Dampak Negatif Globalisasi

Dampak Negatif Globalisasi

Globalisasi merupakan sebuah proses menuju sistem kehidupan nan lebih global, terbuka secara luas dalam berbagai aspek dan segi kehidupan manusia. Baik di bidang ekonomi, sosial budaya, teknologi dan sebagainya. Globalisasi merupakan ruang keterbukaan nan berdampak pada semakin luas dan bebasnya akses sebuah negara ke negera lainnya.

Globalisasi informasi merupakan salah satu bagian krusial nan sudah cukup dirasakan oleh manusia melalui adanya jaringan internet nan terhubung secara luas di seluruh dunia. Pengaruh globalisasi ini secara spesifik juga dirasakan oleh kalangan remaja sebagai kalangan dari usia panca roba atau peralihan. Usia nan rentan dengan budaya coba-coba dan memiliki rasa keingin tahuan nan cukup besar.
Akibat Positif Globalisasi

Adakah pengaruh globalisasi ini membawa akibat positif bagi kehidupan para remaja? Sedikit banyaknya tentu saja memberikan pengaruh dan perkembangan nan bernilai kegunaan terhadap sistem kehidupan. Meskipun di satu sisi, kita juga tak dapat menampik adanya pengaruh negatif nan muncul dampak adanya proses globalisasi.

Berikut ini beberapa contoh bentuk pengaruh globalisasi nan bersifat positif terhadap kehidupan para remaja;

  1. Semakin cepatnya dominasi teknologi oleh kalangan usia muda maupun remaja Tak bisa dipungkiri, salah satu hal positif nan dirasa cukup baik sebagai akibat adanya pengaruh globalisasi di bidang teknologi ialah semakin cepatnya dominasi teknologi oleh para kalangan muda. Kita dapat membandingkan dengan golongan generasi terdahulu nan sampai saat ini tidak sporadis nan masih gaptek menggunakan fasilitas berbagai teknologi.
    Tapi tidak begitu dengan kalangan muda sekarang, era internet telah melahirkan para remaja nan cakap dalam dominasi berbagai bidang teknologi. Dominasi teknologi tidak lain akan memberikan akibat kemudahan terhadap sistem kehidupan manusia itu sendiri.

  2. Meningkatnya kreatifitas dan ruang berkarya para generasi muda Masuknya berbagai budaya asing sebagai bagian dari pengaruh globalisasi, serta berbagai sistem kehidupan ekonomi dari luar akan memperkaya ruang kreatifitas para remaja tanah air. Para remaja akan lebih terbuka wawasan dan daya pikirnya. Ruang belajar dan mempelajari nilai-nilai baru nan ia terima dari asing disatu sisi akan sangat berimbas pada daya kreatifitas para remaja.

  3. Mengenal budaya asing sebagai ruang pembelajaran. Tak selalunya sesuatu nan berasal dari luar negeri atau negara asing itu bersifat buruk. Kehidupan negara-negara maju merupakan kehidupan nan jauh lebih mudah, teratur dan canggih, dan itu dapat dipelajari sebagai bagian positif dari pengaruh globalisasi. Para remaja dapat banyak belajar dari lingkungan kehidupan negara-negara maju.


Dampak Negatif Globalisasi

Pengaruh globalisasi di samping memberi akibat positif tentu saja memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan para remaja. Pengaruh mana nan akan muncul, tergantung pada masing-masing penyikapan oleh individu terkait.

Berikut ini beberapa contoh pengaruh globalisasi nan bersifat negatif terhadap kehidupan para remaja;

