2. Kenyataan Batu Menagis di Magelang
Batu mistik . Orang Indonesia mana nan belum pernah mendengarnya. Ya, masyarakat Indonesia memang masih memiliki kepercayaan nan cukup tinggi terhadap global klenik. Batu gaib, keris sakti, dan benda-benda lain nan identik dengan hal mistik masih memiliki ruang di hati masyarakat Indonesia, terutama nan tinggal di sebagian besar Provinsi Jawa.Penytaaan nan dilontarkan penulis tentu bukan pernyataan nan tak berdasar. Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap batu mistik dan hal-halmistis lainnya masih sangat tinggi. Sebagai bukti sekaligus pembenaran atas pernyataan penulis, berikut akan penulis hadirkan beberapa kenyataan batu mistik nan selalu mendapat perhatian besar masyarakat Jawa.
1. Kenyataan Ponari dan Batu Gaib
Anda tentu masih ingat, pada awal 2009, masyarakat Indonesia digegerkan dengan kenyataan Ponari nan memiliki batu gaib. Disebut gaib, sebab batu ini tak diketahui secara niscaya asal usulnya. Bahkan, penelitian nan dilakukan oleh Universitas Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya juga menunjukkan hasil bahwa air bekas rendaman batu mistik Ponari, mengandung kristal antara 1,7 hingga 1,8 milimikron. Namun demikian, masih belum diketahui niscaya akan khasiat dari kandungan batu mistik nan dimiliki Ponari tersebut.Peristiwa nan dialami Ponari, seakan mengingatkan kita tentang legenda Ki Ageng Selo, nan dipercaya sanggup menangkap petir. Cerita ini sangat popular di Jawa Tengah, bahkan nama Ki Ageng Selo sendiri jadi dikeramatkan, terlebih setelah anak keturunannya menjadi raja-raja besar di tanah Jawa. Apa nan dialami Ponari, hampir senada dengan apa nan dialami Ki Ageng Selo, yakni sama-sama disambar petir dan selamat.Berdasar penuturan saksi mata, mereka melihat Ponari tersambar petir hingga tubuhnya mengeluarkan asap. Namun anehnya, dia selamat. Bahkan, dari sambaran petir itulah Ponari mendapatkan batu gaib. Berdasarkan penuturan Ponari, batu mistik ini pada mulanya terasa mengganjal kakinya sesaat setelah dia disambar petir.Ponari kemudian memungut batu mistik itu dan membawanya pulang. Sebelum batu itu dianggap memiliki tuah, Ponari sebenarnya juga sudah sering mencoba membuang batu tersebut. Tetapi anehnya, batu mistik itu selalu kembali pada Ponari.
Menyikapi Tuah Batu Mistik Ponari
Pada mulanya, kasiat batu mistik Ponari ini tak diketahu secara pasti. Secara tak sengaja, dia mencelupkan batu tersebut ke dalam segelas air dan meminumkannya kepada adiknya nan sedang sakit. Setelah peristiwa itu, baru disadari bahwa batu mistik ini ternyata memiliki tuah. Betapa tidak, selang berapa lama setelah meminum air pemberian Ponari, adiknya mendadak sembuh.Kabar ini segera menyebar. Dalam waktu singkat, puluhan ribu masyarakat dari berbagai kota menyambangi desa Ponari di Jombang buat mendapatkan berkah dari batu mistik Ponari. Mereka berdesakan dan berharap dapat mendapat kesembuhan setelah meminum air nan sudah dicelup dengan batu mistik Ponari.Berita ini jadi kenyataan nan menarik perhatian secara nasional, terlebih setelah menimbulkan korban jiwa di antara pasien Ponari. Jatuhnya korban jiwa ini tak diketahui secara niscaya apa penyebabnya. Dapat sebab penyakit nan dideritanya atau sebab terlalu lelah berdesakan. Segala kemungkinan akan selalu ada.Kalangan medis dan birokrasi pemerintah gerah dengan gencarnya pemberitaan batu mistik Ponari ini. Berbagai polemik pro dan kontra terkait batu mistik Ponari berseliweran menghiasi semua media cetak dan elektronik. Namun masyarakat tetap bergeming, Ponari tetap kedatangan tamu ribuan orang setiap hari nan berharap kesembuhan bagi penyakitnya.
