Motivasi ialah Kekuatan
Hidup selalu menawarkan banyak pilihan pada kita sebab tak dapat dipungkiri bahwa dalam hayati terdapat berbagai jalan nan dapat kita tempuh agar bisa mencapai tujuan. Entah itu tujuan bersama maupun tujuan pribadi. Kesemuanya itu berhubungan dengan komitmen kita terhadap keputusan nan sudah diambil.
Jika kita lihat kembali fenomena-fenomena nan ada di sekitar kita, kita akan menyadari bahwa orang-orang di sekitar kita ialah orang-orang nan terbentuk sebab jalan hayati nan mereka pilih. Bukan hanya orang lain, Anda juga merupakan produk nan berasal dari proses nan telah terjadi di masa lalu.
Sehingga, Anda dan kepribadian Anda, kehidupan, dan banyak aspek lainnya nan ada di dalam dan sekitar Anda ialah hasil dari pilihan hayati anda di masa lalu. Entah itu beberapa detik nan lalu, atapun beberapa tahun, bahkan puluhan tahun nan lalu.
Kini, Anda tahu pentingnya menentukan pilihan nan tepat buat masa depan Anda. Namun, selain sulit menentukan suatu pilihan nan baik di antara banyak pilihan, hal sulit lainnya ialah bagaimana menjaga sebuah komitmen agar pilihan nan telah kita ambil dengan bijaksana bisa kita tuntaskan dengan sebaik-baiknya. Ini agar mempunyai akibat nan baik buat masa depan.
Komitmen dan Janji
Lalu, apakah bedanya komitmen dengan janji? Terkadang kita berpikir bahwa komitmen itu sama seperti janji nan harus ditepati. Mari kita berbagi pandangan. Anda tak harus memercayai pandangan ini sebab ini ialah pandangan subjektif. Jika Anda punya pendapat lain, Anda bisa mengemukakan pendapat Anda di kotak komentar.
Saya lebih suka menganggap bahwa komitmen itu ditujukan buat diri sendiri, sesuatu nan harus bisa dicapai oleh tiap pribadi dalam kehidupannya. Contohnya, "saya berkomitmen buat diet", maka aku harus menepatinya sebab aku telah mengatakan hal itu. Jika misalnya ditengah jalan Anda menyerah, Andalah nan akan menanggung risikonya, bahwa Anda akan gagal diet dan kemungkinan besar tubuh anda membengkak, misalnya.
Dan janji, berbeda dengan komitmen, janji lebih ditujukan kepada kesepakatan dua pihak atau lebih sehingga bila janji tak ditepati, maka akan ada pihak nan kecewa. Walau mungkin Anda sendiri tak merasa kecewa.
Misalnya Anda sedang bermasalah dengan pasangan dan di tengah masalah itu Anda bekata, "aku janji saya akan lebih baik lagi demi kamu, jadi jangan menangis lagi.". Manis sekali, bukan? Anda baru saja membuat janji dengan pasangan Anda. Janji buat jadi pria nan lebih baik lagi untuk dia, dan dia merespons itu dengan berhenti menangis dan berharap Anda bisa membuktikan janji anda. Itulah janji, mengikat dua belah pihak.
Pentingnya Menjaga Komitmen
Mengapa menjaga komitmen itu sangat krusial bagi kita? Seperti nan telah diuraikan diatas, kita nan sekarang ialah produk masa lalu kita. Karena kadang komitmen tak melibatkan orang lain dan cuma melibatkan diri Anda sendiri, kita seringkali tak ketat dalam menjaganya sehingga punya akibat tak baik demi masa depan.
Anda dapat ambil contoh ilustrasi diet di atas yakni ketika Anda gagal sebab tak dapat menjaganya. Saya konfiden banyak orang nan mengalaminya dan pernah merasakan kegagalan. Hal ini cukup sulit sebab kita dalam lingkup manajemen diri sendiri, ketika kita sendirilah nan menjadi pembuat keputusan, menjadi orang nan menjalaninya, dan kita jugalah orang nan harus mengawasi diri kita sendiri.
Hal ini tak bisa dilakukan oleh orang nan belum bisa berpikir secara dewasa. Kematangan pikiran absolut buat hal ini, sebab Anda sedang berada di level paling tinggi dalam seni mengatur hidup.
Mengapa aku mengatakan seni mengatur hidup? Karena, hayati Anda ditentukan oleh pilihan Anda hari ini. Dan, kadang pilihan itu mengharuskan Anda berkomitmen agar Anda tetap pada jalurnya, tak melenceng ke kiri dan ke kanan.
