Peran Guru
Pendidikan ialah cara mudah mencuci otak para generasi muda penerus bangsa. Tentunya pencucian otak nan bagus dengan sabun cinta dan afeksi dari para guru nan inovatif dan kreatif. Salah satu cara mencuci otak para peserta didik itu ialah dengan memberikan gaya pembelajaran kooperatif . Pembelajaran ini memberikan satu pengertian bahwa adakalanya melakukan sesuatu itu lebih baik bersama-sama sebab kalau sendirian tak akan cepat selesai. Kebersamaan itu krusial demi mencapai tujuan bersama.
Definisi
Lewat metode pembelajaran kooperatif , guru membuat kondisi belajar lebih menyenangkan sebab peserta didik tak hanya belajar mata pelajaran tertentu, tetapi juga belajar menyadari bahwa setiap individu mempunyai kemampuan dan kelebihan serta kelemahan masing-masing. Tidak boleh satu orang merasa lebih pandai dibandingkan dengan nan lain. Tidak ada satu manusia pun nan dapat melakuakn segalanya sendiri. Niscaya ada satu waktu dia akan terbentur jalan nan membuatnya akan membutuhkan donasi orang lain. Konsep belajar ini tak hanya berguna buat penyelesaian soal atau masalah dalam kelas, tetapi juga sangat baik dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran nan bersifat kooperatif selalu membuat anak didik bekerja dalam kelompok dengan jumlah eksklusif sinkron kebutuhan dan jumlah peserta didik dalam satu kelas. Dalam kelompok tersebut, peserta didik mengerjakan sesuatu dengan tanggung jawab sendiri-sendiri. Rasa saling percaya kemampuan masing-masing ini bisa meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik.
Kalau satu orang merasa tak mampu, maka nan lain akan membantu. Kalau mereka tak saling bantu, maka tujuan bersama tak akan tercapai. Kalau tujuan bersama tak tercapai, mereka akan kehilangan kesempatan mendapatkan hasil nan terbaik. Adakalanya seseorang tak memberikan hasil nan terbaik dengan tak melakukan tugasnya dengan benar, ia akan merasa bersalah. Teman-temannya bergantung padanya. Kalau ia tak melakukan tugasnya dengan baik, itu artinya bukan dirinya sendiri saja nan merasakan hasil nan kurang maksimal, temna-teman nan lainpun akan merasakan hal nan sama.
Kekecewaan nan dirasakan oleh teman dan keinginan mendapatkan nan terbaik itu akan membuat masing-masing individu merasa harus memberikan hasil nan terbaik bagi kebaikan bersama. Konsep inilah nan ingin diterapkan dan dilakukan oleh para peserta didik melalui kerja kelompok nan menggunakan metode pembelajaran secara kooperatif.
Manfaat
Manfaat pembelajaran secara kooperatif ialah adanya saling ketergantungan antarindividu di dalam kelompok tersebut. Saling ketergantungan ini membuat peserta didik menyadari pentingnya bekerja sama dan kekuatan team work nan nantinya bisa diterapkan dalam lingkup kehidupan nan lebih luas. Disamping itu, adanya tanggung jawab nan harus dipikul oleh tiap-tiap individu akan membuat mereka saling mengisi.
Peserta didik nan cerdas juga akan bisa belajar lebih banyak dengan cara mengajari atau memberikan pengertian kepada temannya nan masih belum mengerti. Adanya pembagian tugas nan seimbang di antara individu kelompok, membuat mereka mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak akan merasakan dan melihat bahwa betapa satu pekerjaan nan sulit itu akan dapat dilakukan oleh orang-orang nan bekerja sama dan memberikan kemampuan nan terbaik. Pekerjaan mereka akan selesai tepat waktu sebab mereka sama-sama melakukan apa nan harus mereka lakukan. Contoh nan dapat digunakan dalam memberikan pengertian bagaimana melakukan pembelajaran gaya ini, yaitu dengan memperlihatkan kolaborasi dalam satu tim sepak bola nan bonafid, misalnya, timnas Spanyol nan menang melawan timnas Italia.
Permainan nan sangat taktis dengan kemampuan individu nan baik serta kedisiplinan setiap individu dalam memikul tanggung jawab mereka, telah membuat kemenangan itu terlihat sangat spektakuler. Pembahasan tentang permainan timnas Spanyol itu akan membukakan mata anak didik bahwa satu orang tidak akan dapat menyarangkan bola ke gawang lawan. Kekompakan dan kesatupaduanlah nan akan membaut kemenangan itu menjadi milik bersama. Tiada satu tim nan dapat dikatakan hebat kalau tak ada saling merendahkan hati kepada nan teman-teman dalam satu tim.
