Perawatan Aglaonema

Perawatan Aglaonema

Sekilas aglaonema layaknya tanaman biasa nan tumbuh di area perumahan. Namun, semakin lama warnanya nan bervariasi dengan bentuk daun nan rimbun membuat banyak pencinta tanaman hias memelihara bahkan membudidayakannya. Memelihara tanaman ini dapat dibilang cukup menyita perhatian Anda meski cenderung mudah.

Perhatian nan Anda berikan buat tanaman hias nan dikenal dengan nama Sri Rejeki ini akan mendatangkan laba nan luar biasa. Membeli aglaonema berarti menciptakan ladang investasi. Harga satu pot berukuran sedang dapat mencapai ratusan ribu rupiah. Tak heran jika banyak orang nan bukan pencinta tanaman hias sekalipun mau membudidayakannya.



Pembudidayaan Aglaonema

Ada nan bisa hayati di loka lembab dan tak boleh terkena matahari langsung. Ada pula nan hanya dapat hayati di loka kering dan harus terkena matahari setiap hari. Tidak heran jika tanaman ini sering dikategorikan tanaman ‘kutu loncat’. Terdapat kurang lebih 30 spesies tersebar di beberapa wilayah di seluruh dunia.

Jika ingin menanamnya, perhatikan suhu udara, kelembaban, cahaya dan lokasi tumbuhnya. Aglaonema bisa tumbuh di atas ketinggian 300-400 meter dari permukaan laut. Beberapa spesies ada nan tumbuh pada dataran rendah.

Aglaonema baik tumbuh di lokasi teduh dan tak terlalu sering diterpa cahaya matahari dengan intensitas 10 sampai 30 %. Suhu udara di sekitar lokasi berkisar antara 28-300 celcius pada siang hari dan 20-220 celcius pada malam hari. Dalam hal kelembapan, tanaman ini dapat menerima antara 50-70%.

Jika kelembaban di media tanamnya lebih dari itu biasanya akan muncul jamur atau cendawan nan bisa mengganggu pertumbuhannya. Ia berfungsi sebagai tanaman hias, tanaman ini banyak dipelihara dalam ruangan buat mengisi kekosongan keindahan di dalamnya.

Media tanam nan dipersiapkan harus bebas dari kuman atau bibit penyakit, memiliki ph 7, kuat dan tak mudah hancur. Kelembapan tersebut merupakan ph netral nan sine qua non pada tata cara tanaman eksklusif sebab mengandung unsur hara nan melimpah.

Berbeda dengan tanaman lain, aglaonema nan memiliki ph 6 atau 6,5 masih dianggap ph nan ideal. Selain itu, media tanamnya harus mempunyai kemampuan bisa mengeluarkan kelebihan air atau berporositas.

Porositas sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti kelembaban dan ketinggian media tanam. Porositas nan tinggi sangat diperlukan di wilayah nan memiliki curah hujan dengan intensitas tinggi dan berada di dataran tinggi. Sedangkan pada loka nan memiliki curah hujan rendah dan berada di dataran tinggi, media tanam harus dijaga agar tak terjadi kekeringan.

Meski tanaman ini tergolong tanaman nan cukup kuat daya tahannya, tetapi ia tak luput dari hama dan penyakit. Hama nan biasa menyerang tanaman ini di antaranya belalang, kutu putih, kutu perisai, ulat, kutu sisik dan root mealy bugs .

Penyakit-penyakit nan sering menyerang aglaonema antara lain :

  1. Virus

Waspadai aglaonema Anda nan daunnya berubah menjadi keriting dan berwarna kekuningan. Perubahan tersebut terjadi dampak virus nan menyerang klorofil serta menghancurkan jaringan lain dalam daun. Sulit mengobati aglaonema nan sudah terserang virus namun Anda bisa mencegahnya dengan melakukan kultur jaringan, penanaman biji, stek, pemisahan anakan serta cangkok.

  1. Layu Fusarium

Ph aglaonema dalam kondisi ini cenderung rendah sebab media tanamnya menjadi sangat basah. Gejalanya terjadi pada tulang daunnya nan berubah menjadi pucat.



Media Tanam Aglonema

Seperti telah dijelaskan sedikit di atas, tanaman ini dapat menggunakan media tanam nan majemuk tergantung pada jenis tanamannya. Ada beberapa jenis media tanam nan dapat digunakan, antara lain :

  1. Pakis

Akar pakis memiliki daya tahan nan cukup kuat, tak mudah rapuh, dan sangat baik dalam menyerap dan menyimpan air. Selain itu, drainase atau saluran airnya juga bagus, mudah berkembang, serta memiliki aerasi atau genre udara nan optimal.

