Arti Nama Jodoh dalam Kitab Primbon
Jika posmo meliputi proses-proses dinamisasi, inovasi, konvoi feminis, emansipasi, dan humaniasasi, seperti nan sering dibicarakan para budayawan, mungkinkah kitab primbon mengambil bagian dalam upaya manusia buat mawas diri agar lebih manusiawi?
Apabila tradisi lama kita pahami sebagai perjuangan manusia buat memperbaiki kualitas hayati manusia Indonesia, mawas diri dengan kitab primbon dapat menjadi inti pokok kebudayaan kita.
Kitab Primbon di Indonesia
Secara etimologi, primbon itu berarti kitab. Kitab nan berisi ramalan masa depan atau karakter-karakter orang, juga memuat pandangan-pandangan psikologi Jawa nan dapat dijadikan pegangan buat mawas diri.
Namun, sayang manusia modern Indonesia sudah menganggap kitab primbon sebagai buku mainan. Mungkin ada nan percaya, tetapi nan tak percaya jauh lebih banyak.
Padahal, jika ditinjau dari historis-psikologis, orang zaman dahulu lebih bermoral dibandingkan orang-orang zaman sekarang. Masyarakat zaman dahulu masih percaya dengan hal-hal tabu atau pamali.
Manusia sekarang sudah sangat sporadis nan percaya dengan tabu atau pamali. Sehingga, semua ditabrak dengan alasan modernisasi. Namun, mereka tidak memberikan sumbangsih apa-apa buat global modern. Bangsa Indonesia ialah bangsa nan konsumtif dan latah dengan budaya asing.
Mereka dengan lantang berbicara, kita harus mengikis tradisi lama, seperti percaya dengan hal-hal mistis, salah satunya Primbon, sebab itu bagian dari kebodohan bangsa. Padahal, dari percaya hal-hal mistis, kita bisa banyak belajar, salah satunya ialah mawas diri. Dan, kitab primbon dapat kita jadikan acuan buat mawas diri.
Dalam kitab primbon, banyak diungkap asa buat mengangkat mawas dari dari taraf moralisme mengenai konduite manusia. Namun, perubahan zaman telah membawa perubahan fungsi primbon, nan mungkin dulu dianggap kitab suci, sekarang telah menjadi buku mainan.
Hal ini tebukti dari banyaknya primbon-primbon palsu nan dijual dengan isi ramalan nan asal-asalan. Malah, banyak situs internet nan membuka web tentang primbon nan berisi global setan. Seolah, primbon ialah kitab tentang mistis dan mengundang kemusyrikan. Jadi, bagaimana mungkin orang dapat percaya dengan primbon jika hasil nan tanyakan pada primbon dijawab dengan asal-asalan?
Primbon Menjadikan Mawas Diri
Kitab primbon nan sebenarnya biasanya ditulis oleh orang-orang pakar tirakat. Mereka nan mempunyai pandangan jiwa jauh ke depan. Kitab primbon biasa berisi tentang mimpi, tentang weton, tantang jodoh, tentang karier, tentang rezeki, tentang karakter manusia, atau tentang apa pun nan berkaitan dengan moralisme. Sebagaimana orang Jawa menyebutnya, kitab primbon ialah kitab mawas diri.
Mawas diri telah menjadi bagian dari akal sehat masyarakat Jawa buat masa nan lama. Dalam kepustakaan kebatinan, istilah primbon dikenal sangat luas. Misalnya, menyatakan adanya tingkatan-tingkatan kualitas pengkajian diri.
-
Nanding sarira , seseorang membanding-bandingan dirinya dengan orang lain dan mendaptkan dirinya lebih unggul.
-
Ngukur sarira , seseorang mengukur orang lain dengan dirinya sebagai tolok ukur.
-
Tepa sarira , seseorang mau dan merasakan perasaan orang lain
-
Mawas diri , seseorang mencoba memahami keadaan dirinya dengan sejujur-jujurnya
-
Mulat sarira , lebih dari mawas diri di mana menusia menemukan identitasnya nan terdalam sebagai pribadi.
Lima unsur buat menentukan jati diri dapat di lihat dari kitab primbon . Tentunya primbon nan dibuat oleh orang-orang pakar tirakat, bukan primbon nan dibuat orang-orang modern nan sudah banyak terkontaminasi budaya dusta.
Arti Nama Jodoh dalam Kitab Primbon
Orang tua memberi nama anak selalu berdasarkan perhitungan-perhitungan eksklusif sehingga diharapkan anak akan menjadi sosok seperti nan terkandung dalam namanya.
Nama itu merupakan doa orang tua, sehingga dituntut memberi nama nan tak saja enak didengar, tapi memiliki arti positif dan menjadikan seseorang mawas diri. Hal itu dikarenakan akan menjadi harapan, dorongan, dan inspirasi bagi anaknya kelak. Primbon jodoh pun pada akhrinya mengacu pada hal ini.
1. Primbon Jodoh - Huruf A
Huruf pertama dari nama depan seseorang, misalnya berinisial A, dalam primbon jodoh disebutkan orang ini tak terlalu romantis. Namun, bagi orang ini penampilan menjadi sangat penting. Orang nan huruf pertama dari nama depannya berinisial A juga dikenal sebagai orang nan tak terlalu terpengaruh dengan rayuan manis, menggoda bahkan nan memancing-mancing dengan menampilkan kesedihan.
Dalam primbon jodoh dijelaskan bahwa selain tak romantis, orang dengan inisial A ini pun terkenal tak terlalu peduli dan kurang perhatian. Tapi, semangatnya luar biasa. Apa nan diinginkan harus menjadi kenyataan.