Berikut Contoh Penulisan Judul (Judul Besar) dan Subjudul Pada Cover Makalah
Cover makalah menjadi hal nan sangat krusial dalam sebuah tulisan. Makalah termasuk sebuah karya ilmiah. Sebagai sebuah karya ilmiah, cover majalah haruslah memenuhi baku kaidah kebahasaan. Mengenai kaidah kebahasaan bisa dilihat dalam buku ejaan. Mengenai kaidah kebahasaan nan terangkum dalam ejaan, saat ini kita mengikuti kaidah nan termuat dalam Ejaan nan Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia. Bisa juga dilihat dalam Tata Standar Bahasa Indonesia.
EYD, Panduan Penyusunan Cover Makalah
Sebelumnya terdapat beberapa ejaan nan dipergunakan dalam kaidah kebahasaan Indonesia, dianataranya Ejaan Van Ophuysen nan dikemukakan oleh Van Ophuysen, Ejaan Republik nan ditawarkan atau dikemukakan oleh Suwandi, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) nan mulai dipergunakan sejak tahun 1972.
Mengenai Ejaan Yang Disempurnakan ini, diperbaharui setiap lima tahun sekali dalam sebuah kongres bahasa. Kongres bahasa tersebut berfungsi buat memperbaharui berbagai ejaan nan berkembang dan digunakan oleh masyarakat pemakai bahasa.
Kongres bahasa pertama kali dilakukan pada tahun 1938 di Solo, ketika itu ejaan nan dipergunakan adalah masih ejaan nan dikemukakan oleh Van Ophuysen. Kemudian kongres kedua dilakukan pada tahun 1954 di Medan dna telah menggunakan Ejaan Republik.
Kongres ketiga dilakukan pada tahun 1978 setelah digunakannya Ejaan Yang Disempurnakan. Sejak kongres ketiga (1978) hingga kesembilan, kongres dilakukan di Jakarta, secara berturut-turut pada tahun 1978, 1983, 1988, 1993, 1998, 2003, dan 2008.
Ejaan nan Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan karya tulis. Cover majalah mesti mengikuti anggaran nan terdapat dalam Ejaan nan Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia dalam hal penulisan nan sinkron dengan kaidah. Dalam EYD, dijelaskan mengenai anggaran penulisan judul, penggunaan huruf kapital, penggunaan penulisan nama lembaga, dan sebagainya.
Dalam Tata Standar Bahasa Indonesia disebutkan mengenai kata-kata nan standar nan menjadi ragam resmi, ragam tulis khususnya nan sering dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah. Tak adanya dalam penyusunan isi makalah, dalam penyusunan cover makalah pun, kaidah kebahasaan haruslah diikuti. Mesti dihindari kesalahan penulisan nan tak sinkron dengan kaidah kebahasaan.
Terlebih kesalahan penulisan hanya sebab salah ketik, itupun harus dihindari. Cover makalah harus dibuat sempurna. Tak hanya penulisan nan harus sinkron kaidah saja, tetapi judul dalam cover makalah pun harus tepat, harus bisa merepresentasikan apa nan dibahas dalam isi makalah. Judul karya ilmiah sebaiknya dibuat dengan jelas dan tak bermakna ambigu.
Cover merupakan citra generik holistik mengenai isi tulisan. Jadi, pembuatan judul harus diperhatikan benar. Apakah akan memunculkan judul kecil (subjudul) atau cukup dengan judul besar saja. Penentuan judul besar dan subjudul pada cover makalah menentukan isi makalah nan disusun.
Kaidah dalam Penyusunan Cover Makalah
Penulisan judul pada cover makalah ditulis dengan menggunakan huruf besar atau modal seluruhnya, termasuk konjungsi atau kata penghubung. Jika kita menggunakan judul tambahan yakni berupa judul kecil atau subjudul, maka subjudul tersebut berada dalam (diberi) tanda kurung. Pada subjudul, setiap huruf awal setiap kata menggunakan huruf kapital, kecuali buat kata penghubung ditulis dengan huruf kecil.
Penggunaan kata sambung pada subjudul ditulis menggunakan huruf kecil karena kata hubung sebagai penyerta. Misalnya kata hubung dan, yang, pada, terhadap, atau,dengan, dalam, sebagai, untuk, dan kata hubung lainnya. Juga penulisan preposisi di, ke, dan dari nan harus ditulis menggunakan huruf kecil.
Berikut Contoh Penulisan Judul (Judul Besar) dan Subjudul Pada Cover Makalah
PENGEMIS : ANTARA SAMPAH MASYARAKAT DAN PROFESIONAL (Fenomena Pengemis Kota Bandung)
Contoh lain yaitu :
KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK AUTIS
(Penelitian terhadap Anak Autis di Pangkalpinang)
Setiap tulisan dalam cover arus dibuat rata tengah dan ditebalkan, baik judul besar maupun subjudul.Namun ketentuan tersebut memiliki perbedaan. Ada nan membuat ketentuan rata kiri pada cover makalah. Itu sebabnya masih kita temui adanya ketidakseragaman atas posisi teks pada cover makalah.
