Mendidik Anak agar Paham Adab Pergaulan dalam Islam

Mendidik Anak agar Paham Adab Pergaulan dalam Islam

Dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman tentang diciptakannya manusia secara berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan agar dapat saling mengenal. Manusia dapat saling mengenal melalui tindakan sosial nan disebut pergaulan. Pergaulan Dalam Islam telah diatur pula oleh Allah, nan difirmankan-Nya dalam sejumlah ayat-ayat kudus Al Quran. Inilah salah satu tanda kesempurnaan ajaran Islam nan mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk soal pergaulan.



Pentingnya Mengetahui Pergaulan dalam Islam

Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial nan tidak mungkin dapat hayati sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan dengan sesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri dan juga lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh aktivitas bermanfaat besar nan melibatkan pergaulan antarmanusia.

Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman nan kokoh akan mudah membuat seorang Muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang. Betapa banyak kejadian tidak bermoral nan membuat kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk konduite menyimpang lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan nan salah dan tak dilandaskan pada kepatuhan terhadap ajaran Al Quran nan mengatur soal pergaulan Islami.

Oleh karenanya, ialah satu hal nan krusial mengtahui metode-metode pergaulan dalam Islam. Bagi sebagian orang nan tak terbiasa dengan tata cara pergaulan dalam Islam ini, mereka niscaya akan merasa canggung atau barang kali malah merasa tertekan sebab pergaulan dalam Islam itu terlihat begitu kaku dan tak seperti pergaulan nan generik ditemui di masyarakat.

Seperti nan diungkapkan terdahulu bahwa adanya tata cara pergaulan dalam Islam itu sebenarnya bukan buat membatasi namun buat menjaga harkat dan prestise manusia itu sendiri agar tak sama dengan tata cara dan tatanan para hewan dalam bergaul. Bila satu tuntunan itu diambil dengan kerendahan hati dan keinginan buat berbakti kepada Ilhai, maka tidak ada satu hal sulit buat mengikuti tuntunan nan baik itu. Terkesan sulit sebab melihatnya dari sisi nafsu dan kepentingan duniawi.

Bila memang belum mampu menjalankan tuntunan nan sebenarnya, jangan ditantang tuntunan itu. Cukup camkan dalam hati bahwa diri akan berusaha sekuat tenaga mengikuti anggaran nan sesungguhnya. Kalau menentang atau bahkan menantang, itulah tanda kesombongan diri di hadapan Sang Kuasa. Tentunya hal ini kurang baik buat kesehatan hati dan kalbu.



Batasan Pergaulan Dalam Islam

Islam mengatur batasan-batasan pergaulan antara lelaki dan perempuan. Batasan-batasan itu tak dibuat buat mengekang kebebasan manusia, namun merupakan salah satu wujud afeksi Allah terhadap umat manusia sebagai makhluk paling mulia.

Sebagai Muslim nan beriman, hendaknya kita senantiasa memerhatikan beberapa adab pergaulan nan diatur dalam Al Quran. Adab-adab itu dibuat buat membuat harkat dan prestise manusia tetap tinggi dimata Allah Swt. Di antara adab-adab pergaulan dalam Islam itu, adalah:

Menutup aurat

Aurat ialah bagian tubuh nan tak boleh ditampakkan kecuali kepada muhrimnya. Wanita maupun pria memiliki batasan-batasan aurat. Spesifik wanita, aurat ibarat perhiasan nan sangat berharga. Ini sinkron firman Allah dalam Al Quran surat An-Nuur ayat 31. Ayat tersebut memerintahkan wanita Muslimah agar tak menampakkan perhiasan (aurat), kecuali kepada suami, ayah, dan beberapa pihak lain nan termasuk dalam pengecualian.

Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang para wanita ber tabaruj . Tabaruj ialah berhias diri secara berlebihan, sehingga mengundang syahwat kaum Adam. Yang termasuk konduite tabaruj juga ialah memakai wangi-wangian nan baunya bisa tercium orang lain di loka umum. Memakai perhiasan (gelang, kalung, dan lain-lain) secara hiperbola dan mencolok mata juga termasuk tabaruj .

Menjaga hubungan antara lelaki dan perempuan

Allah melarang laki-laki dan perempuan nan bukan muhrim buat saling berpandangan secara berlebihan, apalagi saling bersentuhan. Dalam Al Quran surat An-Nuur ayat 31 Allah bahkan secara spesifik mengingatkan kaum lelaki agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya. Artinya, tidaklah temasuk lelaki beriman jika matanya suka jelalatan dan bergonta-ganti pasangan seperti berganti pakaian.

Pandangan mata secara hiperbola serta persentuhan antara lelaki dan perempuan nan bukan muhrim juga dapat menimbulkan zina. Buka Al Quran surat Al-Isra’ ayat 32. Dalam ayat ini Allah melarang kita mendekati zina, sebab zina ialah perbuatan nan sangat keji. Pandangan mata dan persentuhan tubuh ialah salah satu tindakan mendekati zina. Jika mendekati zina saja haram dan mendapat embargo keras, Anda tentu dapat menyimpulkan sendiri, betapa berdosanya perbuatan zina nan sekarang demikian merajalela dan dilakukan manusia tanpa rasa bersalah!