Karena jika kita melenceng, hayati kita akan berantakan sebab pilihan bijaksana nan kita pilih ternyata bisa berubah 180 derajat menjadi pilihan nan akan menjatuhkan Anda. Kita semua niscaya dapat membuat pilihan nan baik, tapi jika tak bisa menjaganya, maka hancurlah sudah semuanya.
Perhatikan ilustrasi ini: Ada seorang nan akan memulai bisnis jualan kerupuk. Sejak awal, dia berkomitmen bahwa kualitas ialah segalanya bagi usahanya ini. Singkat cerita orang ini mulai meraih sukses, dagangannya semakin laris sebab terkenal enak. Masalah datang ketika orang ini mulai sukses, ia mulai berpikir bagaimana mendapatkan lebih banyak pelanggan.
Akhirnya ia rela menaikan kuantitas kerupuknya sehingga berdampak pada menurunnya kualitas dari kerupuknya tersebut sebab ia harus melewati beberapa step yang memakan waktu agak lama dalam pembuatan kerupuk demi mengejar jumlah produk nan dia hasilkan. Akhirnya kualitas nan selama ini menjadi keunggulannya dia, menurun sehingga pelanggan orang ini pun menurun drastis.
Ini ialah contoh sebab aku sendiri tak paham proses pembuatan kerupuk. Anda dapat lihat, bagaimana jika Anda tak dapat menjaga komitmen sehingga anda akhirnya keluar jalur, hal itu bisa merubah hayati Anda.
Maka Anda perlu sesuatu nan bisa menolong Anda agar tak keluar dari jalur anda. Niscaya sudah banyak nan mengetahui hal ini. Hal itu ialah motivasi. Jadi jangan heran jika motivator-motivator di Indonesia misalnya saja Mario Teguh mempunyai banyak follower. Itu sebab kata-kata beliau bisa menginspirasi dan banyak memotivasi orang-orang nan mungkin akan keluar jalur, sehingga orang tadi tetap kondusif di jalurnya.
Motivasi ialah Kekuatan
Motivasi ialah dasar sebelum orang melakukan sesuatu. Jika Anda punya motivasi nan kuat, maka Anda akan kuat pula saat ada godaan menghampiri Anda saat Anda sedang dalam perjalanan menjaga sebuah komitmen.
Anda tahu mengapa Thomas Alva Edison tak menyerah walau gagal berkali-kali? Ya, benar, sebab dia mempunyai motivasi nan kuat sehingga saat godaan maupun rintangan datang, itu bukan hal nan akan menghentikan langkahnya. Malah, hal itu akan mencambuknya agar terus maju. Sungguh sikap nan perlu ditiru oleh kita, sebab kita sebagai orang Indonesia kadang terlalu mudah putus harapan saat cobaan datang.
Jadi, Anda bisa mengambil konklusi bahwa semua ini ditentukan oleh Anda sendiri. Anda bisa berhasil menjaga komitmen ataupun anda gagal dalam hal itu, Andalah faktor nan paling berperan. Bukan masalah tantangan saat Anda sedang menjalani komitmen itu, sebab tantangan itu niscaya akan terjadi.
Hidup tanpa tantangan bagai makan sayur tanpa garam, begitu hambar. Anda tak bisa meningkatkan kapasitas diri jika Anda cuma hayati dengan mencari rasa aman. Keluarlah dari zona nyaman Anda dan hadapi masalah maupun tantangan di depan anda dan saat Anda bisa melalui itu, Anda akan mendapati diri Anda lebih andal daripada sebelumnya.
Ingatlah bahwa tak ada pelaut ulung nan dibesarkan di lautan nan tenang. Para pelaut ulung selalu berasal dari lautan nan ganas dan penuh tantangan, sebab dari situlah mereka terbentuk, sehingga mereka tahan uji saat mengahadapi tantangan.
Jadi, Anda tak perlu takut jika dalam menjalani komitmen Anda, ada tantangan. Anggaplah itu sebagai batu loncatan buat anda, agar anda bisa menjadi "pelaut ulung". Dan, ingatlah bahwa ketika Anda bisa menjaga komitmen anda, ada hasil nan bisa Anda raih buat masa depan Anda.
Lihatlah, berbagai hal positif saat Anda bisa menjaga komitmen Anda, bahkan saat Anda sedang diuji sekalipun. Keutungan ganda Anda dapatkan. Jadi, Anda tak perlu ragu maupun takut. Mulailah pilih pilihan bijaksana Anda dan tetapkan motivasi agar anda bisa melaluinya. Maka Anda niscaya berhasil.