Bahan Bakar Hidrogen - Mahalnya Biaya Produksi
Bumiku nan terhormat, apakah bahan bakar hidrogen benar-benar bisa menggantikan bahan bakar konvensional buat menjalankan mobil? Terlalu banyak kontroversi nan membuat bahan bakar hidrogen menjadi harus dipertimbangkan kembali sebagai bahan bakar masa depan.
Bahan Bakar Hidrogen - Langkah Revolusioner Meyer
Bahan bakar hidrogen nan mampu menjalankan mobil dengan memecah air menjadi hidrogen dan oksigen telah dipatenkan oleh Stanley Meyer dalam Method for the Production of Fuel Gas nan dipopulerkan dengan nama water fuel cell. Kejadian nan selamanya akan tercatat dalam sejarah ini terjadi pada 26 Juni 1990.
Langkah revolusioner Meyer memang perlu diacungi jempol. Bahan bakar alternatif harus dicari buat menggantikan bahan bakar fosil nan jumlahnya kian menipis. Sayangnya, asa global tentang keberhasilan temuan ini pupus dampak tewasnya Meyer sebelum sempat membuktikan kebenaran temuannya itu.
Saat hidup, Meyer pun menolak mempublikasikan temuannya di depan seorang ahli Prof. Michael Laughton dari Quees Marry, University of London. Oleh karena itu, pengadilan Ohio menyatakan temuan Meyer sebagai penipuan publik. Di Indonesia, kejadian serupa pun terjadi pada pemilik nama Joko Suprapto, nan menyembunyikan rancangan "bahan bakar hidrogennya" di depan publik.
Kontroversi Seputar Bahan Bakar Hidrogen
Berbagai pendapat mulai bermunculan saat beberapa inovasi mengklaim bahwa hidrogen memang bisa dijadikan bahan bakar pengganti bahan bakar fosil nan terbukti merusak lingkungan. Menurut beberapa pendapat nan pro hidrogen, hidrogen ialah gas terbanyak di alam semesta nan keberadaannya mencapai 75 persen di matahari dan ramah lingkungan.
Jadi, jika kemudian dapat dijadikan pengganti bahan bakar fosil, bumi akan terselamatkan dari imbas lingkungan nan merusak. Namun, baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan bahwa bahan bakar hidrogen sama-sama bersifat merusak. Penelitian ini dilakukan oleh ahli California Institut of Technology, Pasadena, AS.
Para peneliti ini berpendapat bahwa penciptaan bahan bakar hidrogen ini membuat suhu bumi menjadi lebih dingin, lebih berawan. Bahkan, menciptakan lubang-lubang ozon pada kutub-kutub bumi. Karena saat produksi masal gas ini, sekitar 10-20 persen gas tersebut akan memenuhi atmosfer.
Dari hasil simulasi komputer nan dilakukan buat menguji teori ini, ditemukan sebanyak 0,5 derajat Celcius penurunan suhu di lapisan stratosfer sehingga mengakibatkan lambatnya musim semi di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Tidak hanya itu, lapisan ozon kian melebar dan bersifat permanen.
Bahan Bakar Hidrogen - Mahalnya Biaya Produksi
Masalah lain pun muncul ketika menilik sisi biaya produksi buat membuat atau memproduksi sel bahan bakar hidrogen di dalam mobil. Sebagai contoh, Toyota dan Honda telah mengeluarkan biaya lebih dari 1 juta dolar buat memproduksi sebuah teknologi nan mendukung penghematan bahan bakar ini. Toyota berharap bisa menekan biaya buat mengeluarkan sel bahan bakar hidrogen sebanyak 50.000 dolar pada 2015.
Melihat mahalnya biaya produksi, merealisasikan ide ini terlihat sangat sulit. Diperlukan biaya nan nisbi besar buat menyediakan sel pembuat bahan bakar hidrogen agar kebutuhan masyarakat akan bahan bakar ini terpenuhi.
Bahan Bakar Hidrogen - Kalah Bersaing
Jumlah stasiun penyedia bahan bakar ini pun sedikit (di Indonesia, bahkan, belum ada). Apalagi, perusahaan penyedia bensin atau solar niscaya tak mau kalah saing. Mereka telah memiliki jaringan nan sangat besar sehingga hampir di semua titik selalu ada stasiun pengisi bahan bakar.
Dengan hambatan nan begitu besar, apakah masyarakat akan tertarik buat menggunakan bahan bakar hidrogen jika memang bahan bakar ini akan dijadikan alternatif pemecah persoalan menipisnya jumlah bahan bakar fosil?
Bahan Bakar Hidrogen - Produksinya Menggunakan Bahan Bakar Fosil
Inilah nan terjadi di Amerika. Sebanyak 95 persen hidrogen nan dapat digunakan sebagai bahan bakar di Amerika masih diekstrak dari bahan bakar fosil atau menggunakan proses elektrolisis nan memakai tenaga bahan bakar fosil. Tentu saja, akibat negatif (mencemari lingkungan) nan ditimbulkan oleh bahan bakar fosil tak dapat dihilangkan begitu saja.
