Tata Cara Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah sangat krusial bagi keberlangsungan kehidupan masa kini dan masa depan. Kehidupan masa lalu tak berbeda dengan kehidupan masa kini dan masa nan akan datang.
Perbedaan nan ada hanyalah pada tata cara, tata guna, tata letak dan tata pikir saja. Tapi bahwa manusia berusaha buat membuat hayati mereka lebih mudah, lebih cepat, lebih makmur, lebih segalanya ialah sifat dasar manusia dari awal penciptaannya.
Banyak hal nan bisa dipelajari dari sejarah. Bukankah Al-Qur’an berisikan sejarah orang-orang masa lalu nan diharapkan menjadi pelajaran nan sangat berharga bagi kehidupan orang-orang setelahnya. Dengan mengetahui karena dampak nan telah terjadi, orang-orang masa kini diharapkan tak mengulangi kesalahan nan sama sehingga sejarah buruk tidak berulang.
Besarnya kegunaan mempelajari sejarah itulah nan membuat para sejarawan berusaha membuat penulisan sejarah lebih sistematik, fokus, dan penuh hikmah. Sejarah tak hanya berisi nama, tanggal kejadian, loka kejadian, tapi juga makna dibalik suatu kejadian.
Selain makna kejadian, lewat penulisan sejarah nan baik, para arsitek bisa mempelajari seni dan teknologi bangunan di masa lampau. Lihatlah Borobudur. Suatu teknologi luar biasa hebat pada masanya. Lihatlah juga gaya Belanda merancang tata letak kota dan bangunan khas buat daerah tropis.
Semua informasi itu dapat dijadikan bahan renungan dan bahan acuan sebelum membangun sesuatu. Aneka ragam kuliner nan sangat menyehatkan juga banyak didapatkan dari tulisan mengenai sejarah makanan dan minuman nusantara. Berbagai teknik penyembuhan penyakit juga dapat didapatkan dari hasil penulisan sejarah nan sudah sangat spesifik.
Penulisan sejarah tentang pemerintahan dan politiklah nan sering kali menimbulkan polemik dan kontroversi. Setiap pelaku sejarah inginnya menjadi pemenang dalam sejarah. Mereka membuat diri mereka seolah menajadi pahlawan satu-satunya dan orang lain ialah penjahat perangnya. Penulisan buku sejarah seperti ini ialah pembalikan fakta nan sangat menyesatkan dan menjadi rekaan berkepanjangan.
Bila penulisan buku sejarah itu benar, maka prediksi masa depan pun dapat dilakukan. Prediksi ini memungkinkan kehidupan masa kini digunakan buat mengantisipasi segala sesuatu nan mungkin akan terjadi. Misalnya, prediksi letusan gunung Merapi. Informasi siklus 100 tahunan didapatkan dari mempelajari sejarah.
Dari informasi itu para pakar kegunungapian bisa memperkirakan kapan harus menaikan status gunung paling aktif dan paling berbahaya di Indonesia tersebut. Atau bila mempunyai pemimpin dengan gaya kepemimpinan nan mirip dengan pemimpin di masa lalu, maka prediksi keberhasilan bisa diperkirakan.
Dengan kata lain, penulisan sejarah nan sahih bisa dijadikan bahan guna memprediksi kehidupan masa depan. Dengan memprediksi kemungkinan nan ada, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik. Tentunya prediksi ini tak sama dengan ramalan gaya perdukunan.
Tujuan dari Penulisan Sejarah
Apa itu sejarah? Sejarah ialah suatu peristiwa nan terjadi di masa lalu nan terkadang punya pengaruh pada kehidupan masa kini dan mungkin pada masa nan akan datang. Agar suatu kejadian masa lalu dapat diketahui oleh masyarakat sekarang atau generasi nan akan datang, maka diperlukan data. Kegiatan pengumpulan data pada beberapa kejadian atau peristiwa ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya ialah lewat penulisan sejarah .
Penulisan sejarah itu sangat penting, terutama bagi generasi sekarang dan nan akan datang. Karena dari sejarahlah kita dapat mendapat pelajaran nan sangat berguna buat menjalani kehidupan di masa kini maupun buat besok. Dari sebuah sejarah nan bagus kita dapat menirunya, kemudian dari sejarah nan kelam kita dapat berusaha buat menghindari agar sejarah tersebut tak akan terulang lagi.
Banyak hal nan dapat kita dapatkan dari catatan sejarah ini, salah satunya ialah kita menjadi tahu berbagai peristiwa krusial nan terjadi di masa lalu. Catatan sejarah menjadi sebuah surat keterangan nan dapat dipercaya buat mendukung sebuah fata dan data. Oleh sebab itu penulisan nan baik dalam mendokumentasikan sejarah ini sangat penting.
Masyarakat di masa nan akan datang juga dapat menggunakan catatan dan dokumentasi sejarah ini sebagai panduan sekaligus pembelajaran dari hal-hal nan negatif dan mendatangkan kerugian. Terutama dalam sebuah negara nan besar, belajar dari sejarah masa lalu sangatlah penting, agar peristiwa getir di masa lalu tak akan terulang lagi di masa nan akan datang.