Hanya orang nan tinggi hati dan merasa mampu seorang dirilah nan tak mau bekerja sama. Mati pun masih membutuhkan orang lain buat menguburkan mayat. Tak ada satu orang pun di global ini nan dapat hayati sendiri dan melakukan semuanya sendiri. Makanan nan terhidang di hadapan pun bukannya tanpa donasi orang lain. Bila tidak ada orang nan rela menjadi seorang petani atau tidak ada nan rela menjadi pedagang, dan tidak ada nan rela memasak, maka tidak akan ada makanan nan lezat terhidang di hadapan.
Contoh konkret dalam kehidupan itu akan membuat anak-anak merasa bahwa setiap diri mereka ialah satu jiw adan satu ruh nan mempunyai kemampuan masing-masing. Mereka tidak akan merasa pandai sendiri sebab kesombongan hanya akan memakan diri sendiri. Yang kurang pandai pun akan berusaha bangkit dan memberikan nan terbaik. Perjuangan itu penting. Tanpa menunjukkan kemauan dan kemampuan buat berjuang, orang lain tidak akan memberikan penghargaan nan sebenarnya kepada individu tersebut. Tak ada kata ‘Tak mampu’ dalam kegiatan belajar. Semua mampu. Yang harus dimiliki ialah kemauan saja. Bila ada kemauan, niscaya ada jalan.
Peran Guru
Bila ingin menggunakan metode pedagogi ini, guru harus mempersiapkan alat bantu mengajar dan bahan ajar nan memungkinkan peserta didik bekerja dan belajar menurut pembelajaran kooperatif ini. Misalnya, pelajaran membaca dalam bahasa Indonesia. Guru mempersiapkan bahan bacaan nan cukup panjang. Lalu, membagi bahan bacaan itu menjadi beberapa bagian. Pastikan bahwa setiap anak mendapatkan bagiannya sendiri-sendiri.
Bagian-bagian tersebut dibagikan pada tiap peserta didik. Dalam waktu tertentu, mereka membaca dan mencoba memahami isi bacaan. Setelah itu, mereka saling menceritakan isi bacaan masing-masing tanpa menunjukkan bacaannya kepada nan lain. Setelah selesai saling mendengarkan, kelompok tersebut mulai mengkontruksi bacaan dan mengurutkan cerita masing-masing sehingga menjadi sebuah cerita utuh. Lalu, salah seorang anggota kelompok tinggal menceritakan apa isi bacaan nan diminta.
Untuk mata pelajaran lain, seperti Fisika dan Kimia, guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif ini. Syaratnya ialah bahwa dalam kelompok setiap individu mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri. Guru harus terus memotivasi agar setiap peserta didik mau aktif menyumbangkan saran dan pendapatnya. Tidak boleh ada satu orang pun nan paling mendominasi kelompok. Semua mempunyai hak nan sama dan seimbang dalam berbicara. Bilapun guru menunjuk seorang ketua kelompok, sang ketua hanya mengkoordinasi teman-temannya, bukan sebagai penguasa kelompok tersebut.
Guru memang harus repot dan berusaha sebaiknya mencari bahan ajar. Tetapi percayalah bahwa kerja keras itu akan menghasilkan anak didik nan berkarakter. Adalah kebahagiaan tersendiri ketika anak didik mampu tumbuh menjadi manusia nan diidamkan oleh banyak orang. Guru juga harus berusaha membagi kelompok itu sinkron dengan kemampuan nan seimbang. Jangan sampai anak-anak nan mempunyai kecerdasan di atas rata-rata berada dalam satu kelompok.
Bila hal itu terjadi, kecepatan mereka dalam menyelesaikan masalah akan membuat motivasi kelompok lain menjadi berpengaruh. Bagaimanapun sebagai seorang ‘penguasa’ kelas, guru harus sangat paham dengan apa nan ada dalam kelasnya. Guru harus tahu bagaimana mengatur masing-masing anak itu masuk ke dalam kelompok eksklusif tanpa anak tersebut merasa bahwa ada maksud eksklusif dari gurunya mengapa ia dimasukkan ke dalam kelompok itu.
Guru harus pandai bermain ‘poker face’ alias berakting agar apa nan dilakukan dan diatur oleh guru itu terlihat alami saja dan tak ada rekayasa. Pada waktu-waktu eksklusif guru memang harus menggunakan kekuatannya dan kekuasaannya agar dapat membuat anak belajat pada kelompok nan memang seimbang baik dalam kecerdasaan maupun dalam hal karakter diri. Kerja kelompok itu ialah satu latihan bersosialisasi agar anak-anak terbiasa melakukan banyak hal secara bersama-sama.
Saat gaya belajar seperti ini telah terbiasa dilakukan oleh anak-anak, mereka kaan melihat bahwa tidak ada soal atau masalah nan tidak ada solusinya. Ketika tak dapat melakukannya sendiri, ada teman-teman nan mungkin dapat membantu. Yang mempunyai kemampuan juga akan berusaha memberikan donasi kepada nan membutuhkan. Tak ada ruginya membantu. Donasi itu akan tercatat dengan baik di hati dan suatu saat akan mendapatkan balasan nan sangat setimpal. Inilah kegunaan pembelajaran kooperatif.