Menjaga aurat suara

Baik perempuan atau laki-laki, hendaknya tak mengeluarkan kata-kata secara mesra atau hiperbola kepada versus jenis selain istri atau suaminya. Hal ini tertuang dalam firman Allah swt., Al Quran Surat Al-Ahzaab ayat 32. Dalam ayat ini, secara spesifik Allah mengingatkan istri-istri Nabi agar jangan melembutkan suara ketika bicara sehingga membangkitkan nafsu lelaki nan mendengarnya.

Walaupun ayat tersebut ditujukan kepada para istri Nabi, tidak ada salahnya kita meneladani ajaran Al Quran nan selalu memiliki hikmah tersendiri bagi pengikutnya. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa ayat tersebut juga berlaku buat wanita biasa.

Larangan berdua-duaan (berkhalwat)

Allah swt. melarang laki-laki dan perempuan nan bukan muhrimnya saling berdua-duaan, kecuali disertai mahramnya atau orang ketiga. Menurut Rasulullah saw., jika lelaki dan perempuan berdua-duaan, maka akan muncul pihak ketiga, yakni setan. Apa akibatnya jika setan ikut “nimbrung” di antara dua manusia nan berlainan jenis? Anda tentu sudah tahu jawabannya, bukan?

Demikian beberapa adab pergaulan dalam Islam nan harus diperhatikan setiap umat Islam nan mengaku beriman. Islam tidak pernah melarang pergaulan dengan siapa pun. Berteman bahkan sangat dianjurkan sebagai upaya meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Yang dilarang ialah pergaulan secara bebas antara lelaki dan perempuan nan bukan muhrim. Pergaulan nan tak mematuhi norma-norma agama.



Mendidik Anak agar Paham Adab Pergaulan dalam Islam

Semakin maraknya pendirian berbagai sekolah bernapaskan Islam merupakan salah satu hal nan baik dan harus disambut dengan tangan terbuka. Sekolah-sekolah itu diharapkan akan memberikan pengetahuan dan mendidik para generasi Islam dengan lebih baik. Generasi nan paham kedudukan dan martabatnya sebagai manusia. Generasi nan mengerti bahwa mereka ialah khalifah di bumi. Sebagai khlaifah mereka harus berwibawa dengan membawa panji-panji keislaman termasuk memahami bagaimana adab pergaulan dalam Islam.

Jangan sampai generasi Islam malah terserabut dari pengetahuan tentang pergaulan dalam Islam. Kalau mereka tak mengetahui hal tersebut, bagaimana mereka dapat menjadi generasi nan diharapkan akan menjadi pemimpin dimasa depan. Pemimpin nan tahu bagaimana menghargai orang lain dan bagaimana memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya. Pemimpin nan tak paham adab tak akan menjadi pemimpin nan baik. Pemimpin nan tak baik pastilah tak akan dapat membawa satu bangsa menjadi bangsa nan dihormati dan dihargai oleh orang lain nan berasal dari berbagai bangsa.

Tata cara mendidik anak agar mampu memahami pergaulan dalam Islam memang harus dilakukan secara dini. Tidak harus banyak teori terlebih dahulu. Cukup dengan membiasakan anak masuk ke dalam pergaulan dalam Islam. Dengan demikian, mereka tak akan merasa bahwa apa nan mereka lakukan merupakan sesuatu nan sulit sebab memang pergaulan dalam Islam itu telah menjadi bagian dari hayati mereka. Mereka hayati seperti itu.

Kalau di sekolah telah dididik seperti itu, di rumah tentunya seperti itu juga. Anak-anak hayati dalam pergaulan dalam Islam nan berlaku di rumahnya masing-masing. Misalnya, mereka tahu bagaimana berlaku terhadap ibu, nenek, tamu nan datang ke rumahnya, dan hal-hal lainnya. Kebiasaan itu akan mendarah daging. Ketika Norma telah mendarah daging, biasanya hal itu akan menjadi bagian dari kepribadian anak-anak.

Kalau anak-anak telah mempunyai kepribadian nan islami, diharapkan mereka akan tumbuh menjadi manusia nan dewasa dengan pemahaman tentang bagaimana beryndak-tanduk di dalam maupun di luar rumah, di sekolah, dan di tengah masyarakat. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi nan kokoh nan mempunyai prinsip hayati nan tidak mudah goyah. Kalau semua anak Indonesia telah mempunyai kepribadian nan hebat, mereka niscaya akan menjadi cermin bagi orang lain buat berbuat seperti mereka. Dengan demikian, pergaulan dalam Islam itu dapat termasyarakatkan tanpa harus memakan biaya nan mahal dan juga tidak harus dikampanyekan sebab semua umat Islam telah berbuat sinkron dengan tatanan dan tuntunan pergaulan dalam Islam.