Teknik Penulisan Sejarah
Membuat tulisan sejarah itu bukan pekerjaan nan gampang. Semua penulis atau pakar sejarah niscaya ingin buku sejarah nan ditulisnya mampu menggambarkan kejadian masa lalu secara lengkap dan detail. Namun keinginan tersebut tak mungkin dapat dipenuhi. Karena cerita sejarah nan ditulisnya selalu ada nan kurang sehingga perlu pemugaran lagi. Ini terjadi secara terus menerus. Apalagi bila dari masing-masing pakar sejarah itu punya pendapat nan berlainan terhadap suatu peristiwa nan terjadi pada masa lampau.
Namun meski ada disparitas pendapat, itu bukan berarti setiap penulis buku sejarah boleh memberi tafsiran sinkron dengan pendapat pribadi dari penulis itu. Ada suatu prinsip atau anggaran nan memberi batas terhadap kebebasan penulis buat memberi pendapat. Karena pendapat nan ditulisnya tetap harus berdasarkan fakta kejadian nan sebenarnya. Ini dapat diketahui dengan cara mencari informasi sebanyak mungkin sehingga sejarah nan mau ditulis dapat teruji kebenarannya. Jadi tak boleh mengandalkan isu atau dugaan saja.
Dalam membuat catatan sejarah ini diperlukan teknik penulisan khusus. Teknik spesifik ini dilakukan buat membuat catatan sejarah nan sistematis dan akurat. Harus diperhatikan betul antar peristiwa nan terjadi, bagaimana peristiwa sejarah itu dapat terjadi dan hal-hal dibelakangnya. Sekalipun pernah memiliki catatan kelam, namanya sejarah tak dapat disembunyikan. Negara nan bijaksana ialah negara nan tak menyembunyikan sesuatu pun pada rakyatnya.
Ada dispensasi spesifik dalam pencatatan sejarah ini nan harus diperhatikan. Salah satunya ialah peristiwa krusial nan menyangkut harga wafat sebuah kedaulatan. Terkadang sikap buat menyembunyikan kebenaran dapat menyelamatkan banyak pihak, demikian halnya dengan sejarah. Namun, bukan berarti catatan sejarah boleh kita modifikasi, hanya saja tak ditampilkan secara vulgar.
Coba saja kita perhatikan naskah nan memuat catatan sejarah atau kompendium sejarah dengan naskah buku umum. Kedua aliran naskah tersebut dibuat dengan menggunakan teknik penulisan nan berbeda. Itu dapat kita lihat dari penyampaian dan gaya bahasa nan digunakan. Dalam penulisan buku sejarah, cenderung menggunakan teknik penulisan langsung.
Tata Cara Penulisan Sejarah
Ketika mau menulis buku sejarah, kita perlu memerlukan tahapan-tahapan nan harus dilakukan secara berurutan dan tak boleh ada satupun nan dilewati. Tujuannya agar hasil penulisan sejarah itu dapat menjadi buku nan isinya bukan saja lengkap, namun juga sinkron dengan fakta nan terjadi sebenarnya. Ini sekaligus buat menghindari kesalahan sebab dapat bercampur dengan dugaan atau sekadar pendapat nan bersifat subyektif saja.
Untuk membuat sebuah catatan atau penulisan buku sejarah tidaklah mudah. Dibutuhkan tata cara spesifik buat membukukannya. Jika dalam penulisan buku ilmiah atau generik ada sistematika penulisan, nah dalam penulisan buku sejarah pun demikian. Untuk membuat sebuah catatan sejarah atau penulisan buku sejarah, diperlukan tahapan-tahapan khusus. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1. Heuristik
Yaitu termin permulaan di mana seorang penulis sejarah sebelum mulai menulis harus melakukan pencarian data nan sinkron dengan tema nan mau diteliti dan akan dibuat dalam bentuk tulisan atau buku.
2. Kritik
Yaitu termin nan dilakukan setelah menemukan banyak data dan sumber-sumber informasi nan berhubungan tulisan sejarah nan mau dibuat. Pada termin ini penulis harus bisa melakukan pemisahan antara sumber nan memang betul-betul dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan sumber lain nan dalam mengungkap suatu fakta masih meragukan.
3. Historiografi
Setelah melakukan penyaringan data, maka proses penulisan sejarah memasuki termin akhir atau nan disebut dengan hitoriografi. Yaitu mulai membuat tulisan. Pada termin ini penulis buku sejarah juga harus melalui tiga termin lagi, yaitu : penafsiran atau sering disebut interpretasi, kemudian klarifikasi atau eksplanasi dan nan terakhir ialah penyajian atau ekpose.
Itulah beberapa tahapan ketika akan menuliskan catatan sejarah atau penulisan buku sejarah. Penulis setidaknya memperhatikan tahapan-tahapan tersebut guna mendapatkan sebuah penulisan buku sejarah nan andal dan akurat. Informasi nan ada dalam catatan sejarah tersebut sangatlah penting, sehingga kita harus memperhatikan betul tahapan-tahapan di atas.
Banyak hal nan kita dapatkan dari penulisan buku sejarah ini. Salah satunya ialah kita dapat menghargai apa nan telah dilakukan dan diperjuangkan oleh pedahulu kita. Apa nan pernah terjadi di masa lalu betul-betul kita jadikan pelajaran buat mendapatkan kehidupan nan lebih baik lagi. Semoga informasi ini bermanfaat buat Anda!