  1. Mendorong para remaja buat melupakan aturan-aturan agamanya
    Tentu saja pengertian agamanya ini ialah opsional, dalam pengertian, anggaran Agama default, nan selama ini telah dipahami oleh leluhur remaja sendiri. Karena berkat pengaruh globalisasi pula, ajaran agama nan dipahami bangsa asing, juga ditularkan kepada remaja Indonesia. Anggaran generik seperti agama mengajarkan kedamaian, persatuan dan kesatuan sebagai warga Negara nan baik, atau agama menaruh pesan dan kesan nan kuat pada akhlak individu tergantikan, dengan pemahaman agama sebagai suatu gerakan politik. Dan hal semacam ini justru malah menjerumuskan remaja, pada satu titik point of no return. Karena mereka menganggap mengikuti ideologi agama nan campur aduk dengan politik ialah idologi nan benar. Dan tentu saja ini merupakan pengaruh globalisasi nan amat sangat buruk. Karena ikut pula merusak reputasi dan nama baik ajaran agama, nan seharusnya menjadi agama nan mendamaikan hati manusia, malah menjadi agama nan menyuruh manusia pada kerusakan, dan merusak hak orang lain.
  2. Hal nan cukup sulit dilakukan ialah mengimbangi pemahaman agama dengan kemajuan sains dan teknologi nan muncul sebagai akibat ruang globalisasi nan cukup luas. Agama terkadang dianggap sebagai penghalang kolot. Ruang kebebasan berbudaya nan diusung oleh semangat globalisasi terkadang membawa sebagian remaja larut dalam kehidupan hingar bingar tersebut. Agama sebagai anggaran hayati hanya diletakkan di masjid nan dihuni oleh para generasi tua. Remaja nan arif ialah mereka nan mampu menyandingkan globalisasi dengan agama nan mereka jalani. Persandingan ini akan menghasilkan pengaruh nan cukup baik terhadap perkembangan kualitas diri remaja bersangkutan. Pemahaman ini sama kelirunya dengan poin di atas. Pengaruh globalisasi, secara menyedihkan telah membuat skisma nan sama terjadi pada saat Eropa di abad pertengahan. Padahal dengan adanya internet, setidaknya muncul kebijaksanaan dan memandang disparitas dengan amat sangat positif, rupanya hasl semacam itu tak terjaminkan.
  3. Terkikisnya budaya dan adat lokal Segala sesuatu nan berasal dari luar negeri akan dianggap sebagai hal nan jauh lebih hebat ketimbang hal-hal nan berasal dari lokal. Akibatnya, banyak para remaja nan lebih berkiblat pada budaya asing ketimbang budaya sendiri. Baru kemudian sebagian orang akan bersuara jika budaya dalam negeri telah diambil oleh negara-negara asing. Pengaruh globalisasi telah mengikis rasa cinta pada keluhuran adat dan istiadat bangsa sendiri, lokal jenius dilupakan, padahal orang lain dapat berjaya, maksudnya bangsa lain dapat terlihat asyik dan beda, sebab mereka mengikuti dan meneruskan apa nan disampirkan dan disediakan oleh orang tua mereka terdahulu. Tentu saja ini dapat digambarkan sebagai perihal nan ironis. Misalkan, remaja sekarang dampak buah pengaruh globalisasi, lebih menyukai band band dan musik Jpop Kpop, nan pada prinsipya di negara asal mereka hadirkan dari budaya lampau. Dan lebih lucu lagi, rupanya hal nan sama terjadi pula di negeri asing. Banyak dari ahli budaya, misalnya Douglas Kellner, membelalak tak percaya, bahwa di sebagian anak muda Amerika Serikat, gaya hayati amerika mulai ditinggalkan, dan banyak di antara mereka memulai gaya hayati Asia, gaya hayati Timur Tengah, dsb. Rupanya ancaman pengaruh globalisasi kepada lokal jenius bukanlah ancaman kosong melompong. Melainkan pula konkret adanya.
  4. Politik Interest. Ini ancaman tak kalah nyata. Karena dengan mengirimkan atau melancarkan suatu kultur nan merusak pada bangsa lain. Seperti kultur intoleran, kultur kekerasan dalam agama, kultur menganggap bahwa ajarannya paling benar, melemahkan sendi sendi bernegara, dan disisi lain membuat para eksploitator negara lain jadi bertepuk tangan karenanya. Negara nan integritasnya lemah sebab banyak berkelahi satu sama lain lebih mudah di atur di bandingkan dengan negara nan kuat persatuan bangsanya.
  5. Thomas Friedman menengarai bahwa ada motif terselubung Ekonomi. Dibalik pengaruh globalisasi. Karena semua budaya nan saling di bagi bagi itu, tak dibagi secara Cuma Cuma, melainkan pula di jual, diperdagangkan, dilabel kontrak, di copiright dan orang harus bayar mahal. Artinya pula budaya nan di perlihatkan saat tekanan globalisasi terasa begitu nyata. Hanya spesifik bagi mereka nan mampu membayarnya. Para patron budaya pun di bayar agar terlihat seperti demikian. Bechkam di bayar oleh Nike buat tampil bersama anak Mexico. Fabregas tampil bersama anak Indonesia buat menjajakan makanan anak, Ronaldo menjadi icon dari rambut higienis dan sehat.. segala sesuatunya dapat di akali, dan dapat di untuk untuk demi mengalirnya uang ke kas sebagian orang. Apakah tetek bengek globalisasi macam ini salah. Dalam suatu bentuk penafsiran, dapat dibilang, absah namun buruk. Karena ketidak adilan anggaran main, dan modal, menjadikan ajang global ekonomi dalam globalisasi berada dalam ketidak seimbangan. Para pemain besar dapat membayar segalanya, para pemain kecil mengais residu sisa.