Batu Mistik Ponari di Tengah Kondisi Konkret Masyarakat Indonesia
Puluhan ribu masyarakat selalu berdatangan ke rumah Ponari guna mendapatkan tuah dari batu mistik nan dimiliki anak itu. Semuanya berharap buat mendapat kesembuhan bagi penyakit nan diderita. Kepercayaan masyarakat ini jelas bukannya tanpa sebab.Salah satu penyebabnya ialah sebab masyarakatJawa masih sangat percaya dengan hal-hal nan berbau mistis, termasuk kemungkinan adanya batu gaib . Alasan ini tentu sedikit sukar diubah sebab sepertinya sudah mengakar dalam benak masyarakat Indonesia, khususnya di tanah Jawa.Namun, alasan lain nan sebenarnya sangat memprihatinkan, tentu saja sebab biaya berobat ke dokter atau ke rumah sakit dirasa cukup mahal. Tak hanya itu, dari berbagai peristiwa dan warta nyata, global kesehatan tanah air seakan tak bersahabat dengan "rakyat jelata". Sulit sekali mendapatkan pelayanan kesehatanyang benar-benar maksimal jika tak memiliki kantong tebal.kalaupun mereka dilayani, Anda tahu sendiri seperti apa pelayanan nan disediakan rumah sakit buat "memperhatikan" si Miskin. Sementara, buat berobat pada Ponari dan batu gaibnya, cukup dengan 50 ribu rupiah saja. Mengenai hasilnya, juga sama seperti melakukan pengobatan secara medis ke dokter atau rumah sakit. Ada nan dapat sembuh, ada nan tidak.Masyarakat dapat menerima fenomena ini secara wajar. Sebab, diketahui bahwa urusan manusia buat berikhtiar dan urusan Tuhan buat menyembuhkan. Masyarakat menerimanya dengan derajat nan sama wajarnya dengan kegagalan pengobatan medis ke dokter atau rumah sakit. Jadi pernyataan nan mempertanyakan kesembuhan dari cara pengobatan ala batu mistik Ponari, nan dikeluarkan oleh kalangan akademisi dan praktisi kesehatan, terasa jadi agak menggelikan.Sebuah pendekatan dalam suatu disiplin ilmu tak selamanya berlaku buat digunakan dalam melakukan analisis terhadap persoalan nan berada di luar lingkup keilmuannya. Jadi, ketika metodologi ilmu kedokteran digunakan buat menganalisis metodologi pengobatan alternatif, tentu saja tak klop. Pengobatan alternatif lebih menekankan pada aspek sugesti dengan cara mendorong sikap pasien buat pasrah dan percaya bahwa penyakitnya akan sembuh.Perlu diingat bahwa kita tak dapat menuntut pihak mana pun buat bisa menyembuhkan penyakit, baik itu kepada dokter maupun dukun. Semua kembali kepada keyakinan si pasien. Dokter tak dapat menjanjikan suatu kesembuhan terhadap suatu penyakit, pun dengan dukun dan pengobatan alternatif.Bagi masyarakat tingkatan bawah, tentu akan memilihalternatif lain buat menjalani pengobatan selain harus "menabung" utang di rumah sakit. Meskipun demikian, pemerintah harusnya lebih peka menyikapi apa nan terjadi dengan masyarakat tanah air, terlebih saat peristiwa penyembuhan penyakit melalui batu mistik Ponari.
2. Kenyataan Batu Menagis di Magelang
Lagi-lagi. Tanah Jawa kembali mengangkat sebuah kisah konkret terkait keberadaan batu gaib. kali ini, giliran Magelang nan jadi "tuan rumah" pertunjukan batu mistik ini. Ya, beberapa waktu nan lalu, masyarakat nan tinggal di Magelang dikejutkan oleh munculnya air nan tidak berhenti mengalir dari sebuah batu mistik nan berasal dari letusangunung Merapi.Konon, air nan keluar batu mistik tersebut merupakan luapan kesedihan dari batu merapi nan hendak dibelah oleh salah seorang penambang batu. Alih-alih terbelah, batu itu malah mengeluarkan "air mata" dan membuat penambang tadi menderita sakitdemam tinggi selama 3 hari.Ajaibnya, penambang tadi lengsung sembuh begitu mengucapkan permintaan maaf pada batu mistik tersebut. Akhirnya, masyarakat di sana menghentikan kegiatan penambangan batu merapi. Mengenai batu mistik nan menagis tadi, masyarakat memindahkan batu tersebut ke pinggir jalan Raya Magelang- Yogya Km 23.Nah, itulah sedikit peristriwa konkret terkait dengan kemunculan batu gaibyang mengemparkan di tanah air, khususnya di tanah Jawa.