Kelelahan
Apa sih gejala HIV ? Jawabannya sangat sederhana. Sangat mirip dengan gejala flu! Sederhana namun mengkhawatirkan. Gejala flu sebut saja demam, bersin, batuk, pilek, dan lain sebagainya. Namun apakah semua gejala flu dapat dipastikan jika penderita telah terinfeksi penyakit HIV atau AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)? Tentu saja tidak. Sebab HIV tak akan mampu terdeteksi hinga bertahun-tahun lamanya. Misalnya Anda tertular HIV saat ini, mungkin gejalanya akan muncul 10 hingga 15 tahun mendatang.
Gejala HIV mirip sebuah bom waktu. Yang telah disetting sebelumnya dan bisa meledak beberapa tahun berikutnya. Sebuah penelitian menunjukkan jika 40 hingga 90 persen orang nan terinfeksi HIV akan memiliki gejala HIV nan serupa dengan penyakit flu atau nan kerap disebut dengan Acute Retroviral Syndrom (ARS). Namun sekali lagi gejala HIV tidak bisa langsung terdeteksi. Medis pun baru mampu mendiagnosisnya bertahun-tahun kemudian. Gan berikut gejala HIV nan menyerang mereka nan telah terinfeksi.
Demam
Salah satu gejala HIV nan paling dominan ialah deman. ARS ialah demam ringan. Suhu tubuh dapat mencapai 38 derajat celcius. Jika Anda sering terkena demam, maka gejalanya akan serupa dengan demam reguler. Seperti sakit (radang) tenggorokan, pilek, pembengkakan kelenjar getah bening, batuk, dan lain sebagainya. Deman sering menyerang dampak kita sporadis berolahraga atau daya tahan tubuh menurun. Pun juga dengan dengan AIDS nan menyerang sistem imun tubuh.
Kelelahan
Gejala HIV nan kedua ialah munculnya kelelahan nan luar biasa dalam tubuh. Tubuh seperti kehabisan energi meskipun sang penderita tak melakukan aktivitas berarti. Gejala HIV nan satu ini akan muncul di awal tahun terdeteksi seseorang akan penyakit HIV. Badan mereka cepat lelah dan terkuras energinya meski hanya melakukan pekerjaan ringan.
Nyeri Otot
Terjadi pembengkakkan kelenjar getah bening nan diakibatkan sebab peradangan ketika terjadi infeksi. Kelenjar getah bening ini berlokasi di ketiak, leher, dan juga paha. Akibatnya akan mucul sebuah nyeri otot nan tidak biasa. Gejala HIV ini hampir sama dengan gejala flu atau demam nan sering kita alami.
Muncul Bercak pada Kulit
Gejala HIV selanjutnya ialah munculnya bercak kemerahan pada kulit. Bercak ini akan muncul di awal dan akhir terdeteksinya penyakit HIV. Apabila medis tak mampu menjelaskan asal-asul bercak kemerahan tersebut dapat dipastikan Anda memiliki risiko tinggi telah tertular penyakit AIDS. Lantas apa nan harus dilakukan? Segera langsung lakukan tes medis.
Diare
Hampir 60% penderita AIDS mengalami gejala HIV diare nan disertai dengan mual serta muntah. Gejala HIV ini dapat muncul dampak adanya terapi antiretroviral serta adanya sebuah infeksi di taraf lanjut.
Turunnya Berat Badan
Berat badan turun dapat diakibatkan banyak hal. Sebut saja diare. Namun turunnya berat badan dapat juga diindikasi sebagai gejala HIV . Sebab sistem kekebalan tubuh atau imun telah kehabisan energi. Seseorang nan positif terkena HIV akan mengalami penurunan berat badan hingga 10%. Dan mereka umumnya akan terjangkit diare serta kelelahan dan demam hingga sebulan atau 30 hari.
Batuk
Di beberapa penderita nan positif mengidap AIDS, memiliki gejala HIV batuk nan berlangsung hingga berminggu-minggu. Batuk ini masuk dalam kategori batuk kering dan batuk tersebut akan semakin memburuk tidak kunjung membaik.
Keringat
Mereka nan positif terjangkit AIDS akan memiliki gejala HIV dengan sering berkeringat di malam hari. Keringat ini muncul tak terkait sama sekali dengan suhu ruangan. Meski suhu ruangan nyaman dan adem, keringat akan terus muncul dan keluar.
Infeksi Kuku
Penderita AIDS positif akan mengalami perubahan pada kuku mereka. Perubahan ini bisa berupa kuku nan rapuh, mudah patah, atau berubah warna. Disinyalir perubahan ini dampak infeksi nan disebabkan oleh sebuah jamur. Mudahnya terserang infeksi ini tentu saja dampak daya tahan tubuh mereka melemah. Salah satu gejala HIV nan harus diperhatikan.
