Mudah Longsor

Mudah Longsor



Asal-usul Terjadinya Tanah

Seperti nan diketahui, tanah ialah berasal dari berbagai jenis batuan induk nan berubah struktur sebab adanya proses pelapukan kimia dan juga fisika . Struktur batuan induk kemudian hancur dan menjadi sebuah struktur baru nan sama sekali berbeda dengan batuan asalnya.

Dalam proses pelapukan fisika, dimana banyak terjadi pada batuan , nan paling berperan krusial di sini ialah derasnya curah hujan dan juga banyaknya sinar matahari nan terjadi pada permukaan batuan.

Proses pembentukan tanah dan jenis tanah juga ditentukan oleh organisme hayati nan berperan dalam proses pelapukan batuan. Waktu / lama pelapukan juga menjadi salah satu faktor pembentuk struktur tanah.



Tanah Andosol

Nama Andosol sendiri berasal dari kata Ando nan memiliki makna 'hitam'dan Sol nan artinya tanah. Tanah Andosol atau juga di sebut tanah vulkanis, punya karakteristik khas nan mudah dikenali. Warnanya nan gelap / hitam, abu-abu, coklat tua hingga kekuningan, berasal dari residu abu vulkanik dari letusan gunung berapi. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak ditemukan di daerah sekitar lereng gunung berapi.

Tanah jenis ini biasanya fertile dan bertekstur gembur hingga seperti lempung , bahkan di beberapa loka bertekstur debu. Sehingga petani menyukainya sebab mudah dalam pengolahan. Sangat ringan dicangkul dan pori-pori tanahnya memudahkan sirkulasi udara masuk ke akar tanaman.

Karena mengandung unsur hara sedang hingga rendah (N,P dan K) maka, kebanyakan petani memanfaatkan jenis tanah andosol buat fungsi perkebunan seperti teh, kopi, pinus dll.

Untuk fungsi pertanian, tanah ini banyak dimanfaatkan buat sawah, sayur-mayur, kembang potong, dan juga palawija.



Mudah Longsor

Walaupun memiliki banyak kelebihan, namun tanah andosol juga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan tanah Andosol adalah, sebab strukturnya nan gembur dan rapuh, maka tanah jenis ini sangat mudah terseret air hujan, angin dan longsor atau mengalami erosi.

Karena itu, petani banyak menyiasatinya dengan menggunakan sistem tanam berteras. Di antara sela-sela teras bertingkat itu biasanya ditanami rumput atau juga tanaman keras penguat teras.

Dengan berbagai cara tersebut, taraf erosi bisa dikurangi secara signifikan, dan petani bisa tetap memanfaatkannya secara maksimal.