  1. Kaliandra

Pohon nan daunnya mirip dengan tumbuhan putri malu ini mudah lembab sehingga seringkali ditumbuhi oleh kawanan cendawan parasit. Selain itu, ia juga mudah ringkih dan paling lama bertahan hanya sekitar 6 bulan saja. Oleh sebab itu, kaliandra sangat cocok dipakai sebagai media tanam di loka nan sedikit curah hujannya dan cenderung panas serta kering.

  1. Pasir Malang

Pasir malang mampu menyerap air dengan baik dan hampir menyamai pakis. Dengan begitu, ia lebih sering digunakan sebagai media tanam di loka nan banyak mengandung air dan cenderung basah.

  1. Cocopeat

Media tanam ini merupakan hasil olahan sabut kelapa. Cocopeat berwarna cokelat dan saat diperoleh masih dalam bentuk blok menyerupai cetakan batu bata. Cocopeat sangat baik digunakan di loka nan kering dan panas supaya media tanam aglonema menjadi sedikit lebih lembab. Meski ia bisa menahan air dalam jumlah nan nisbi banyak, cocopeat ternyata mudah rapuh.

  1. Sekam Bakar

Media tanam ini banyak digunakan sebab memiliki sifat nan steril dengan daya tahan mencapai 12 bulan. Meski begitu, daya serapnya terhadap air sebetulnya kurang baik. Maka dari itu, ia harus dipadukan dengan unsur lain nan mampu menyerap air. Genre udara dalam sekam bakar terbilang cukup baik.

Cara buat dapat mempergunakan media tanam nan tepat, Anda juga harus mengetahui kombinasi dan perbandingan nan tepat diantara kelimanya. Hal ini agar tanaman Anda tahan cukup lama dan tak mudah terserang hama penyakit. Kombinasi tersebut bisa diposisikan sebagai berikut :

  1. 3 : 2 : 1 buat pakis, pasir malang, dan kaliandra.
  1. 1 : 1 : 1 : 1 buat pakis, sekam bakar, pasir malang dan humus.
  1. 2 : 1 : 1 : 1 buat pakis, sekam bakar, pasir malang dan cocopeat .
  1. 2 : 1 : 1 : 1 buat palis, pasir malang, sekam bakar dan cocopeat.
  1. 5 : 3 : 2 buat cocopeat, sekam bakar dan kompos organik.


Perawatan Aglaonema

Setelah media tanam nan cocok dan proses penanaman dilakukan, jangan lupa buat merawat tanaman nan habitat aslinya berasal dari hutan hujan tropis ini. Fase-fase perawatan tanaman ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  1. Pemupukan

Dalam fase ini sama halnya seperti tanaman lain, aglaonema mendapat asupan nutrisi nan cukup. Anda dapat membeli pupuk spesifik buat tanaman ini. Jika tak ada Anda dapat juga menggunakan pupuk anorganik dan pupuk beragam dengan merek nan bervariasi.

Simak baik-baik petunjuk penggunaan pupuk agar komposisi nutrisinya sinkron dan cukup. Alangkah bijaksananya jika Anda memberi takaran rendah tapi sering ketimbang takaran tinggi nan hanya sesekali diberikan.

  1. Penyiraman

Dalam fase ini Anda perlu mencermati loka tinggal aglaonema nan dibudidayakan. Pada dasarnya tanaman ini membutuhkan air dalam jumlah nan cukup banyak. Lihat juga kondisi media tanamnya agar takaran penyiraman bisa disesuaikan. Siram tanaman ini sesering mungkin tapi jangan sampai ia tergenang dan akhirnya membuatnya lapuk.

  1. Penggantian Media Tanam

Seperti halnya tanaman lain nan membutuhkan pergantian suasana baru, aglaonema juga begitu. Gantilah media tanamnya setiap 6 sampai 12 bulan sekali buat menjaga kesehatan tanaman kesyangan Anda ini.

  1. Kenali Hama dan Penyakit

Kenali hama dan penyakit nan dapat menyerang tanaman nan tak berkambium ini. Hal ini dilakukan agar Anda dapat dengan cepat mengantisipasinya jika ada tanda-tanda terjangkit.