Setelah judul dan subjudul, selanjutnya pada bagian cover makalah diberi keterangan mengenai jenis karya ilmiah nan dibuat, apakah karya ilmiah tersebut berupa laporan penelitian, makalah, skripsi, tesis, atau disertasi. Jenis karya ilmiah tersebut ditulis menggunakan huruf modal seluruhnya dan ditebalkan.
Contohnya: MAKALAH. Setelah itu diberi keterangan sebagai penjelas atau alasan dibuatnya karya ilmiah tersebut.
Karya ilmiah biasanya dibuat buat kepentingan tugas mata kuliah (laporan penelitian dan makalah) atau buat kepentingan syarat penempuhan ujian sidang. Entah sidang pakar madya, sarjana strata, magister, entah doktor. Misalnya buat kepentingan ujian sidang, maka ditulis: diajukan buat memenuhi salah satu syarat menempuh sidang ujian Sarjana Sastra.
Contoh buat Kepentingan Tugas Perkuliahan, Pembuatan Makalah Yakni:
Disusun buat Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia nan Dibimbing oleh Prof. Dr. Bulyani Bulyana, M.Pd. Pencantuman nama dosen pengampu mata kuliah terkadang tak dicantumkan pula, semua bergantung pada Norma lembaga. Pencantuman mata kuliah dan nama dosen ditebalkan.
Selanjutnya, hal nan tak boleh dilupakan dalam cover makalah adalah pencantuman logo forum atau universitas. Logo forum dicantumkan setelah pencantuman keterangan judul dan jenis karya ilmiah. Logo forum sebaiknya dicetak atau diprint menggunakan tinta warna. Bagian selanjutnya pada cover makalah adalah pencantuman bukti diri penyusun makalah.
Bagian ini disertai dengan pencantuman kata oleh terlebih dahulu. Jika makalah disusun oleh perorangan, maka kata oleh tak diikuti tanda titik dua. Namun jika makalah disusun oleh banyak orang, maka setelah kata oleh diikuti tanda titik dua sebagai tanda pemerian atau perincian siapa saja nan menyusun makalah tersebut. Di bawah kata oleh dicantumkan nama penyusun makalah. Penulisan kata oleh ditulis tak ditebalkan.
Sementara penulisan nama penyusun ditebalkan. Jika penyusun makalah hanya satu orang, maka di bawah nama penyusun dicantumkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Namun jika penyusun makalah terdiri atas beberapa orang, maka di samping penulisan nama penyusun dituliskan NIM nan diberi tanda dalam kurung. Bagian terakhir dalam cover makalah adalah pencantuman forum atau universitas.
Pencantuman nama forum pada cover makalah diawali dengan pencantuman jurusan terlebih dahulu. Jika dalam sebuah jurusan terdapat program kekhususan, maka program tersebut ditulis lebih dulu. Program dalam sebuah jurusan biasanya berupa kekhususan bidang keilmuan, apakah program nan dijalani ialah program kependidikan (keguruan) atau program nonkependidikan (ilmu murni).
Setelah pencantuman program, diikuti penamaan jurusan, fakultas, dan forum nan bersangkutan. Terakhir, dicantumkan nama kota dan tahun pembuatan penyusuna makalah. Penulisan program, fakultas, lembaga, kota, dan tahun penulisannya harus ditebalkan.
Contoh Cover Makalah
Berikut contoh cover makalah nan disusun oleh perorangan.
Patolagi Bahasa
Makalah
disusun buat memenuhi salah satu tugas matakuliah Psikolinguistik nan dibimbing oleh Prof. Dr. Samsunuwiyati Mar'at, Psi.
(Logo Lembaga)
oleh : Tunggul Arsala98101132
PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG2012
Untuk Cover Makalah nan Disusun Oleh Beberapa Orang, Contohnya Sebagai Berikut:
BERBAGAI RAGAM BAHASA MASYARAKAT DAERAH PESISIR PANGANDARAN, CIAMIS, JAWA BARAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF SOSIOLINGUISTIK
Tugas Praktikum Mata Kuliah Sosiolinguistik
(LOGO LEMBAGA)
oleh :
Fina Merinawati (9801597)
Kurniasih (9803297)
Tunggul Arsala (9801132)
PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012
Cover makalah haruslah disusun dengan memperhatikan kaidah bahasa. Ejaan ialah hal nan paling krusial dan fundamental atas pemahaman seseorang mengenai anggaran kebahasaan. Berbekal pengetahuan dan pemahaman kaidah kebahasaan, seseorang bisa menyusun makalah nan sinkron dengan anggaran kebahasaan.