Bagaimana Pola Kerja Seorang Proofreader?
Adakah lowongan kerja freelance yang cocok buat mahasiswa? Kuliah sambil bekerja biasanya menjadi pilihan sebagian mahasiswa di perguruan tinggi mana pun. Hal ini didasari berbagai motif, seperti mencari tambahan penghasilan atau mencari pengalaman bekerja sebelum lulus kuliah. Namun, para mahasiswa tersebut kerap bingung mencari lowongan kerja nan cocok. Karena pekerjaan sampingan biasanya tak jauh dari hal-hal nan berbau marketing, seperti sales, penjaga warung internet, bisnis MLM, dan lain-lain.
Hampir setiap penerbit, terutama penerbit besar, memiliki proofreader. Istilahnya pun bermacam-macam, seperti edior bahasa, penyunting bahasa, penyelia bahasa, penyelaras bahasa, dan lain-lain. Umumnya, seorang proofreader ialah pekerja lepas ( freelance ) berstatus outsourcing. Dia berada di bawah tanggung jawab editor pimpinan di redaksi penerbit.
Proofreader di setiap penerbit biasanya lulusan perguruan tinggi (sarjana). Namun, tak sedikit penerbit (bahkan penerbit besar, seperti grup Mizan) merekrut mahasiswa menjadi proofreader. Lowongan kerja freelance menjadi proofreader sangat cocok buat mahasiswa pendidikan Bahasa, ilmu Bahasa (linguistik), atau Sastra.
Namun demikian, seseorang dengan keahlian dan pengalaman dalam bidang tulis-menulis atau pernah mengikuti pelatihan editing juga diperbolehkan menjadi proofreader.
Apa Disparitas Editor dan Proofreader?
Seorang editor (penyunting) bertugas menyeleksi naskah nan masuk ke suatu penerbit. Setelah menerimanya, dia lalu melakukan penyuntingan seperlunya terhadap isi naskah. Selain itu, editor juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap nasib naskah itu setelah kelak diterbitkan. Sementara, seorang proofreader mendapatkan tugas dari editor buat melakukan pengecekan terhadap naskah tersebut, menyangkut tata bahasa (unsur gramatika) dan beberapa ketentuan lainnya.
Mesiki demikian ada kalanya, proofreader melakukan job description bagai seorang editor. Kecuali seleksi naskah, proofreader benar-benar mengerjakan naskah mentah dengan tata bahasa dan struktur kalimat nan kacau.
Bagaimana Caranya buat Dapat Menjadi Seorang Proofreader?
Pertama, melamar pekerjaan ke penerbit. Umumnya setiap penerbit (terutama penerbit besar) memiliki proofreader. Lowongan kerja freelance menjadi proofreader bisa dicari melalui media massa atau internet. Bahkan, bila perlu langsung mengirimkan pelaksanaan (surat lamaran) ke penerbit nan dituju. Biasanya, pihak penerbit akan menghubungi pelamar saat mereka membutuhkan proofreader baru atau kekurangan SDM.
Kedua, mengikuti pelatihan editing atau proofreading nan diselenggarakan penerbit. Penerbit besar biasanya menyelenggarakan acara tersebut buat diikuti masyarakat umum, sarjana, atau mahasiswa. Biasanya setelah pelatihan dilaksanakan, akan ada lowongan kerja freelance menjadi proofreader bagi peserta. Penerbit kemudian akan merekrut peserta nan berminat.
Ketiga, memperluas koneksi dengan para editor dan pekerja penerbitan. Tentu, sudah menjadi hal lumrah bahwa lowongan kerja freelance dapat didapat sebab adanya koneksi atau kenalan di perusahaan tertentu. Namun, bukan hal nan jelek saat seseorang mencoba berkenalan dan berhubungan langsung dengan para editor atau pekerja penerbitan. Saat ini, kehadiran teknologi nan canggih, seperti adanya jejaring sosial, mempermudah siapa pun buat saling berhubungan.
Keempat, bagi mahasiswa Jurusan Bahasa, ilmu Bahasa (linguistik), atau Sastra (apa pun, tak hanya Sastra Indonesia), tak ada salahnya mencoba melakukan praktik profesi lapangan (PPL) atau praktik kerja lapangan (PKL) di penerbit. Mahasiswa bisa mengajukan permohonan buat melakukan PPL/PKL di suatu penerbit dengan posisi menjadi proofreader. Tidak jarang, selepas masa PPL/PKL habis, mahasiswa tersebut diberi kesempatan dengan mengisi lowongan kerja freelance buat menjadi proofreader di penerbit tersebut.
Bagaimana Pola Kerja Seorang Proofreader?
Sebagai seorang pengisi lowongan kerja freelance atau dikenal dengan istilah freelancer, proofreader biasanya bekerja berdasarkan pesanan (order) dari seorang editor melalui asisten editor (astor). Proofreader juga dibedakan berdasarkan divisi di penerbit tersebut, misalnya divisi buku anak, remaja, dewasa, umum, keagamaan, komik, dan lain-lain.
Naskah nan perlu di- proofread biasanya berupa hard copy. Namun, kadang-kadang ada juga nan berupa soft copy yang dapat dikirim via e-mail. Seorang proofreader biasanya diberi deadline yang cukup singkat. Untuk naskah sederhana, seperti naskah cerita anak dengan jumlah 100-200 halaman, proofreader bahkan harus menyelesaikannya dalam waktu satu hari saja.
