1. Kelahiran (Natalitas)

1. Kelahiran (Natalitas)

Berbicara soal pertumbuhan penduduk , baik itu di tanah air maupun secara dunia nan mendunia, tidak akan terlepas dari dinamika penduduk di tanah air maupun global tersebut. Dinamika di sini berarti bahwa penduduk itu tak tidak aktif (diam) sebab selalu terjadi perubahan dalam masyarakat nan membuat terminologi penduduk itu selalu dinamis.

Pertumbuhan penduduk juga selalu dikait-kaitkan dengan populasi atau sekumpulan manusia nan membentuk masyarakatnya sendiri. Baik itu berskala kecil dalam lingkup keluarga, lingkungan di sekitar keluarga, hingga lingkungan dalam lingkup nan lebih luas lagi, yaitu negara atau dunia. Tak heran, jika kemudian ada ilmu spesifik nan membahas soal pertumbuhan penduduk ini nan disebut dengan demografi.

Secara teoretis, demografi ialah ilmu nan mempelajari dinamika atau pertumbuhan penduduk. Pembahasannya meliputi ukuran, struktur, distribusi, dan jumlah penduduk nan selalu berubah-ubah setiap waktu. Perubahan tersebut dihubung-hubungkan dengan adanya kelahiran, kematian, migrasi, dan penuaan penduduknya.

Selanjutnya, analisis mendalam dalam demografi ini, dikait-kaitkan dinamika penduduk kepada surat keterangan eksklusif secara spesifik nan meliputi pendidikan, agama, kewarganegaraan, atau etnik tertentu.

Adalah Thomas Robert Malthus (1776-1834), seorang berkebangsaan Inggris nan dikenal dengan dedikasinya terhadap global demografi sehingga dia dikatakan sebagai salah satu ahli demografi dunia. Prinsip keilmuan nan dipegang oleh Malthus tidak jauh dari kepercayaan keilmuan nan dianut oleh sang ayah, nan kala itu bersahabat erat seorang pakar ilmu filsafat bernama Jean-Jacques Rousseau.

Dia mendapat pengaruh kuat dari sang ayah tersebut. Sehingga tidak heran, pendapatnya secara generik berupa respon positif terhadap asumsi nan dimiliki oleh sang ayah terhadap ilmu kependudukan tersebut. Selanjutnya, pemikiran kritis Malthus dituangkan ke dalam bentuk tulisan berupa esai nan diberi judul “ An Essay on the Principle of Population ”.



Kepadatan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi pula oleh kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk itu sendiri bisa ditentukan dengan cara membagi jumlah penduduk di suatu wilayah eksklusif dengan luas huma nan tersedia buat penduduk di suatu wilayah tersebut. Beberapa negara nan masuk ke dalam kategori negara dengan kepadatan penduduk nan tinggi ialah Jepang, Monako, Singapura, Banglades, Vatikan, dan Malta.

Negara-negara tersebut termasuk ke dalam kategori negara-negara kecil: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Sementara Jepang dan Banglades termasuk kategori negara besar. Ukuran tersebut tentunya dikait-kaitkan dengan luas wilayah negara masing-masing.

Kepadatan penduduk nan berperan krusial dalam pertumbuhan penduduk bisa digambarkan dalam bentuk bagan nan disebut dengan piramida penduduk. Bagan ini menjelaskan detail pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, dari bagan ini bisa diambil konklusi buat tindakan selanjutnya dampak kepadatan penduduk tersebut dalam bentuk pengendalian jumah penduduk.

Sebuah forum sensus global di Amerika Perkumpulan melakukan perkiraan terhadap kepadatan penduduk dunia. Diperkirakan, dari jumlah seluruh penduduk nan ada di dunia, yaitu sekitar 6,5 miliar, sebanyak 4 miliar dari penduduk tersebut berada di Asia.

Dengan demikian, tidak heran jika kemudian dinyatakan bahwa 7 dari 10 negara terpadat di global berada di Asia pula. Dengan urutan: Cina, India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, Pakistan, Banglades, Rusia, Nigeria, dan Jepang. Pendataan terakhir nan dilakukan pada 2012, menyatakan bahwa penduduk global sekarang ini telah mencapai 7 miliar banyaknya.



Aspek-Aspek nan Mempengaruhi Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk ini, nan punya andil krusial terhadap pertumbuhan penduduk, dipengaruhi oleh aspek-aspek berikut ini.



1. Kelahiran (Natalitas)

Aspek kelahiran merupakan hal krusial nan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, pengendalian aspek ini sangat perlu buat dilakukan agar tak terjadi ledakan jumlah penduduk dalam suatu wilayah tertentu. Pengendalian kelahiran secara langsung akan berpengaruh kepada pengendalian jumlah penduduk .

