Contoh Isi Makalah
Bagi Anda nan duduk di bangku kuliah, menulis makalah merupakan salah satu bagian dari tugas nan wajib Anda lakukan. Tidak ada teknik penulisan makalah nan baku, tetapi Anda dapat mempelajari beberapa hal primer dalam membuat suatu makalah. Dengan mengetahui hal-hal krusial ini, Anda akan bisa menulis makalah dengan baik dan benar.
Pada dasarnya makalah akan menjadi penguji kemampuan dan pengetahuan Anda. Tentu sangat disayangkan jika Anda tak mampu menulis makalah dengan baik, sehingga evaluasi atas apa nan Anda lakukan tak maksimal.
Suatu penelitian nan baik dan berhasil akan bisa bertambah berhasil jika makalah nan mengulas penelitian itu bisa dipahami dengan baik oleh pembacanya. Anda akan dapat memperoleh nilai maksimal dengan makalah nan baik. Oleh sebab itu mempelajari teknik penulisan makalah nan baik sangat krusial demi keberhasilan studi Anda.
Isi Pokok Sebuah Makalah
Pada dasarnya sebuah makalah terdiri dari tiga bagian besar, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan di dalam suatu makalah merupakan latar belakang dari penelitian nan Anda lakukan.
Di bagian ini, Anda dapat mendeskripsikan secara lengkap dasar-dasar penelitian dan selayang pandang isi makalah nan Anda tulis. Anda juga dapat menambahkan suatu bagian nan disebut abstrak buat memberikan citra secara generik isi dari makalah Anda.
Di bagian isi barulah Anda memaparkan segala hal nan telah Anda lakukan menyangkut penelitian Anda. Anda dapat gambarkan pula metode penelitian nan Anda gunakan dalam menjalankan penelitian. Inti pembahasan berada di bagian ini.
Jika Anda merasa begitu banyak hal nan akan disampaikan, maka Anda dapat memecah bagian isi ini menjadi beberapa bagian dan menjelaskannya satu per satu. Namun nan harus Anda perhatikan ialah usahakan buat menulis makalah secara runut dan saling terkait satu bagian dengan bagian lainnya.
Teknik penulisan makalah nan selanjutnya ialah pada bagian epilog atau nan sering disebut dengan kesimpulan. Di bagian ini, Anda menarik suatu konklusi dari hasil pemaparan nan Anda tulis di bagian isi. Sebaiknya bagian konklusi ini singkat dan jelas, namun tetap dengan argumentasi dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk melengkapi makalah nan Anda tulis, Sebaiknya Anda juga mencantumkan berbagai surat keterangan nan Anda gunakan dalam daftar pustaka. Teknik penulisan makalah nan baik juga terkait dengan pembuatan daftar pustaka nan benar. Ada tata cara nan harus Anda taati saat membuat daftar pustaka. Di dalam daftar pustaka, Anda harus mencantumkan secara lengkap nama penulis, tahun terbit, judul buku dan penerbit buku tersebut.
Dengan mengetahui teknik penulisan makalah nan baik, hasil penelitian Anda akan benar-benar bermanfaat bagi orang lain. Yang terpenting ialah isi makalah Anda harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Dengan demikian fakta dan data harus menjadi dasar di dalam setiap makalah nan Anda tulis.
Contoh Pendahuluan dalam Makalah
Untuk membuat sebuah pendahuluan nan baik dalam sebuah makalah, setidaknya Anda harus mengemukakan beberapa alasan krusial mengapa mengangkat tema nan akan dibuat dalam makalah.
Dalam pendahuluan menurut teknik penulisan makalah , memuat unsur latar belakang mengapa Anda tertarik buat mengangkat sebuah permasalahan ke dalam makalah. Untuk lebih jelasnya dapat Anda lihat dalam pendahuluan sebuah makalah dengan tema perempuan dan media berikut.
Pendahuluan
Perempuan dan media seakan tak pernah habis buat dibahas, terutama kaitannya dengan pendayagunaan perempuan dalam media iklan. Perempuan seolah-olah nan menjadi tulang punggung dalam keberhasilan sebuah iklan.