Namun, ada juga nan memberi toleransi hingga dua hari. Untuk mengerjakan naskah nan sederhana, proofreader biasa bekerja di kantor penerbit. Sedangkan, buat naskah nan rumit atau tebal, proofreader dapat membawa pekerjaannya ke rumah masing-masing. Dalam menangani suatu naskah, proofreader biasanya melakukan pengecekan ( proofreading ) dua hingga tiga kali. Setelah pengecekan pertama, seorang proofreader menyerahkan pekerjaannya (naskah nan telah di- proofread ) kepada editor.
Editor lalu menyerahkan naskah itu kepada lay-outer atau setter buat diperbaiki sinkron petunjuk proofreader. Setelah itu, barulah naskah nan telah diperbaiki layouter atau setter diberikan kembali ke proofreader melalui editor. Proses tersebut berlangsung hingga dua atau tiga kali.
Apa nan Perlu Diperhatikan Seorang Proofreader dalam Bekerja?
Karena pekerjaan proofreader berhubungan langsung dengan naskah, maka proofreader harus memiliki ketelitian dalam memperlakukan naskah. Dia harus cermat membaca satu per satu kata dan memperhatikan aspek kebahasaan dalam suatu naskah, seperti ejaan, kebakuan, logika bahasa, dan hal-hal lain nan berhubungan dengan lay-out naskah, seperti nomor halaman, ilutrasi, kesesuaian ilustrasi dengan isi, indeks, dan lain-lain.
Apa Kelengkapan Kerja Seorang Proofreader?
Pengisi lowongan kerja freelance atau freelancer proofreader wajib memiliki kamus bahasa Indonesia (jika naskah itu berbahasa Indonesia) atau kamus asing (jika naskah itu berbahasa asing, seperti Inggris atau Arab). Dia juga memiliki buku pedoman editing dari penerbit loka dia bekerja buat menyamakan marka (tanda) editing, seperti menggaris bawahi nan perlu ditulis miring, mencoret kata bagi nan tak perlu, dan tanda-tanda spesifik lainnya. Selain itu, seorang proofreader juga biasanya memiliki buku pedoman gaya khas (selingkung) penerbit buat menyesuaikan beberapa kata, kalimat, atau istilah spesifik nan dimiliki penerbit.
Berapa Gaji Seorang Proofreader?
Biasanya, pengisi lowongan kerja freelance akan berstatus sebagai karyawan freelance (pekerja lepas) atau outsourcing. Sistem kerjanya berdasarkan order nan diterima. Dengan begitu, mereka mendapatkan bayaran per naskah nan diterima pula.
Umumnya, perhitungannya ialah per halaman naskah, misalnya buat proofreader pemula di Kota Bandung pada kisaran Rp1.250,00/halaman - Rp1.500,00/halaman. Sementara buat proofreader nan sudah profesional dapat diberi "penghargaan" Rp2.500,00/halaman. Tentu, besaran bayaran ini akan terus meningkat sinkron lama kerja seorang proofreader buat penerbit tersebut dan kualitas kerjanya. Besaran harga per halaman juga bergantung pada jenis naskah nan di- proofread.
Naskah anak cenderung lebih tipis dan mudah dibandingkan naskah dewasa nan cenderung tebal dan rumit. Maka harga per halaman buat kedua jenis naskah itu pun berbeda. Sistem pembayaran proofreader biasanya dilakukan dengan cara transfer ke rekening masing-masing. Meski dibayar per naskah, namun proses transfer dilakukan setiap minggu.
Mengapa Mahasiswa Cocok Menjadi Seorang Proofreader?
Lowongan kerja freelance menjadi seorang proofreader merupakan pilihan menarik bagi mahasiswa sebab sistem kerjanya freelance sehingga tak terikat ruang dan waktu, bisa disesuaikan dengan jadwal kuliah. Penerbit-penerbit eksklusif (termasuk penerbit besar) juga biasa merekrut mahasiswa buat menjadi proofreader. Hal nan paling krusial ialah memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang editing atau proofreading.
Penerbit Mana Saja nan Biasa Memerlukan Seorang Proofreader?
Penerbit besar maupun kecil biasanya selalu membuka lowongan kerja freelance buat menjadi proofreader. Penerbit memerlukan seorang proofreader sehingga urusan kebahasaan pada suatu naskah tak dibebankan kepada editor saja. Penerbit nan termasuk grup Mizan (baik di Bandung, Jakarta, atau Yogyakarta) biasanya membuka lowongan kerja freelance menjadi proofreader.
Namun, tak menutup kemungkinan penerbit lain pun melakukan hal nan sama.Nah, itulah sedikit informasi mengenai lowongan kerja freelance menjadi proofreader dan citra pekerjaan seorang proofreader. Tentu, hal ini bisa menjadi pilihan bagi siapa pun nan berminat bekerja di bidang penerbitan, baik lulusan perguruan tinggi maupun masih berstatus mahasiswa. Jadi, tunggu apa lagi. Manfaatkan setiap lowongan kerja freelance buat menambah uang saku Anda.