9 Kebohongan MLM
Pernah mendengar warta tentang kebohongan MLM ? Banyak orang tanpa disadari terjebak dalam janji-janji dan iming-iming hadiah dari MLM. Ternyata, pada kenyataannya tak seindah nan dipromosikan. Belum bekerja saja kita sudah keluar uang. Untuk itu, kita harus waspada pada kebohongan MLM nan sudah banyak beredar di masyrakat. Supaya tak terjebak lagi, kita harus tahu bagaimana sistem MLM sebenarnya.
9 Kebohongan MLM
Untuk mengetahui dan supaya tak terjebak dalam sistem MLM, kita dapat melihat dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
1. Kebohongan Pertama
MLM selalu mengatakan mudahnya mendapatkan uang daripada pekerjaan nan lain. Bisa dikerjakan di rumah dan tak terbatas waktu. Kenyataannya, setiap orang nan mencoba menanamkan kapital niscaya kehilangan uang. Sistem pemasaran nan tak realistis mejadi penyebab primer penanam kapital kehilangan uang.
Penghitungannya seperti ini, jika memerlukan downline dengan jumlah 100 orang buat memperoleh laba, downline kita juga akan membutuhkan 1000 orang buat mendapatkan laba nan sama. Jadi, butuh berapa orang lagi buat kita ajak bergabung supaya sasaran tercapai.
Pihak nan diuntungkan ialah para elite di atas kita. Uang nan masuk ke kantong mereka berasal dari para pecundang nan menjadi downline nya. Mungkin terdengar kasar, tetapi kenyataannya tanpa disadari dengan menjadi downline, kita sudah dipecundangi atasan kita.
Lalu, apa untungnya dengan downline paling bawah? Dialah nan paling menderita sebab tak mendapatkan apa-apa. Terus kalau sistem ini berjalan, mau sampai kapan hingga semua berhasil. Sangat tak mungkin terjadi, sehingga dapat terlihat sistem ini tak berjalan stabil.
2. Kebohongan Kedua
Memasarkan produknya dengan mengunakan sistem jaringan dianggap sebagai cara efektif buat menjual produk ke pembeli. Bahwa pembeli menyukai penjual nan menawarkan produknya dari pintu ke pintu. Kenyataannya, sistem MLM tak praktis buat digunakan sebagai cara buat melakukan penjualan suatu produk.
Penjualan eceran dari konsumen ke konsumen lain dirasa tak produktif. Cara tersebut sudah kadaluarsa. Banyak konsumen malah tak menyukai bila ada orang nan berjualan seperti itu. Karena sudah sering terjadi, barang nan dipasarkan tak sinkron dengan fenomena nan ditawarkan. Sehingga banyak orang nan berhati-hati bila ada penjual walau dengan produk berbeda menjual barangnya.
3. Kebohongan Ketiga
Dengan MLM, semua sistem pemasaran nan lain akan beralih kepada mereka. Segala macam bentuk penjualan akan hilang dan MLM nan palin top. Kenyataannya, MLM ibarat perjudian dengan kedok penjualan . Anda akan diiming-imingi hasil nan besar, padahal kenyataanya harus berusaha keras buat mencapai itu.
MLM bukanlah suatu sistem buat membuat kita kaya secara instan, tetapi usaha keras nan akan membuat orang lain sengsara terutama downline nya. Para downline diberi janji-janji besar bila mampu menjual produknya dengan jumlah besar. Apalagi bagian bawah berusaha ke sana ke mari, sedangkan bagian atas hanya goyang-goyang kaki tinggal menikmati hasilnya. Padahal kenyataannya, tak akan menghasilkan apa-apa bagi dirinya sendiri.
4. Kebohonga Keempat
MLM selalu memberikan semangat kepada anggotanya tentang kebaikan menjadi anggota MLM. MLM merupakan gaya hayati dalam kepuasan. Kenyataannya, MLM selalu memberikan promo-promo menarik terkait dengan usahanya. Karakteristik materialisme sangat inheren terlihat dari berbagai iklan dan presentasi nan sering ada dalam seminar nan diadakannya.
MLM menawarkan berbagai janji tentang kemewahan dan kekayaan nan akan kita peroleh bila menjadi anggotanya. MLM berjanji akan memberikan banyak insentif bila sukses melakukan penjualan dengan sasaran sekian. Juga bila mempunyai downline dengan jumlah sekian, akan naik peringkat. Padahal kenyataannya, kita selalu dibelokkan sinkron dengan keinginan mereka dalam melakukan penjualan. Anda pribadi dan aspirasi seseorang akan berbalik tak sinkron lagi dengan dirinya sendiri.