Sariawan
Gejala HIV nan paling sering ditemui yakni timbulnya penyakit sariawan nan tidak kunjung sembuh. Sariawan ini muncul dampak infeksi jamur nan bernama candida. Saking parahnya, penderita akan kesulitan dalam mengomsumsi makanan. Dan sariawan tersebut akan sulit disembuhkan.
Haid Tak Tentu
Bagi wanita, salah satu gejala HIV nan muncul yakni berubahnya siklus menstruasi nan tidak teratur. Misalnya saja masa haid nan tak bisa. Dapat lebih sedikit atau kurang sedikit. Namun tidak teraturnya haid ini disebabkan oleh turunnya berat badan daripada infeksi AIDS itu sendiri. Tetapi jika Anda positif terinfeksi HIV dan berat badan menurun, maka dapat saja pola haid akan menjadi tak teratur.
Gejala HIV dan Pencegahan
HIV atau AIDS sejatinya dapat dicegah. HIV sering disebutkan mudah masuk melalui beberapa pintu; sex bebas gonta-ganti pasangan dan narkoba misalnya. Setidaknya dari dua pintu tersebut kita dapat melakukan tindakan preventif. Sebut saja sex bebas. Perkuat iman dan agama serta keutuhan rumah tangga. Bagi mereka nan masih berpacaran, tetap setia terhadap pasangan. Namun jika syahwat tidak dapat direm, sebaiknya segera menikah. Cukup jadikan sex bebas sebagai sekadar info, jangan diikuti.
Kedua ialah narkoba. Gejala HIV diyakini timbul dampak jarum injeksi nan digunakan secara bebas tatkala menikmati benda haram tersebut. Narkoba sering menyerang anak muda. Mereka nan hayati dengan bergelimang harta atau nan tidak memiliki rutinitas berarti. Selain kuatkan iman dan agama, sibukkan diri dengan kegiatan nan positif. Entah itu olahraga ataupun aktivitas lainnya. Musik atau travelling.
HIV AIDS ialah salah satu penyakit nan mematikan. Mengapa mematikan, karena obat atau vaksin buat menyembuhkan penyakit tersebut hingga saat ini belum diketemukan. Para dokter dan tim pakar sedang berjuang keras buat menemukan vaksin tersebut. Tiap tahun ada sekitar 10 juta orang terinfeksi HIV AIDS. Dan dari 10 juta tersebut 2 juta di antaranya meninggal. Dengan demikian medis lebih menekankan upaya pencegahan sebagai jalan nan paling masuk akal jika dibandingkan pengobatan dalam menangkal munculnya gejala HIV AIDS.
Selain dua langkah di atas masih ada beberapa cara dalam menangkal atau mencegah munculnya gejala HIV AIDS. Cara lain yakni sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan penderita. Cara ini sangat efektif namun juga cara nan tak humanis. Dengan kita mengucilkan mereka sama saja kita menyingkirkan mereka. Tetapi menghindari kontak langsung bukan berarti kita secara total mengindar dari penderita. Maksud kontak langsung di sini ialah terkait dengan kontak darah dan luka.
Virus HIV akan sangat mudah menyebar melalui sebuah luka dan darah. Sehingga sebisa mungkin menggunakan alat pelindung tatkala melakukan kontak fisik dengan penderita. Sapu tangan (karet) misalnya. Tetapi jangan kemudian bersikap paranoid. Tiap kali berjumpa dengan penderita HIV AIDS langsung mengunakan sapu tangan atau epilog hidung. Virus HIV tak bisa menyebar melalui udara.
Kemudian hati-hatilah terhadap jarum suntik. Gunakan jarum injeksi sekali pakai. Jangan sering berganti-ganti jarum injeksi dengan pasien lain. Dari jarum injeksi ini gejala HIV AIDS dapat muncul.
Cara lainnya ialah dengan menghindari alat nan memiliki potensi bersinggungan dengan darah. Hindari menggunakan alat tersebut secara bersama. Misalnya saja pisau cukur atau pemotong kuku. Sering kali di kedua alat tersebut kerap menimbulkan luka di kulit. Jika Anda kerap berbagi alat di atas dengan penderita, dapat saja virus HIV AIDS akan tertular.
Sekali lagi AIDS belum dan tak bisa disembuhkan. Penyakit ini hanya mampu dicegah. Jika Anda menerapkan berbagai langkah pencegahan di atas, ke depannya Anda niscaya tak akan menemui gejala HIV.