Caranya, antara lain dengan melakukan propaganda buat memiliki keluarga kecil senang dengan dua anak cukup (dilakukan di Indonesia dengan program Keluarga Berencana-nya). Di Cina, dilakukan pula propaganda nan sama, tetapi membatasi hanya satu anak saja. Sehingga akibat negatifnya banyak dilakukan pembunuhan dan aksi aborsi dalam masyarakat.



2. Kematian (Mortalitas)

Aspek kematian merupakan hal krusial lainnya nan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan penduduk. Jika aspek ini berlangsung secara alamiah dan cukup tinggi, bisa menjadi tolok ukur terhadap ukuran kesehatan masyarakat: apakah terjadi endemi penyakit nan menjangkiti penduduk dalam suatu wilayah eksklusif atau tidak. Akan tetapi, tidak akan menjadikan tolok-ukur apapun, jika aspek ini berlangsung tak terlalu tinggi intensitasnya.

Peperangan dan endemi dapat menjadi penyebab tingginya taraf kematian dalam suatu wilayah tertentu. Misalnya, banyaknya peperangan saudara pada daerah-daerah pecahan Rusia atau endemi pes nan pernah melanda Eropa. Yang mengakibatkan kematian penduduk dalam jumlah nan sangat besar. Selain itu, proses pembersihan etnis nan banyak dilakukan di Afrika juga menjadi penyebab tingginya taraf kematian di suatu negara.

Akan tetapi, situasi normal nan paling mungkin terjadi dari pertumbuhan penduduk nan diakibatkan oleh adanya kematian ini ialah berkaitan dengan kematian wajar. Kematian tersebut antara lain dampak adanya penyakit, persalinan, atau taraf kejahatan. Ada hal nan tak beres, jika taraf kematian dampak ketiganya begitu tinggi sehingga perlu dilakukan pembenahan wahana dan prasarana penunjangnya.

Bagan kepadatan penduduk nan disebut piramida penduduk tadi erat pula kaitannya dengan taraf kematian penduduk ini. Sebuah negara dengan taraf kematian bayi nan rendah dikatakan memiliki asa hayati nan tinggi sebab mayoritas penduduknya hayati hingga usia tua. Kemudian, kondisi tersebut digambarkan dalam bagan (piramida penduduk) nan berbentuk kotak (persegi).

Sebaliknya, negara nan memiliki taraf kematian bayi nan tinggi dikatakan memiliki asa hayati nan rendah sebab punya risiko kematian nan tinggi. Kondisi ini digambarkan dalam bagan (piramida penduduk) berupa genta (lonceng).



3. Migrasi

Aspek migrasi merupakan hal terakhir nan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, aspek ini perlu dilakukan pula pengendalian pada aspek ini agar tak terjadi ledakan jumlah penduduk nan tidak dikehendaki dalam suatu wilayah tertentu.

Sejarah mencatat, migrasi besar-besaran dilakukan dahulu sebab adanya modernisasi dan peperangan. Artinya, migrasi tersebut dilakukan buat mendapatkan atau mencari asa baru di loka lain nan memberikan asa hayati dan kemakmuran lebih tinggi. Perkembangan zaman kemudian menyatakan bahwa migrasi tersebut harus dikendalikan sebab adanya batas-batas wilayah nan semakin jelas.

Pengendalian aspek migrasi dilakukan dengan memberlakukan kebijakan politik dalam suatu wilayah tertentu. Sehingga penduduk di daerah lainnya tak dapat dengan mudah melakukan migrasi ke wilayah tersebut. Demikian pula, kebijakan politik tersebut diberlakukan agar penduduk dalam wilayah tersebut tidak mudah pula melakukan migrasi ke wilayah lainnya.

Secara umum, migrasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Imigrasi, perpindahan penduduk suatu negara menuju negara lainnya dalam kurun waktu eksklusif sehingga penduduk tersebut menetap di negara baru nan ditempatinya kemudian. Alasan terjadinya jenis migrasi ini antara lain, pendidikan, profesi, atau pernikahan. Penduduk nan melakukan migrasi jenis ini biasa disebut dengan imigran.
  2. Emigrasi, perpindahan penduduk suatu negara dari negara lainnya dalam kurun waktu eksklusif sehingga selanjutnya penduduk tersebut menetap di negara baru nan ditempatinya. Seperti halnya pada imigrasi, alasan terjadinya jenis migrasi ini antara lain, pendidikan, profesi, atau pernikahan. Penduduk nan melakukan migrasi jenis ini biasa disebut dengan emigran.

Pertumbuhan penduduk nan terkait dengan dinamika penduduk tadi, tidak hanya menjadi tugas-tugas penyelenggara negara saja. Oleh sebab terkait dengan taraf kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, sebagai anggota masyarakat, kita pun dituntut buat berperan serta mengendalikan pertumbuhan penduduk tersebut.