Iklan saat ini juga mengalami bias fungsi nan pada awalnya hanya berfungsi sebagai media atau wahana mempromosikan sebuah produk ke tengah masyarakat, seakan kehilangan ide buat membuat iklan nan “baik” tanpa memasukkan unsur ekploitasi perempuan di dalamnya.
Kondisi ini semakin sering kita lihat dalam tayangan iklan, baik di media cetak maupun media elektronik. Mayoritas masyarakat memiliki televisi di rumah masing-masing, sehingga mereka lebih akrab dengan iklan televisi. Hampir semua produk iklan menampilkan sosok perempuan di dalamnya, tak terkecuali iklan produk nan dikhususkan buat kaum laki-laki.
Fenomena ini sebenarnya bukanlah barang baru, sudah lama kita perhatikan banyak sekali iklan nan ditayangkan terkesan mengekploitasi sekaligus memojokkan perempuan. Ironisnya, perempuan sendiri seolah-olah dibutakan oleh terpaan iklan-iklan nan melenakan mereka dari jeratan ekploitasi kaumnya sendiri.
Mengapa perempuan nan saat ini menjadi marak dijadikan sebagai komoditi dari sebuah iklan? Mungkin hal ini terjadi sebagaimana nan dikatakan oleh Nanik Ismiani (1997), dalam artikel Keindahan dan Mitos Perempuan dalam Iklan buat sebuah iklan produk, biasanya perempuan nan dipilih sebab kriteria keindahannya, perempuan sering menjadi sumber inspirasi, termasuk dalam melahirkan sebuah produk.
Dari pihak pengiklan sendiri pun turut andil dalam memperkenalkan sosok perempuan dalam iklannya, sebab berpandangan dengan menggunakan sosok perempuan dalam ilustrasi sebuah iklan, merupakan satu tuntutan keindahan buat mencuri perhatian konsumen.
Dibalik kemasannya nan bagus, iklan memberikan banyak hal nan dapat kita pelajari, termasuk isu perempuan di dalamnya seperti ekploitasi, objek kekerasan, gaya hedonisme, konsumtif, bahasa, pencitraan, stereotip.
Memang sekilas tak ada nan salah dalam setiap tayangan iklan di televisi, semuanya menayangkan produk nan akan dijual ke pasaran. Namun, ada hal-hal sensitif nan tersembunyi dalam sebuah iklan, terutama iklan nan menggunakan perempuan sebagai modelnya.
Bahkan tak sporadis juga perempuan seperti dipaksakan buat menjadi salah satu pendukung dalam iklan, seperti iklan otomotif. Lalu bagaimana sebenarnya iklan dapat menyulutkan isu-isu tersebut? Bagaimana iklan itu dapat ada dan berkembang hingga saat ini? Kita akan melihat bagaimana iklan bisa membentuk stereotip dalam masyarakat mengenai global perempuan.
Contoh Isi Makalah
Lalu bagaimana dengan isi makalah atau klarifikasi mengenai permasalahan nan akan dibahas dalam makalah? Menurut teknik penulisan makalah, dalam bagian isi makalah dibuat sinkron dengan kaidah dan sistematika penulisan dalam karya ilmiah.
Bagian isi harus dilengkapi dengan surat keterangan atau sumber bacaan nan kita gunakan buat memperkuar argumentasi dalam permasalahan dalam makalah. Bagaimana isi makalah nan baik itu? Dapat Anda lihat dalam contoh bagian isi makalah berikut, masih tentang perempuan dan media.
Sejarah dan Perkembangan Iklan
Iklan bagaikan sebuah global magis nan bisa mengubah komoditas ke dalam gemerlapan nan memikat dan mempesona. Iklan merupakan sebuah sistem nan keluar dari khayalan dan muncul ke dalam global konkret melalui media (Raymon Williams, 1993: 320).