5. Kebohongan Kelima
Dengan bergabung dalam MLM, seperti menemukan spirit dan kepercayaan nan baru. Kenyataannya, dengan bergabung dalam MLM , para anggota akan masuk dalam komunitas kerohanian. Dengan prinsip-prinsip menyebarkan semangat kerohanian, terutama dalam ajaran Kristianai.
Lalu, bagaimana dengan kita nan beragama Islam? Kita akan terseret lebih jauh dalam jebakan mereka. MLM mengatakan bahwa dengan berusaha kaya mengunakan sistem MLM sama dengan melakukan pekerjaan rohani. MLM telah menyesatkan banyak orang dengan berbagai dogma dan pengajaran, bagaimana menjadi kaya dengan bergabung dengan mereka.
Hal nan perlu diwaspadai bila suatu organisasi di bawah payung bendera MLM, sebaiknya berhati-hati. Padahal semua itu hanya kedok mereka buat menarik orang dari berbagai komunitas Agama. Bila kenyataannya tak dapat melakukan penjualan sinkron target, kita akan ditinggalkan sebab tak sinkron dengan asa mereka.
6. Kebohongan Keenam
MLM selalu menanamkan kerangka berpikir bahwa bergabung dalam MLM mereka akan sukses. Segala sesuatu di sekitar kita, baik teman dan saudara ialah prospek bisnis. Kenyataannya, bahwa nan mereka katakan tentang teman dan keluarga merupakan rekanan binis kita nan krusial tak sinkron dengan kenyataan. Malah dengan cara MLM, kita akan bsia menghancurkan segala hubungan.
Dengan cara tersebut, pada kenyataannya, akan menghancurkan jiwa sosial orang tersebut. Pada kenyataanya, interaksi nan sudah hancur dampak dari bisnis MLM sulit buat utuh kembali, sebab banyak pengalaman seperti itu di masyarakat.
7. Kebohongan Ketujuh
MLM bisa dikerjakan di waktu luang. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu, santai ,dan dapat dilakukan setiap saat. Dengan meluangkan waktu beberapa jam akan mendapatkan pemasukan nan besar dan kita tak perlu lagi bekerja bila memiliki anggota nan banyak.
Padahal kenyataanya, kita banyak berkorban waktu dan biaya nan tak sedikit. Bukannya mendapat hasil nan besar, malah kita menjadi merugi besar. Pada kenyataannya, waktu luang nan dikatakan mereka tak ada. Kita harus mengejar sasaran penjualan supaya sukses naik ketingkat nan dipromosikan.
MLM juga akan banyak menyedot waktu seseorang dan mendominasi mereka dalam kehidupan konkret mereka. Mereka tak dapat lepas dari lingkaran MLM, sebab secara tak langsung sudah masuk ke dalam perangkap. Kita menjadi terasing dengan lingkungan sekitar sebab sibuk mencari global dalam MLM.
8. Kebohongan Kedelapan
Dengan bergabung MLM, maka jiwa kita menjadi bebas dan positif dalam kehidupan. Kenyataannya, MLM merupakan bisnis nan berjalan di atas kesengsaraan orang. Banyak hal negatif nan menyertainya. Secara tak langsung menyuruh kita melakukan berbagai cara buat mencapai sasaran penjualan.
MLM juga mencuci otak downline nya dengan mengatakan berbagai sistem penjulan di luar sana tak efektif dan tak ada artinya. MLM mengatakan, dengan bekerja menjadi karyawan di luar sana, sama dengan diperbudak. Padahal kenyataanya, anggota MLM ialah budak bagi atasan mereka tanpa mereka sadari.
MLM menyatakan bahwa cara penjualan mereka ialah nan terbaik. MLM berusaha menyesatkan anggotanya dengan banyak mengatakan dan menurunkan semangat mereka buat bekerja di luar sana. Sudah jelas, kalau MLM merupakan bisnis nan sehat dan baik, tak akan melakukan hal tersebut.
9. Kebohongan Kesembilan
MLM merupakan bisnis berdikari dan nan terbaik buat dipilih. Kenyataanya dalam bisnis MLM, kita sama sekali tak mandiri. Kita dikejar sasaran buat atasan kita. Kita masih membutuhkan orang lain sebagai downline kita. Dalam suatu anggota MLM, kita tak diperbolehkan buat ikut bisnis nan lain. Bahkan, mereka juga melarang kita buat ikut bisnis MLM nan lain. MLM juga dapat memutuskan keanggotaan secara sepihak bila kita tak sinkron dengan visi mereka. Keanggotaan atau downline kita akan diambil oleh atasan kita.
Inilah dari sekian banyak kebohongan MLM. Bila tak waspada, kita akan terjebak dalam janji-janji manis, padahal kenyataanya tak semanis nan diharapkan.