Bahan Bakar Hidrogen - Bagaimana dengan Indonesia?
Sudah siapkah Indonesia mengganti bahan bakar fosil dengan hidrogen? Bagaimanapun, banyak sekali hambatan (di luar persoalan kontroversi) nan perlu dipikirkan masak-masak. Bagaimana dengan Anda?
Mobil Bahan Bakar Hidrogen Diluncurkan di Inggris
Produsen mobil dari Inggris, Microcab, akan segara merilis pruduk mobil terbarunya nan memakai bahan bakar hidrogen . Pada akhir 2011, mobil terbaru dengan bahan bakar hidrogen nan bernama Mivrocab H2EV ini akan dipublikasikan dan dirilis pertama buat pasar otomotif di Inggris.
John Jostin selaku Managing Director Microrab menjelaskan bahwa mobil bahan bakar hidrogen ini akan dijadikan sebagai mobil masa depan. Mobil bahan bakar hidrogen ini merupakan mobil alternatif buat konsumen perkotaan di Inggris dan sekitarnya.
Pihak Microrab mengaku sangat bahagia sebab telah sukses meluncurkan mobil dengan bahan bakar hidrogen ke pasar otomotif Inggris. Setelah berhasil memasarkan molbil bahan bakar hidorgen ini di Inggris, produsen mobil dari Inggris ini rencananya akan memasarkan mobil bahan bakar hidrogen ke pasar otomotif dunia.
Dalam sekali mengisi bahan bakar, mobil dengan bahan bakar hidrogen nan bernama Microcab H2EV ini mampu menghasilkan tenaga 3kW dan jeda tempuhnya ialah 160km. buat mengisi bahan bakar hidrogen, mobil ini hanya memerlukan waktu beberapa menit.
Sebelum dilakukan peluncuran, mobil bahan bakar hidrogen ini terlebih dahulu akan dibawa ke Conventry and Birmingham Low Emission Demonstrator buat dilakukan pengujian kelayakan. Di sisi lain, mobil bahan bakar hidrogen ini memang hanya dibuat spesifik buat dipasarkan di Inggris, bahan bakarnya masih sangat sporadis atau langka, dan di negeri asalnya pun masih sangat langka.
Mobil Bahan Bakar Hidrogen Protesis Jepang
Seolah tidak ingin kalah dari Inggris, Jepang lagi-lagi menciptakan penemuan nan luar biasa, yaitu memproduksi mobil bahan bakar hidrogen nan pastinya lebih ramah lingkungan. Toyota, Honda, dan Nissan, tiga raksasa produsen mobil dari Jepang, akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan energi terkenal di Jepang buat meningkatkan produksi mobil-mobil dengan bahan bakar hidrogen nan ramah lingkungan.
Tidak hanya sekadar memproduksi mobil bahan bakar hidrogen, konsorsium perusahaan nan telah melakukan kolaborasi ini pun rencananya akan membuat stasiun pengisisan bahan bakar hidrogen di Jepang. Diperkirakan, kurang lebih sepuluh perusahaan energi, termasuk juga perusahaan penyuling gas alam dan distributor, diperkirakan akan mendirikan 100 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen pada 2015 di Fukuoka, Osaka, Nagoya, dan Tokyo.
Dalam pernyataan tertulisnya pada 14 Januari 2011, sepuluh perusahaan nan melakukan konsorsium ini menyatakan bahwa tiga produsen mobil Jepang (Honda, Toyota, dan Nissan) akan memulai produksi mobil-mobil baru nan ditunjang dengan Fuel Cell Vehicles (FCVs) pada 2011. Sebagai informasi tambahan, FCVs ialah teknologi terobosan nan mengkonversi hidrogen menjadi arus listrik. Teknologi ini tak akan menghasilkan polusi dalam apa pun juga kecuali uap air.
Produsen-produsen mobil terkenal di Jepang akan selalu berusaha menekan biaya pembuatan sistem dalam rangka memulai FCVs nan kemudian akan dipasarkan di Jepang, khususnya di empat wilayah metropolitan utama, pada 2015. Dengan tujuan buat menekan dan menurunkan jumlah karbon dioksida secara signifikan nan berasal dari transportasi, produsen-produsen dan distributor bahan bakar hidrogen melakukan kolaborasi buat menyebarkan pengenalan FCVs serta mendongkark pasokan hidrogen ke seluruh wilayah Jepang.
Walaupun mobil dengan basis listrik sempat menjadi pusat perhatian akhir-akhir ini, mobil dengan bahan bakar hidrogen dianggap sebagai alternatif nan lebih kuat. Tapi, tingginya biaya produksi dan tak bisa diperbaruinya sumber daya alam buat bahan bakar, dianggap sebagai hambatan utama. Toyota ialah penggagas pertama di seluruh global nan memproduksi mobil hibrida dengan menggabungkan sumber daya bensin dan motor listrik. Toyota berencana memproduksi mobil dengan bahan bakar hidrogen pada 2015.