Iklan televisi memiliki dasar nan kuat, di mana iklan televisi telah mengangkat medium iklan ke dalam konteks nan sangat kompleks tetapi jelas, berimajinasi namun kontekstual, penuh dengan fantasi namun nyata. Sesungguhnya copywriter dan visualizer nan mengerjakan iklan nan paling besar pengaruhnya dalam memberi perbedaan makna ”hidup” kepada iklan televisi nan dibuatnya.
Para profesional iklan inilah nan mengubah empiris sosial atau bahkan mereproduksi empiris sosial dan mengomunikasikan dalam bahasa informasi kepada khalayak, sehingga empiris itu tak hanya sekadar menjadi empiris iklan televisi, namun menjadi empiris informasi-komunikasi nan sarat dengan muatan-muatan konstruksi sosial dan setiap saat membentuk khayalan dan kognitif audiens.
Sementara itu Bovee dalam Advertising Excellence mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi, di mana terdapat orang nan disebut sebagai sumber munculnya ide iklan, media sebagai medium iklan, dan audiens nan dituju (Bovee, 1995: 14).
Secara garis besar bentuk-bentuk iklan terdiri dari beberapa jenis nan digolongkan menjadi tujuh kategori utama, yaitu (1) iklan konsumen; (2) iklan antarbisnis; (3) iklan perdagangan; (4) iklan eceran; (5) iklan keuangan; (6) iklan langsung; dan (7) iklan rekrutmen (Frank Jefkins, 1996: 39).
Secara lebih umum, klasifikasi iklan bisa dikategorikan berdasarkan sasaran audiens, wilayah, pemilihan media, dan tujuan. Iklan menurut Bovee bisa diklasifikasikan berdasarkan empat kategori, yaitu (1) sasaran audiens; pemakai, atau bisnis seperti industrial, perdagangan, profesional, dan pertanian; (2) wilayah geografis; internasional, nasional, regional, atau lokal; (3) penggunaan media; media cetak seperti koran, majalah; media elektronik seperti radio, televisi; media luar rumah seperti poster, buletin; direct mail; directori, dan media lainnya (Bovee, 1995: 5).
Perkembangan Iklan di Indonesia
Lalu bagaimana perkembangan iklan di Indonesia? Apakah juga sama dengan perkembangan iklan nan terjadi pada masa zaman Yunani dan Romawi? Di Indonesia sendiri iklan sudah dikenal cukup luas oleh masyarakat melalui surat kabar sejak 100 tahun nan lalu.
Waktu itu iklan nan muncul di surat kabar dinamakan dengan “Pemberitahoewan”. Iklan nan dapat dilihat waktu itu nan dimuat di surat kabar “Tjahaja Sijang” nan diterbitkan di Manado tahun 1869, dan surat kabar “De Locomotief” nan terbit pada tahun 1864. (Kasali, 1995: 8).
Perkembangan iklan di Indonesia mengikuti model sejarah pekembangan iklan pada umumnya, yaitu seirama dan sejalan dengan perkembangan media massa. Awal masyarakat Indonesia mengenal iklan modern dari surat kabar, sebab masyarakat baru mengenal surat kabar, baru kemudian masyarakat Indonesia sudah mengenal radio maka lahirlah iklan radio, dan sejuruh kemudian masuk televisi, maka lahirlah iklan televisi.
Pada tahun 1960-an banyak bentuk media nan lahir dalam masyarakat dengan berbagai bentuk dan jenisnya, sehingga iklan pun dapat berkembang dengan sangat pesat. Para pengguna jasa iklan pun lebih mudah dan bebas memilih media mana nan akan mereka gunakan berdasarkan pertimbangan dari segmen dan aturan nan tersedia.
Sehingga konsekuensi logisnya iklan pun berkembang tak hanya terbatas dari jenis media nan digunakan, tetapi iklan juga berkembang berdasarkan jenis kebutuhan masyarakat terhadap media nan digunakan, dan ketersediaan dana terhadap dana periklanan.
Sehingga turu t menentukan ragam jenis iklan dalam sebuah media, seperti contoh lahirnya iklan “kecik di SCTV”, “iklan baris” di surat kabar, “Promo Ad” di televisi, serta “ad lip” di media radio.