Beberapa Motif Batik Cirebon
Untuk Anda nan tinggal di daerah Jawa barat mungkin sudah sangat mengenal batik cirebon . Batik pesisir ini merupakan salah satu hasil peleburan budaya serta akibat adanya penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunung jati pada abad ke 16.
Batik Cirebon dan Sejarah Batik
Sebelum mengenal batik cirebon, kita harus mengetahui sedikit sejarah tentang batik. Batik sendiri pada awalnya tumbuh dan berkembang di pulau Jawa, terutama daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada saat zaman kerajaan Sriwijaya maupun kerajaan Majapahit, pakaian batik menjadi penanda kelas sosial dalam masyarakat. Biasanya pakaian batik digunakan oleh raja, bangsawan dan para keluarganya.
Jika kita jajak lebih jauh, apa sebenarnya nan dimaksud dengan batik? Menurut asal katanya nan berasal dari bahasa Jawa, kata batik terdiri atas dua kata, yaitu amba dan titik. Kata “amba“ bisa diartikan “menulis“ atau “lebar“, sedangkan “titik“ berarti “titik“. Untuk itu, batik bisa diartikan sebagai “menulis titik-titik di atas sesuatu nan lebar”. Sejarah tersebut mendasari terciptanya batik cirebon.
Hebatnya, berdasarkan cerita dan penelitian para sejarahwan, batik telah ada semenjak zaman pra sejarah. Namun tentu saja berbeda dengan batik nan ada saat ini. Batik saat itu hanya berupa motif tulisan atau lukisan. Medianya pun bukan dari kain, akan tetapi dibuat di atas daun lontar, batu, dan kayu. Keberadaan batik cirebon di masyarakat kurang lebih juga sudah sangat lama.
Zaman ketika itu dikenal sebagai periode “pra batik” sebab masih belum digunakan di atas kain. Pada akhirnya, saat memasuki zaman sejarah, dan manusia mengenal kain, ketika itulah batik mulai berkembang hingga ke beberapa daerah termasuk Cirebon, hingga dikenal batik cirebon seperti saat ini.
Seiring perkembangan zaman, dengan pembuatan batik pada sehelai kain, maka batik bisa diartikan sebagai sebuah cara buat membuat bahan pakaian. Batik di sini mengacu kepada dua hal, yaitu teknik dalam mewarnai kain menggunakan malam buat mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Batik cirebon pun dikenai hal nan sama.
Teknik tersebut dikenal sebagai wax-resist dyeing . Pengertian lainnya ialah batik sebagai baju nan dibuat dengan menggunakan teknik wax-resist dyeing , termasuk dalam penggunaan motif-motif eksklusif nan memiliki karakteristik khas. Teknik tersebut juga berlaku pada batik cirebon.
Tahukah Anda, siapa nan pertama kali mengenalkan batik kepada dunia? Tentu saja Presiden Soeharto. Pada saat itu Presiden Soeharto memakai batik ketika menghadiri Konferensi PBB, agar para petinggi global itu mengetahui bahwa batik ialah salah satu warisan budaya antik Indonesia nan terlahir di Pulau Jawa. Termasuk batik cirebon.
Batik nan sejak saat itu hingga kini mengalami perjalanan panjang dalam perkembangannya, dan mengalami berbagai permasalahan, hingga perebutan kepemilikan dengan dengan Malaysia, akhirnya tanggal 2 Oktober 2009, ditetapkan sebagai Warisan Humanisme buat Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Berkaitan dengan mulut and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Termasuk batik cirebon ini.
Sejarah Batik Cirebon
Batik cirebon sendiri mulai berkembang pada abad ke 16, ketika Sunan Gunung Jati melakukan penyebaran Agama Islam di Cirebon. Cirebon nan ketika itu bernama Pelabuhan Muara Jati menjadi persinggahan oleh beberapa pedagang nan berasal dari berbagai tempat, baik pedagang dari Jawa, maupun pedagang asing seperti India, Persia, Cina dan Arab.
Dari pengenalan mereka dan pertukaran barang nan dilakukan, maka terjadilah proses pertukaran budaya nan disebut sebagai asimilasi. Asimilasi itu juga mendapat pengaruh dari ajaran agama Islam, sehingga membentuk budaya baru nan sangat menarik, dan terciptalah batik cirebon nan motif dan coraknya berbeda dengan batik jawa pada umumnya.
Salah satu batik cirebon nan lahir kala itu ialah batik cirebon karya Ki Buyut Trusmi. Sebagai salah satu pemuka agama Islam, Ki Buyut Trusmi juga memiliki peran dalam membantu Sunan Gunung buat menyebarkan ajaran Agama Islam di desa Trusmi. Ki Buyut Trusmi sangat terampil dalam membatik.
Untuk memperlancar proses pendekatan kepada para penduduk, ia mengajarkan penduduk setempat cara menjahit. Tentunya antusiasme penduduk ini menjadikan desa Trusmi sebagai sentra batik cirebon di Pelabuhan Muara Jatim dan menjadi terkenal sebagai “kampung batik” hingga saat ini.
Batik cirebon dikenal juga sebagai batik pesisir. Sebagai daerah pesisir dengan asimilasi dan akulturasi dari berbagai kebudayaan, membuat batik cirebon ini sangat berbeda berbeda dengan batik di daerah lainnya. Tentunya hal itu diakibatkan adanya pengaruh dari karakter para penduduknya.
