oleh Wali Songo buat menyampaikan selebaran kebenaran agama Islam-tauhid murni. Dahulu para Wali Songo, sengaja memasukkan unsur Islami ke dalam budaya Jawa terutama wayang agar mudah diserap oleh masyarakat pada zaman itu.

Hal ini persis seperti tari Saman nan dipakai sebagai media penyampai pesan kebenaran ajaran Nabi Muhammad Saw, Islam rahmatan lil alamin [rahmat bagi semua semesta alam]. Tari Saman merefleksikan pendidikan, agama, sopan santun, heroik, kebersamaan dan persaudaraan.

Kalau ditelisik dari awal kemunculan tari Saman sebenarnya berasal dari homogen permainan rakyat nan disebut Pok Ane. Kemudian Syaikh Saman mengadaptasi dan memasukkan unsur-unsur syair-syair nan berisikan puji-pujian kepada Allah Swt.

Dalam perkembangannya agak sulit memang. Jika tari Saman hanya melulu produk dan milik orang Aceh. Kita saksikan pada acara-acara televisi, penyanyi, dan seniman terkadang koreografinya “mencuplik” penggalan tari Saman, kemudian dikombinasikan dengan modern dance .

Pada akhirnya apa nan bernama budaya daerah akan menjelma menjadi budaya pop, sebab sudah mendunia, berbaur dan tembus ke segala peradaban.

Tahukah Anda berapa usia tari Saman? Kira-kira 700 tahun. Sampai kini, tarinya masih ditarikan orang. Berarti dengan demikian tari tersebut secara batiniah dan psikologi memang memiliki kharisma dan magnet nan besar. Tarian berputar dari Syaikh Agung Jalalluddin Rumi pun sudah ribuan tahun, dan sampai kini masih ada orang nan menarikan, bahkan bertambah banyak peminatnya.

Tari Saman terlebih dahulu dibuka oleh seorang pemuka adat atau biasa dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai tua cerdik pandai. Pemuka adat ini biasanya berasal dari masyarakat sekitar. Pembukaan diisi dengan nasihat, petuah berguna kepada pemain dan penonton.

Setelah dibuka oleh pemuka adat, urutan selanjutnya Anda perlahan akan mulai mendengar lantunan syair. Tari Saman melagukan syair secara berkesinambungan secara terus menerus. Pemainnya mengenakan baju adat.

Tari Saman tak menggunakan alat musik, melainkan paduan suara nan bersumber suara para penari dan tepuk tangan nan dilakukan oleh para penari tersebut. Kombinasi antara tepuk dada, dan paha, bunyi-bunyian tetabuhan inilah nan menghasilkan nada irama.

Tari Saman dipandu seorang pemimpin nan biasa disapa dengan sebutan syaikh. Syaikh ialah orang alim, berilmu dan berperilaku terpuji. Tari Saman menjadi sangat asyik buat dilihat sekaligus mengundang takjub dan kagum sebab formasi tariannya menampilkan kegesitan, kelincahan, kecepatan dan kekompakan. Tarian ini spesifik ditarikan para pria.

Tari Saman dinyanyikan dalam 5 bentuk komposisi:

1. Rengum, dimulai dengan auman.
2. Dering, regnum diikuti oleh semua penari.
3. Redet, lagu singkat, suara pendek dinyanyikan seorang penari pada saat di tengah-tengah waktu menari.
4. Syek, seorang penari menyanyikan lagu dengan suara melengking panjang. Hal ini menandakan terjadinya [kode aba-aba isyarat] perubahan gerak.
5. Saur, lagu diulang secara bersama-sama oleh semua penyanyi setelah sebelumnya seorang penari menyanyikan sendirian.

Tari Saman menggunakan tepuk tangan dan dada. Gerak-gerak ini dinamakan mobilitas guncang, kirep, lingang, surang-saring. Setiap mobilitas mengandung arti, setiap mobilitas mengandung bunyi.

Tari Saman ditarikan oleh penari nan berjumlah belasan atau puluhan laki-laki, syaratnya harus ganjil. Keunikan primer nan dimiliki oleh tari Saman ialah dalam setiap gerakannya mengandung syair. Dan syair dalam tari Saman disebutnya ganit.

Aceh memang kaya akan budayanya nan unik dan atraktif. Selain tari Saman, berikut ini ialah nama-nama tari nan berasal dari Nangroe Aceh Darussalam.

1. Tari Likok Pulo
2. Tari Didong
3. Tari Ula-ula Lembing
4. Tari Ratoh Duek
5. Tari Seudati
6. Tari Rateb Meuseukat
7. Tari Rapa'i Geleng
   

Busana nan lazim digunakan saat menarikan tari Saman ialah sebagai berikut:

1. Pada bagian kepala: terdapat kain hitam persegi empat. Disulam dengan sunting kepies. Kain ini disebut bulung teleng atau tengkuluk dasar.


2. Pada badan: pakaian dasar hitam, disulam benang putih, hijau merah. Bagian pinggang disulam kekait, pakaian bertangan pendek, celana dan kain sarung.


3. Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Setiap rona mencerminkan kompak-bersama, bijak, perkasa, berani dan harmoni.

Tari Saman boleh dipelajari secara terbuka. Di samping tariannya nan membuat decak kagum, juga lantaran tari Saman sudah terkenal di mana-mana. Pemerintah NAD dalam hal ini bergiat memajukan budaya Aceh.

Tari Saman mulai dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Upaya ini tentu saja disambut positif oleh semua pihak. Karena, di samping pelestarian budaya tari Saman telah berusia 700 tahun. Betul-betul dahsyatnya budaya Indonesia nan kita miliki. Tari Saman ialah tarian penakluk zaman.