Biasanya, penduduk pesisir pantai utara Pulau Jawa memiliki karakter nan terbuka serta tak sulit dalam menerima pengaruh asing. Sebagai daerah pelabuhan, sudah sangat lazim jika daerah nan sering disinggahi pedagang asing, akhirnya menyebabkan adanya pernikahan antara penduduk orisinil dan pendatang, sehingga pengaruh dari luar ini sangat kental diterima. Hal itu juga bisa diamati dari warna-warna batik cirebon nan lebih atraktif dan memiliki banyak rona serta corak.
Beberapa Motif Batik Cirebon
Batik Cirebon hingga saat ini memiliki perkembangan nan cukup besar. Hal itu bisa dilihat dari adanya penghargaan upakarti pada 2009 nan diberikan kepada salah satu kelompok, sebagai jasa pelestarian bidang industri usaha batik cirebon .
Kelompok tersebut bernama Katura, nan memang terbilang cukup lama menggeluti usaha pembuatan batik cirebon. Agar lebih mengenal Batik cirebon, mari kita sedikit mengenal beberapa motifnya.
1. Motif Batik Cirebon - Batik Mega Mendung
Ini dia motif batik cirebon nan banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan China, bisa dilihat dari adanya garis-garis awan dalam motifnya nan merupakan adaptasi dari motif china. Akan tetapi, motif Mega mendung memiliki karakteristik khas tersendiri, bentuk garis-garis awannya ada nan berbentuk lonjong, lancip dan segitiga.
Awannya pun membentuk gumpalan, sehingga terlihat sebagai bingkai pada gambar utama. Untuk rona dasar pada batik cirebon motif Mega Mendung ini, biasanya berwarna putih dengan mega atau awan nan berwarna ungu, merah, biru, hitam, dan kuning.
Dengan motifnya nan unik, maka batik ini menjadi salah satu karakteristik khas batik cirebon, dan sangat sporadis didapatkan di loka lain. Sebenarnya motif Mega Mendung ini diciptakan oleh pangeran Cakrabuana dan telah ada semenjak zaman kerajaan Cirebon sejak abad ke 16 hingga 17, serta menjadi baju keluarga kerajaan.
2. Motif Batik Cirebon - Mega Mendung Kupu-kupu
Motif Mega Mendung Kupu-kupu pada batik cirebon ini hampir sama seperti motif mega mendung sebelumnya. Perbedaannya hanya pada adanya gambar kupu-kupu di sebelah awan. Batik tulis Mega Mendung Kupu ini biasnya memiliki gradasi berbagai rona seperti biru dongker, merah marun, hijau, dan ungu.
3. Motif Batik Cirebon - Motif Kupu-kupu
Biasanya motif batik cirebon ini bergambar kupu-kupu seperti namanya. Motif ini menggambarkan keceriaan dengan beberapa pilihan rona seperti gradasi hijau dan ungu ataupun biru dan ungu.
4. Motif Batik Cirebon - Motif Burung Merak
Motif batik cirebon ini memiliki rona nan lebih elegan, seperti kuning emas dan coklat buat mempercantik gambar burung merak pada kain.
5. Motif Batik Cirebon - Motif Capung
Kesan ceria nan ditampilkan oleh batik cirebon bergambar kupu-kupu ini hampir sama dengan motif kupu-kupu. Hanya saja, rona nan ditampilkan ialah gradasi keunguan dan rona pink nan lembut.
6. Motif Batik Cirebon - Motif Ikan Laut
Hasil kekayaan alam Cirebon sebagai daerah pesisir ditonjolkan dalam motif pada batik cirebon nan satu ini.
7. Motif Batik Cirebon - Motif Kendaraan Kumpeni
Batik cirebon ini mulai berkembang setelah penjajahan Belanda. Gambar batik ini ialah mengenai berbagai alat transportasi nan dipakai pada zaman penjajahan Belanda, mulai dari sepeda, becak, pedati, hingga mobil tua.
8. Motif Batik Cirebon - Motif Wayang Arjuna
Untuk menunjukan jati diri sebagai masyarakat nan kaya akan khazanah budaya, maka pada batik cirebon tulis dan batik capnya menggambarkan Arjuna, salah satu tokoh dalam pewayangan.
9. Motif Batik Cirebon - Motif Batik Paksi Naga Liman
Seperti halnya batik Mega Mendung, batik cirebon klasik ini juga mendapat pengaruh dari budaya China. Hanya saja, motifnya juga mendapat pengaruh nan cukup besar dari budaya Hindu India dan Islam dari Persia India. Bisa dilihat dari corak motifnya nan menggambarkan adanya peperangan buat mencapai kemakmuran antara kebaikan melawan kejahatan.
Pada umumnya, warna-warna dari batik cirebon ini didominasi oleh rona kuning, hitam dengan rona dasar krem. Namun, sebagian lagi berwarna hitam, merah tua, biru, dengan rona dasar kain krem atau gading.
Unikbukan? Kalau tak percaya datang saja ke Cirebon, tentunya batik cirebon tersebut selain menjadi koleksi, juga bisa menjadi bahan buat membuat busana nan sangat menawan, khas para bangsawan Indonesia tempo dulu.